Ziya pov
Aziyya Zika Fatikha adalah nama ku. Aku seorang putri dari keluarga terpandang di Indonesia bahkan di dunia. Siapa yang tak kenal dengan keluarga Adama, bahkan tak hanya di Indonesia saja bahkan di luar negeri pun hormat terhadap keluarga ini. Alkhafi Al Adama adalah ayahku. Arafa Madan Al Adama (22 tahun) dan Ariza Zanif Zrafina Adama (19 tahun) adalah nama kakak ku. Ibuku sudah lama meninggal bahkan aku tidak pernah melihat wajahnya secara langsung, merasakan ASI nya, bahkan kasih sayang orang tua terutama ibuku pun tak pernah.
Sebenarnya namaku adalah Aziyya Zika Fatikha Adama. Namun sejak berumur 13 tahun aku tidak menggunakan nama keluarga itu, nama keluarga yang bahkan selalu menyakitiku.
Aku hidup di rumah besar yang terasa asing bagiku, meski aku anak dari pemilik rumah, namun tak ada yang pernah menganggapku ada di rumah kecuali para pelayan yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri dan paman Theo adik terakhir dari ayahku yang bekerja diluar negeri dan juaga keluarga ibuku bahkan tahu aku telah lahir. Bahkan aku tak pernah makan bersama keluarga aku hanya makan bersama para pelayan. Pernah sekali waktu itu aku berumur 6 tahun, aku makan dimeja makan, namun setelah aku duduk di kursi, mereka semua pergi meninggalkan aku sendirian semenjak itu aku tidak pernah makan bersama di meja makan. Aku pun tak pernah diberi fasilitas yang memadai, hanya kamar yang berisi kasur, alamari, kaca, dan toilet. Bahkan mereka (keluargaku kecuali paman Theo) tak pernah membelikanku baju, semua baju-bajuku di belikan oleh para pelayanku, walaupun tidak mahal tapi aku cukup senang. Aku pun sering membantu mereka di dapur oleh karena itu aku sangat pandai memasak.
Kakakku pun tak pernah berbicara padaku. Aku pun selalu bertanya apa itu semua salahku ? Kurasa ini semua sudah jalannya takdir. Mungkin hanya keluarga dan para pelayang dirumahku yang tahu bahwa aku adalah anak dari seorang Alkhafi Al Adama.Sejak kecil aku tak pernah mengenyam bangku pendidikan yang ada hanya para pelayan yang mengajariku (para pelayanku semuanya lulusan S1, kerenkan), walau begitu aku tergolong anak yang mempunyai IQ tinggi, namun yang tahu hanya para pelayanku. Aku seperti terisolasi dengan dunia luar.
Hari ini tanggal 3 maret 2016 tepat 15 tahun aku lahir, seperti tahun-tahun sebelumnya tidak ada yang pernah merayakan ulang tahunku, bahkan kakaku yang lebih tua dariku selalu dirayakan jika sedang ulang tahun. Aku selalu meminta salah seorang pelayanku untuk mengantarku ke makam Alm. Mamaku letaknya diujung kompleks perumahanku pagi-pagi, sekitar jam 3. Aku berangkat pagi agar tidak ada orang yang mengetahui kalau aku habis keluar. Sampainya di makam aku pun langsung berjalan menuju makam mamaku sesuai dengan arah jalan yang sengaja di buat untuk memudahkan pergi ke batu nisan mamaku, pelayanku pun hanya diam dan menangis dan mematikan baterai yang dibawanya.
" Assalamu'alaikum mama. Mama pasti kangen sama aku ( mengusap air mataku yang hampir jatuh). Maafin Ziya ya ma tidak pernah menjenguk mama.Ma tahu nggak mereka ( para pelayan) sangat baik lho ma. Ma nanti kalau aku ketemu paman Theo aku akan menagih hadiahku ma. Semoga Mama tenang dan bahagia di sana."
Author pov
Ziya pun membaca surah Yaasin sambil menangis, bahkan pelayan yang menemani ziya pun ikut menangis dalam diam karena mendengar suara merdu Ziya. Saat waktu menunjukkan pukul 4 pagi Ziya pun kembali kerumah untuk menunaikan Shalat subuh.
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi, Ziya pun beraktivitas seperti biasa di dapur rumahnya. Tiba-tiba semua pelayan menghilang meninggalkannya sendirian. Ziya pun mencari para pelayan ke semua ruangan dirumahnya tapi tidak menemukan satu orang pun. Kini tinggal gudang saja yang belum di periksa oleh Ziya. Ziya pun membuka pintu gudang dengan takut.