Bagian Tiga

65 5 0
                                    

.✖.
.
.
.

.
.
.

.
.
.

P e r d o n a m i
| b a g i a n |
t i g a
.
.
.

.
.
.

.
.
.

"Bahkan sekarang, semua mulai terpusat padamu. Seperti dugaanku dari awal."

!-!-!-!-!-!-!-!-!

"Bun, kenapa ayah belum pulang juga?" Salsa kecil kini telah bertumbuh menjadi bocah yang lucu sekarang. Dia sudah mengerti bermain bongkar pasang dan puzzle sekarang. Yang tidak berubah hanya rasa benci pada adiknya.

Bundanya yang sedang bertopang dagu menoleh. "Ayah masih repot, Salsa. Sabar dong"

Salsa hanya menghela napas panjang kembali. Ia sudah tak sabar menantikan sepatu barbie yang ayahnya janjikan kemarin. Segera Salsa masuk kembali ke dalam rumahnya, meninggalkan ibu dan adiknya yang masih berada di teras.

Tiba-tiba terdengar bunyi motor dari arah halaman rumah. Salsa bergegas menuju halaman dan di dapatinya Sang Ayah yang sedang menaruh helm-nya di kaca spion motor.

Salsa berlari memeluk Ayanya. "Yah, mana sepatu barbie yang Salsa minta kemarin?" Salsa berkata dengan tatapan berbinarnya.

Sang Ayah menatap putri sulungnya dengan tatapan sendu. Firasat bocah kecil itu pun mulai berbicara. Tanda ada hal-hal yang tidak baik. "Kenapa yah, ada kan bonekanya?"

Sang Ayah tersenyum. Lalu menggendong putrinya dan mendudukannya ke bangku teras. Sementara istri dan anak bungsunya tengah memperhatikannya, sang Ayah berbicara, "Salsa tau nggak ini tanggal berapa?"

Salsa mengernyitkan keningnya. Bingung. "Tanggal 2 Maret. Kenapa yah?"

Ayah mengusap-usap puncak kepala anaknya dan tersenyum. "Inget nggak, 2 tahun lalu tanggal 2 Maret ada apa?"

Salsa semakin bingung. Ah! Salsa baru teringat sesuatu! "Oh... 2 Maret tanggal lahirnya anak itu." Jari telunjuk Salsa menunjuk kaku Dinda, adiknya.

Ayah lalu berdiri. Mengambil bungkusan berwarna biru yang terbungkus rapi di motornya. Lalu menunjukan bungkusan itu ke Salsa. "Hari ini berarti untuk adik kamu itu, Salsa. Dinda ulang tahun. Tandanya dia sudah besar. Tahun lalu kan Salsa sudah dapat tas dan bonek barbie baru. Sekarang gantian Dinda ya, dapat baju baru." Sang Ayah tersenyum. Mengusap-usap pipi Salsa kecil lembut. Sebelum pergi menuju isteri dan anak bungsunya.

Yang Ayahnya tidak tahu saat itu; Salsa sudah bersumpah untuk membenci Dinda sampai mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PerdonamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang