Chapter 9 : New Mission

43 4 1
                                    

Kami pun tiba di sebuah rumah sederhana, Niall langsung menyuruhku untuk turun dari mobil. Atmosfer di antara kami sedikit berubah menjadi canggung setelah kejadian yang..uhm,panas? Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat berusaha melenyapkan bayangan Niall yang sedang mencumbuku serta manik birunya yang memikat.

Niall berjalan ke arah pintu masuk dan mengetuknya. Munculah sebuah keyboard hologram dan pria pirang itu segera mengetikkan sandi-sandinya.

Aku tak tahu sekarang teknologi sudah secanggih itu.

Uh, tunggu. Rumah sesederhana ini, mengapa harus menggunakan password untuk memasukinya?

"Masuklah," Niall mempersilakanku masuk duluan.

Aku melangkahkan kakiku ke ruangan itu. Isinya luas sekali, berbeda dengan tampilan luarnya yang sangat sederhana.

"Ayo, ke sebelah sini," Niall berjalan mendahuluiku.

.

"Horan, siapa lagi ini?! Bukankah aku sudah bilang untuk tidak membawa jalang lagi ke rumah ini?" Pekik seorang pria berparas arab, kurasa?

"Astaga, Malik. Ia bukan jalang,jaga ucapanmu! Kenalkan, ia Shunnie Kleyford dan ia akan bergabung dengan kita," Niall melipat tangannya di dada kesal.

"Shunnie Kleyfor, kenalkan. Ia Zayn Malik, asistenku," ujar Niall.

"Uh,well. Hi?" Aku mengukurkan tanganku pada pria itu yang kemudian ia menyambutnya dengan ramah.

"Maaf jika perkataanku tadi menyinggungmu, nona. Kau tahu, pria pirang ini sering sekali membawa jalangnya kemari dan melakukan hal-hal tak bermoral di sini. Well, aku Zayn Malik," ujarnya ramah.

Aku melirik ke arah Niall yang sibuk menatap monitor besar.

"Zayn, apa perkembangan hari ini?" Tanyanya.

Zayn mengangkat bahu, "tidak banyak. Hari ini ada yang mengantar koper itu ke sebuah rumah makan dan laboratorium lain lagi,"

Niall melotot, "rumah makan?! Apa mereka gila?! Mereka ingin menjadikan potongan-potongan manusia itu sebuah steak?!"

Aku menelan ludah mendengarnya. Menjijikkan.

"Untuk laboratorium, sepertinya mereka ikut menjalankan penelitian mayat hidup," lanjut Zayn sambil mengambil buku catatan yang kurasa seperti catatan perkembangan dari pemantauan yang ia lakukan.

Niall melangkah ke arahku dan mendekatkan wajahnya ke arahku.

"Shunnie, selamat datang di tempat kami. Misi penggagalan usaha Tuan Oliver," ujarnya.

Aku menatapnya. Penggagalan.

"Tentu saja, tugas kita di sini adalah untuk membuat perusahaan itu bangkrut dan berhenti. Tugas pertamamu adalah apa yang terjadi di rumah makan itu, kau mengerti?"

Aku mengangguk pelan. Seakan terhipnotis oleh ucapannya, serta mata birunya.

Mukaku memerah.

"Dan satu lagi,"

"Hanya karena aku menciummu, bukan berarti aku menyukaimu. Ingat itu, Shunnie,"

Pendek? Pendek? Haha, gapapa.
I need to discontinue this one bc college lyf is sooo sucks 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who DeliversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang