Tidak kusangka pria kasar itu tega membalas perbuatan iis...
#Flasback
"Terus kalo dia temen lo, masalah buat gua, gua engga peduli dan gua ada urusan sama dia. Jadi lo engga perlu tau siapa gua."
Aku pun terkejut dengan tindakan Iis yang cukup berani, seolah-olah dia tidak takut akan pria itu. Tiba-tiba sesuatu yang buruk terjadi begitu saja.
Iis menampar pria itu, dia tidak bisa menahan amarahnya. Dia tidak tahan atas perlakuan pria itu kepada sahabatnya akan tetapi pria itu membalas perlakuan Iis dengan mendorong tubuh mungil Iis dan pergi dengan menarik tangan Diana meninggalkan kantin.
#Flasback off
------------------Sejak kejadian minggu lalu hingga saat ini, Diana tidak masuk kelas. Bahkan telepon dan sms tidak dibalas olehnya, sebenarnya apa yang terjadi dengan Diana aku tidak mengerti. Aku dan Iis sudah mendatangi rumahnya tetapi rumahnya sepi tak ada seorangpun yang mengetahui Diana dan keluarganya pergi kemana.
Pagi ini aku memasuki ruang perpustakaan untuk memenuhi tugasku serta aku membuat ringkasan materi untuk Ana. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku ingin menoleh ke salah satu sudut tempat yang hanya berjarak 7 meter dari tempat ku duduk. Aku menatap seseorang, sepertinya dia pria dan entah kenapa aku penasaran dengan tubuhnya yang memunggungi ku seperti sedang melakukan sesuatu di salah satu rak buku.
Orang tersebut ternyata tidak sendiri dia bersama seorang wanita, wajahnya sepertinya familiar dengan ku. Belum sempat aku melihat wajahnya secara detail, tiba-tiba smartphone milikku bergetar tanda panggilan masuk.
"Hallo, assalamua'laikum kenapa is?"
'Wa'alaykumussalam, Kamu teh dimana la?'
"Oh, aku di perpustakaan is?"
'Iis tunggu di masjid kampus bisanya aja ya la'
"Oke, tunggu aku ya is, "assalamua'laikum"
'Wa'alaykumussalam'
Setelah ku selesaikan semuanya aku bergegas untuk datang ke masjid kampus, tempat bisanya kami bertiga mengadukan semua keluh kesah kami. 'Ahhh aku merindukan Diana, dimana dia sekarang.' Entah kenapa aku memikirkan kejadian di perpustakaan tadi, siapakah mereka?kenapa aku merasa kenal dengan salah satu dari keduanya. Tapi kenapa aku penasaran dengan pria yang memunggungiku ya. Sudahlah jangan dipikirkan lebih baik aku bergegas ke masjid saja.
---------------------
Setibanya di sana aku mencari sosok gadis mungil yang dapat menyebabkan polusi suara bila berada di dekatnya. Belum sempat aku menemukan sosoknya, sudah terdengar suaranya yang membuat kuping berdengung."Kilaaaaa......." sambil berlari menuju temannya itu.
"Iya Iis aku dengar, engga usah pake teriak bisa kan? Ini di masjid Iis"ucap ku sambil menatap Iis.
"Hehehehe... abis kadang kamu teh suka teu nyahut kalo Iis panggil" sambil memutarkan bola matanya.
Kami sama-sama memasuki masjid karena sudah memasuki waktu ashar.
Selesai sholat aku dan Iis tidak langsung pergi melainkan, kami selalu bertadarus walau hanya sebentar. Saat aku dan iis ingin beranjak dari masjid, aku mendengar lantunan suara yang merdu. Membuat hati ini terasa hangat dan seketika menghentikan langkahku, aku terdiam mendengarkan suara itu. Begitu merdu suaranya. Aku tidak tahu siapa yang memiliki suara itu. Biarlah aku mengagumi ini sendiri dan hanya kepada-Nya yang maha mengetahuinya.-----------------
Di kamar kostku, aku mulai mengerjakan tugas-tugas kuliah yang semakin menumpuk. Tapi aku mulai teringat siapa pria tadi, aku sungguh penasaran dengannya. Kenapa semakin di pikirkan semakin membuatku cemas ya? 'Ya allah semoga tidak terjadi apa-apa aamiin'
Jam sudah menunjukkan pukul 12 dini hari, aku bergegas menyiapkan jadwal untuk mata kuliah besok pagi.
---
Siang ini aku dan Friska sedang berada di sebuah toko buku, kami mencari buku yang sesuai dengan bahan tugas kami. Ah aku tidak sabar menanti liburan yang tentunya masih sangat lama.Selesai mencari buku kami pergi menuju rumah Friska untuk mengerjakan tugas kami.
"La masuk atuh dirumah engga ada siapa-siapa ini" sambil menarik tangan Kila
"Iya Fris, kita mau ngerjain dimana?"
"Di balkon aja la, kamu naik ke atas duluan aja, aku nanti nyusul"
"Oke deh Fris" Kila segera naik menuju balkon rumah Friska dan langsung menyiapkan segala keperluan untuk tugasnya.
Setelah berjam-jam lamanya, seorang pria yang mengenakan kemeja biru dongker dan celana bahan hitam datang menghampiri mereka.
"Neng, pintu rumah kenapa teu kamu kunci?" Ujar pria itu.
"Haduh, eneng lupa kunci pintunya a . Maaf atuh" ucap Friska sambil mencium tangan sang kakak.
"Yaudah atuh kalo gitu, lain kali ulah hilap nya, eh neg itu saha nya?" Ucap sang kakak sambil menatapku, ku alihkan pandangan ku dari pria itu.
"Oh kenalkeun, ini teh temen eneng a, namanya Kila" ucapnya sambil melihat aku.
"Kila kenalkan ini teh abangnya Friska namanya aa Darma" ucapnya sambil mengambil salah satu minum yang berada di dekatnya.
"Oh, yaudah kalo gitu nya, aa teh ke bawah dulu." Ucapnya sambil pergi membuka pintu penghubung.
"Kila kamu teh nanti pulang sama siapa? Disini kalo malem teh suka teu aya angkot" ucap Friska
"aku naik ojek aja kali ya fris, tapi bantuin aku cari tukang ojeknya ya?"ucap ku sambil memakan kripik singkong.
"Kalo teu, kamu di anter sama aa aja ya la, disini jauh dari pangkalan ojek"
"Engga usah fris, engga enak sama aa" ucapa ku menolak halus, aku bukannya tidak mau tapi aku dengan kakaknya Friska bukan Mahram sudah sepantasnya aku tidak boleh berdua dengannya.
"Ayolah la, nanti kamu pulang bagaimana?" Friska masih terus memaksa.
"aku dengan aa kamu bukan Mahram jadi aku tidak bisa pulang berdua dengannya, maaf ya friska engga bermaksud" aku takut Friska tersinggung dengan kata-kata ku,
"Tenang aja la, aku ikut kok buat antar kamu" ucap friska sambil tersenyum.
"Benarkah? Makasih banyak ya Friska" kami pun bergegas menyelesaikan tugas kami.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Friska dengan aa Darma mengantar diriku sampai ke tempat kost ku.
-------------------
Setibanya di Kostan, aku membuka handphone dan terdapat pesan dari iis. Aku bersyukur ternyata saat ini Diana berada dirumah iis. Aku langsung menghubungi Iis.
"Assalamualaikum, Iis?"
'Wa'alaykumussalam, ada apa atuh La?'
"Gimana itu Ana, sehat teu?"
'Iya La, sehat orangnya. Kamu teh jangan khawatir atuh. Besok teh kamu bisa dateng teu kamari?'
"Insya allah Is, aku bisa dateng. Kamu engga ada kuliah pagi kan?"
'Iya teu, besok teh kamu jangan nanya apa-apa dulu nya ke Ana, sepertinya teh Iis liat dia masih syok gitu La.'
"Iya atuh Is. Yaudah kalo gitu aku tutup ya. Assalamualaikum."
'Wa'alaykumussalam.'
.
.
.
.
Maaf ya kalo alur ceritanya kurang jelas silahkan vote and comment ya
Assalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati
RomanceTergelincir oleh alunan musik yang serasa menghangatkan jiwa, entah apa yang membuncah di relung hati ini tapi rasanya kian menyejukkan, membuat aku terlena oleh suara itu. Entah siapa yang sedang melantunkan suara semerdu ini. Tapi siapapun dia, di...