1997
Kota Creelph.
Sebuah kota kecil dengan penduduk yang sangat sedikit sehingga seluruh penduduknya hampir mengenal satu sama lain.
Sebuah kota yang kerap dibicarakan seluruh dunia karena kemisteriusannya. Kota yang sangat sulit ditemukan keberadaannya.
Salju pertama yang turun di Kota Creeplh seolah menyambut kelahiran seorang bayi perempuan.
Di kamar dalam sebuah rumah kecil, seorang ibu baru saja melahirkan anak pertamanya. Tanpa ayah, suaminya telah pergi dari dunia ini beberapa bulan lalu. Ditemani tetangga yang sekaligus sahabat baiknya,serta seorang laki-laki kecil yang merupakan anak dari sahabatnya.
Sang ibunda menggendong bayi perempuan tersebut dengan hati-hati. Ditatap putrinya itu dengan penuh kasih sayang.
"Shunnie..Shunnie Kleyford," bisiknya lembut kemudian mencium pipi bayi tersebut.
"Selamat, Shalls. Bayimu cantik sekali," Sahabatnya mengelus bahu ibu itu sambil tersenyum.
Sang ibu menoleh dan berkata,
"Shunnie. Namanya Shunnie," ujarnya dengan mata berbinar.
Laki-laki kecil berusia 3 tahun itu menatap mahluk kecil yang ada di dekapan wanita itu, karena penasaran, ia pun mendekat.
"Harry, say hi to Shunnie. She's your new friend, please take care of her. Okay?" ujar sang ibu sambil mengelus rambut coklat laki-laki kecil itu.
"Shu," laki-laki yang dipanggil Harry itu menyentuh tangan kecil Shunnie. Lembut.
Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamar kecil itu. Mereka bertiga menoleh ke arah pintu. Siapa yang bertamu?
Masuklah seorang pria berambut hitam yang sangat mereka kenal.
Semua penduduk Creeplh sangat mengenalnya.
"Nyonya Shallya, selamat atas kelahiran anak pertamamu. Anakmu dan Thomas Kleyford, right?" Ujar pria itu dengan senyum ramah.
Ibu dari si bayi mengangguk dengan gugup melihat kehadiran pria itu.
"Terima kasih, Tuan Oliver," ujarnya pelan.
Seseorang yang dipanggil Tuan Oliver tadi mengeluarkan tiga pucuk surat kemudian mengangsurkannya pada Shallya.
"A..apa ini?"
Tuan Oliver tersenyum hangat.
"Surat pertama adalah surat berisi pemberhentian pekerjaanmu, berhubung kau telah memiliki keturunan,"
"Surat kedua berisi pernyataan bahwa bayimu adalah tanggunganku sepenuhnya. Biaya hidup, biaya pendidikan, uang saku, aku yang menanggungnya,"
"Surat ketiga.."
Shallya mendekap bayinya erat. Wajahnya berubah jadi pucat, berkali-kali ia menelah ludahnya dengan paksa.
"Surat berisi perjanjian agar putri kecilmu akan bekerja padaku di usianya yang keenam belas. Pastikan kau menandatangani ketiganya dan menyerahkan ke kantorku besok pagi. Aku pulang dulu,permisi," Tuan Oliver mengangguk pada Sahabat Shunnie kemudian keluar dari kamar.
"Sungguh dia pria yang dermawan. Bukan begitu, Shallya?"
Shallya menunduk menatap bayinya sambil mendekapnya erat.
"Shalls? Apa kau baik-baik saja?" Tanya sahabatnya khawatir.
Wanita yang baru hari itu menjadi ibu menangis.
"Kau pasti bisa melewatinya, Shunnie. Selamat datang di dunia yang keras dan kejam ini,putri kecilku,"
A/n : Dedicated to her auliasnt bc this story is based on her dream, lol. Thankyou, ul!
Vomments? Engga susah kok mencet bintang:--) *butuh di apresiasi*
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Delivers
FanfictionShunnie bekerja sebagai pengantar ribuan koper yang tak diketahui apa isinya dan datang dari mana. Namun, siapa sangka jika mengetahui isi koper tersebut membuat gadis itu tak bisa lepas dari pekerjaan itu selamanya, bahkan nyawa mereka terancam? "G...