Hari ini seperti biasanya aku dibangunkan oleh suara alarmku. Ntah baru untuk yang keberapa kalinya alarm itu berhasil membangunkanku. Sial,jarum jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi ,setengah jam lagi aku harus menghadiri interview pekerjaanku dan kali ini tidak boleh gagal lagi, ntah sudah untuk keberapa kalinya aku melakukan interview sebuah pekerjaan. Dan ntah sudah berapa kali aku mencoba untuk melamar ke berbagai perusahaan. Rata-rata berhenti sampai di tahap interview. Tapi bagiku sampai pada tahap tersebut saja sudah membuatku sangat bersyukur.
Kini aku sangat tegang aku sudah berada diantara lima orang pelamar lainnya untuk menghadapi interview ini. Apalagi dihadapanku seorang pria paruh baya berambut botak dan seorang wanita berambut kriting lengkap dengan kacamatanya menatap kami dengan pandangan penuh selidik dan nafsu, tapi bukan nafsu diartikan secara negatif tentunya.
"Baiklah,saudari vika sapphira zain pelamar pertama yang akan saya tanya-tanya tentunya" ucap si kriting yang ntah siapa namanya aku lupa saat dia memperkenalkan dirinya tadi.aku tidak begitu memperhatikannya.
"Iya bu"
"Wah namanya panjang ya,saya bisa panggil anda dengan?" ucapnya sengaja menggantung kalimatnya.dan kulihat disampingnya si botak dengan serius juga sedang memperhatikanku.
"Vika,anda bisa memangggil saya dengan nama depan saya" sungguh rasa gugup sudah mulai menjalariku.kebiasaan sekali.
"Disini tertulis anda hanya lulusan smk dengan spesialis kejuruan administrasi betul?"
"Iya betul bu" aku mengangguk juga.
"Sebelumnya apakah anda membaca kualifikasi calon pegawai di perusahaan kami ini?apalagi disini tertulis anda melamar untuk bagian staff administrasi" dia menanyaiku sembari membetulkan kacamatanya. Kurasakan para pelamar disampingku menoleh kearahku.
"Iya bu saya tahu,tapi saya tetap ingin mencobanya,saya punya kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi yang tertulis dilowongan tersebut,dan lagipula saya sudah lolos tahap pertama yaitu praktek skill komputer yang saya kuasai" tanpa sadar aku sudah terlalu panjang menjawab pertanyaan si bu kriting tersebut.perasaan gugupku semakin bertambah.
"Maaf untuk mengatakannya tapi anda tetap tidak sesuai dengan standar kualifikasi karyawan di perusahaan kami"
"Tapi saya sudah lolos tahapan pertama,jika memang tidak sesuai buat apa hari ini saya berada disini melakukan wawancara dengan anda anda sekalian?" yaampun aku emosi banget.
"Jika anda memang berniat bekerja diperusahaan kami kuliahlah dahulu dan kembali kesini dengan gelar pendidikan yang lebih tinggi" kali ini si botak yang berbicara. Wah aku sungguh tidak tahu harus berkata apalagi.airmata mulai menggenangi mataku membuat pandanganku semakin mengabur.aku beranjak dari kursi tidak lupa untuk mengambil tas yang kuletakkan disamping kursi ku.kurasakan semua pandangan mata tajam memandang kearahku.
"Maaf tapi saya lelah untuk bersikap sopan,sepertinya saya membuang-buang waktu untuk datang kemari,sungguh yang benar saja" aku melihat keatas dan mengedip ngedipkan mataku menahan agar air mataku tidak jatuh."sepertinya tidur menjadi hal yang sangat berharga saat ini daripada datang ketempat seperti ini sungguh mengesalkan melihat kalian berdua duduk dan membicarakan tentang pendidikan yang tinggi,saya langsung keintinya saja karna tidak ingin mebuang waktu lebih lama disini,terima kasih telah tidak menerima saya untuk berkerja diperusahaan SAMPAH ini!" aku menekankan kata sampah diakhir kalimatku. Kulihat si kriting beranjak dari duduknya dan mulai mencak-mencak sembari menunjuk nunjukku.
"Dasar kurang ajar sekali kau ini pantas saja sampai saat ini kau masih menjadi pengangguran,dengan sikapmu dan kata kata kasarmu aku sungguh tidak kaget!"
Aku tidak menghiraukan si keriting yang terus mencak-mencak dibelakangku dan si botak yang mencoba menenangkannya.aku terus berjalan menuju pintu keluar membuja dan membanting pintu sekerasnya.aku berteriak.tidak mempeduliakan tatapan orang-orang yang terus melihatku.beberapa menatapku dengan pandangan mengejek seolah olah aku pencari kerja yang sangat sial dan beberapa lagi menatapku dengan pandangan kasihan.jujur aku sangat tidak suka dengan pandangan yang terakhir itu.
*
Sepulangnya aku hanya terus terdiam diatas kasur memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong hingga tidak menyadari hari semakin gelap.ibuku sudah beberapa kali memanggilku untuk makan malam.tapi aku terlalu malas untuk menyuapkan nasi kedalam mulutku.air mata menetes dipelupuk mataku.kalau harus jujur aku sungguh sangat sakit hati bagaimana mereka bisa membawa bawa pendidikan diatas segalanya tanpa mementingkan kemampuan juga tentunya.aku bukan orang yang cukup mampu untuk bisa bersekolah tinggi.ayahku sudah lama meninggal tepatnya saat aku kelas 6 sd, masih kuingat betapa histerisnya aku diacara pemakaman nya.para pelawat yang berdatangan juga sangat banyak karna kata mereka ayahku merupakan orang yang baik dan hampir tidak mempunyai musuh.ibuku saat ini hanya berjualan nasi uduk di pasar dekat rumah kami,pagi-pagi sekali beliau sudah sibuk untuk mempersiapkan dagangannya yang sudah dimasak pada malam hari sebelumnya.dan tentu saja banyak pelanggan setia yang berdatangan tiap hari membeli nasi uduk 'mak vika' begitu orang menyebutnya dikarenakan rasanya yang enak.dan tentu saja aku masih punya adik perempuan yang masih duduk dikelas 3 smp yg masih harus kubiayayai sekolahnya, ah! lengkap sudah hidupku ini.
Seketika lamunanku tersadar oleh dering telfon,dan ternyata dari salah satu sahabatku, febri.
"Vik gimana tadi interviewnya? Sukses gak lo?" suara lembut febri menyapaku diujung sana.
"Gatot alias gagal total feb" ucapku sembari memeluk erat boneka babi pink ku ini.
"Kok?kenapa?apalagi sekarang masalahnya? Lo ga tiba tiba kabur karna gugup kayak waktu itu kan?"
"Gak,bukan. Kali ini yah karna gue katanya sih cuma lulusan smk,pendidikan gue kurang tinggi katanya"
"Yaampun masih ada perusahaan kayak begitu jaman sekarang,memandang sebelah mata orang yang punya kemampuan tapi gak berpendidikan tinggi?" febri kedengaran sangat berapi-api.seperti biasanya.
"Adalah feb,ini gue bukti nyatanya kan" aku membenarkan letak posisi dudukku sembari memencet hidung babi ini.
"Gue bener bener turut berduka ya atas kegagalan lo yang kesekian kalinya kali ini"
"Lo niat menghibur atau ngeledek nih feb? Jangan bikin gue jambak jambak rambut lo ntar kalo kita ketemu ya" kudengar suara tawanya yang sangat puas.menyebalkan sekali.
"Tenang vik,gue nelpon lo bukan tanpa sebab nih,hmm lo mau gak gue bikin gembira lagi,ceria lagi?" kekanakan sekali pertanyaannya.
"Apaan lagi kali ini?nemenin lo shoping?" tanyaku.sungguh gak minat banget kali ini buat belanja belanja walaupun yah pasti nanti febri yang akan traktir.
"No no no .salah hehe" ucapnya sambil cengengesan.
Dengan kesal aku bertanya"apa?? Gue lagi gak mood nih main tebak tebakan"
"Cup cup gitu aja ngambek" lagi lagi dia tertawa."gue mau ngajak looo NONTON KONSEERR!!"
"Apaa?"
"Iya nonton konser anak band gitu di alun alun besok malam,tenang bukan band ecek-ecek kok.jadi mereka manggung tuh buat berpatisipasi dalam acara amal untuk korban banjir vik,sekalian beramal nyumbang sekalian segerin mata nih hehe"
"Gak ah nanti metal metal alay lagi vik" aku geli membayangkannya menonton konser dengan sekumpulan orang-orang aneh disekelilingku.
"Nggak akan .dijamin deh percaya sama gue .besok gue jemput lo jam 7 ya.inget jangan pakai gaun,nanti salah kostum lo haha" sumpah si vika nyebelin banget kalau sudah urusan meledek aku.
"Oke jam 7" ucapku malas.
"Oke .eh udah dulu ya vik ada dion nih kerumah.bye" vika memutuskan sambungan teleponnya dan kembali meninggalkanku dengan keterpurukan ini.malam,aku berdoa semoga cepat berlalu dan berganti dengan esok hari yang lebih membahagiakan.aku harap.aku sungguh mengharapkan esok kan lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejarmu Sekali Lagi
RomansaAku masih ingat pertemuan pertama kita, saat itu dibangku pertama sekolah menengah pertama, kedekatan yang kita lalui layaknya anak-anak seumuran tersebut. Hal-hal menggetarkan hati yang pertama kurasakan selama beranjak dewasa. Hingga hal-hal yang...