Sayla's Shameful Day

36 6 3
                                    

Tak disangka cowo itu ternyata Alan. Dari hari pertama sekolahnya, Sayla bertemu dengan Alan. Sampai bosan Sayla melihatnya, rasanya hari-hari itu adalah hari sial.

Tiba-tiba Alan menengok ke sebelah kirinya, dan melihat Sayla yang sedang memperhatikannya, Alan hanya tersenyum kecil dengan mata tajam tertuju kepada Sayla.

Sayla dengan cepat melangkahkan kakinya masuk sekolah, dan menarik tangan Senya, agar temannya itu tidak melihat Alan. Karena Sayla sedang malas jika ada yang menyebut nama Alan, rasanya telinga itu mau pecah jika mendengar nama itu disebut. Apalagi sampai ada yang mengatakan kalau dia menyukai Alan ataupun sebaliknya.

"Senya kamu kenapa buru-buru sih? bel juga masih lama tau, apa gara-gara ada Alan?" ucap Senya terengah-engah yang masih berjalan cepat karena ditarik Sayla.

Sayla tidak menjawab perkataan Senya itu. "Lah ternyata dia liat Alan, malesin kan" batin Sayla kesal.

Sesampainya kedua remaja itu depan kelas, teman-temannya menyapa mereka. "Hai Senya, Sayla"

"Haiii" balas serentak Sayla dan Senya sembari berjalan kedalam kelas.

Melihat muka teman sebangkunya yang kaku, yang biasanya selalu murah senyum. Cintya merasa aneh, dan seketika Cintya menjadi seperti wartawan "Laaa, kamu kenapa? baik-baik aja? muka kaku gitu, senyum napa. Kamu lagi bete? atau kesel ke aku? atau ada kejadian yang menjengkelkan saat di jalan? Laaa, cepet cerita ke aku, kenapa? jangan diem aja"

Sayla melongo melihat teman sebangkunya itu banyak tanya, "Sejak kapan Cintya menjadi wartawan ya" batin Sayla heran.

"Cin, gimana aku mau cerita kalau kamu ngomong terus" jelas Sayla.

"Yaudah sekarang kamu yang ngomong" tegas Cintya.

"Engga ada apa-apa sih, cuma aku kesel aja tadi hampir jatuh pas turun angkot, tapi untungnya langsung dipegang sama Senya, mana pas masuk angkot aku kejedot lagi" ucap Sayla membual, dia tidak ingin berkata jujur kepada Cintya kalau yang membuatnya kesal itu Alan.

"Wah iya? Hahahaha pasti malu yaa" pekik Cintya diikuti tawanya yang meledak.

"Tawa aja sampai puas" balas Sayla tanpa senyum.

Tidak lama dari itu Alan sampai di kelas bersamaan dengan Pandu, mereka tidak sengaja bertemu di gerbang sekolah.

"Hai Alan" teriak Nindi sumringah. Alan hanya membalas dengan senyumannya yang manis itu.

Senya yang sedari tadi duduk, melihat Pandu baru datang, matanya langsung tertuju kepada Pandu tanpa ada kedipan dimatanya. Sayla yang melihat temannya seperti itu berniat menghampiri Senya dan ingin mengusili nya.

Sayla melambai-lambaikan tangannya tepat depan mata Senya. "Senya..... kamu liatin Pandu ya?"

"Hah apa? engga ko Laa" balas Senya terkejut, mukanya sangat merah seperti tomat.

"Kamu bohong, orang tadi aku liat, kasih tau Pandu ah haha" goda Sayla tertawa kecil.

"Ih jangan dong" balas Senya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya dehh" ucap Sayla dengan tersenyum lebar.

Alan dan Pandu pun berjalan menuju bangkunya. Tetapi, ketika Alan melihat Sayla sedang berbicara dengan Senya, Alan berniat untuk menggoda Sayla dengan mengungkit foto tidurnya kemarin. Alan yang masih menggendong tas di punggungnya pun berjalan melewati Sayla. Tiba-tiba ia membisikan sesuatu di telinga Sayla, "Hey kamu, yang kemarin tidur kaya kebo"

Sayla pun tercengang mendengar bisikan itu, dan langsung melirik ke arah Alan yang masih terus berjalan menuju bangkunya, "Kebiasaan itu orang, setiap lewat pasti ngebisikin yang ga penting" batin Sayla kesal, dan Alan hanya membalas tatapan Sayla dengan senyuman manisnya.
-----------------------------
"kringgg...... kring...... kring..." jarum jam telah menunjuk angka 7, bel sekolah pun berbunyi.

I Miss The Old, Happy MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang