"Sialan!"
Aku segera menutup koper itu kembali dan menguncinya. Syukurlah, koper itu bisa dikunci lagi.
Kuputuskan untuk duduk di lantai dan mengusap dahiku. Mengatur napasku kembali normal.
"Dasar gila. Apa itu tadi? Aku tak yakin sedang bermimpi. Tadi sangat nyata," gumamku.
"Shunnie? Kau sakit?" Harry datang tiba-tiba dan membuatku terkejut setengah mati lagi.
Apa semua orang di sini sedang menguji kesehatan jantungku?
"Tidak, Harry. Aku baik-baik saja,"
"Benarkah? Kau tampak pucat dan... napasmu terengah-engah?" Ucap Harry tak yakin.
"Tak apa. Aku sedikit takut tadi, ada kecoa yang terbang," dustaku.
Harry membelalakkan matanya dan segera melompat naik ke atas koper yang berisi kaki tadi. Aku ikut membelalakkan mata melihat aksinya.
HARRY KAU GILA DI DALAMNYA ADA KAKI MANUSIA?
"Di mana kecoanya? Apa sudah pergi?" Harry tampak ketakutan.
Aku memutar bola mataku dan kembali melanjutkan pekerjaanku dengan (berusaha) normal.
***
Malam harinya, Shunnie Kleyford ini memutuskan untuk...
kabur dari rumah.
Jadi, ke mana tujuanku pergi?
Tempat Liam kelihatannya tujuan yang bagus.
***
Tengah malam, setelah memutuskan untuk meninggalkan mom dengan penuh rasa bersalah aku mencari kendaraan yang bisa membawaku sampai ke tempat Liam.
Kupakai hoodieku untuk menutupi rambut cokelatku dan pergi menuju terminal bus.
Syukurlah, masih ada bus untuk pergi ke kota sebelah.
Apapun yang terjadi aku harus pergi dari pekerjaan itu.
Meskipun aku harus pergi meninggalkan mom.
Tidak. Aku hanya pergi sebentar, mom. Aku pasti akan kembali lagi untuk menjemputmu dan pergi dari kota itu.
***
Author's PoV
Sementara itu di tempat yang berisikan layar dan perangkat komputer, para pekerja di sana tampak sibuk dan panik.
"Aku mendapat datanya! Dia pekerja nomor 505!" Teriak seorang pria sambil mengetikkan sesuatu di keyboardnya.
Semua orang mendesah lega dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya di layar besar yang kini dihubungkan dengan perangkat komputer milik pria yang berteriak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Delivers
FanfictionShunnie bekerja sebagai pengantar ribuan koper yang tak diketahui apa isinya dan datang dari mana. Namun, siapa sangka jika mengetahui isi koper tersebut membuat gadis itu tak bisa lepas dari pekerjaan itu selamanya, bahkan nyawa mereka terancam? "G...