04

1.9K 101 11
                                    

"Hei" sapa seseorang itu.

Hazel hanya diam menatap kedepan tanpa melihat maupun menjawab sapaan orang tersebut.

"Hazel, gua minta maaf ya. Gara-gara omongan gua kemarin, lo jadi di rawat disini."

Masih belum ada tanggapan dari Hazel.

"Gua harus ngapain lagi Zel biar lo mau maafin gua? Apa perlu gua salto di tengah taman ini? Gua si yaa ga masalah disuruh terjun juga dari lantai atas ke bawah. Tapi gua masih sayang nyawa gua sih. Tapi gapapa deh Zel, yang penting lo mau maafin gua. Abang rela kok neng terjun dari atas ke bawah, yang penting jatohnya di hati eneng ya. Ehehe"

Hazel yang mendengarkan celotehan tak bermutu dari orang itu hanya diam. Sebenarnya dia sedang menahan tawanya karna orang itu bicara dengan mukanya yang polos.

Lha nih orang pagi-pagi otaknya udah sengklek aja ya. Aduh please Hazel, lo jangan ketawa. Jangan ketawa ucap Hazel dalam hati sambil mempertahankan ekspresi datarnya itu.

"Yah Hazel mah masih diemin abang euy. Udah kali eneng marahnya sama abang. Abang teh ga bisa diginiin terus sama eneng. Sakit hati abang, eneng." Ucap orang itu dengan logat sundanya yg bisa dibilang cukup mahir dalam berbahasa sunda.

Gue ga kuat ucap Hazel.

"HAHAHAHAHAHAHA YA AMPUN DAVE LO HAHAHAHAHA ANJIR PERUT GUA SAKIT"

Seseorang itu, Dave, hanya melongo sambil membuka sedikit bibirnya.

Dia bingung.

Ini cewe, gila atau gimana ya? Batin Dave bertanya.

"Kok lo malah ketawa si, Zel? Kan gua lagi minta ma--" ucapan Dave terputus karena telunjuk Hazel sudah mendarat di bibir Dave.

"Udah Dave ngocehnya. Capek gua ketawa karna ocehan lu. Perut gua sampe sakit ini." Ucap Hazel sambil sesekali terkikik geli.

"Ehm Zel--lo--udah ma--afin gue?" Tanya Dave gugup.

Yaallah kuatkanlah iman hamba-mu ini yaallah. Jangan sampe hamba khilaf yaallah ucap Dave dalam hati sambil ber-ikhtifar tentu saja.

"Belom"

"Hah?"

"Belom gue maafin kalo lo ga beliin gua eskrim di kantin rumah sakit."

Dave tidak bisa menahan senyumnya, ia tersenyum lebar memperlihatkan ggi putih dan rapihnya itu.

"Yaelah itumah gampang Zel. Lo mau beli sama pabrik-pabriknya juga gua beliin. Asalkan lo maafin gua."

"Sok iye lo, najis."

"Becanda. Yaudah yok kita ke kantin." Ajak Dave sambil mengulurkan tangannya ke Hazel.

"Yuk." Tangan Hazel mengambil uluran tangan Dave.

Dave sebenarnya gugup. Tangan halus nan lembut sudah dia genggam dengan pelan, seakan-akan kalau dia terlalu keras menggenggam tangan Hazel, makan tangan itu akan rapuh.

At Hospital's Canteen

Setelah sampai kantin, mereka bedua langsung mencari meja kosong.

"Silahkan duduk, kanjeng ratu." Ucap Dave dengan sedikit bercanda.

"Apa sih lo. Udah ayok cepet panggil waittresnya" ucap Hazel dengan tidak sabaran. Terlalu bersemangat lebih tepatnya.

"Iya iya. Mbak!" Panggil Dave.

"Iya mas, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau pesan hot chocolate sama cheese cake nya 1. Lo mau apa Zel?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You ((HIATUS SEMENTARA!))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang