chapter 10 - Ancaman (Revisi)

2.2K 145 2
                                    

Happy reading❤
⬇⬇⬇⬇⬇⬇

[Awas Typo]

Mobil sedan biru berhenti tepat didepan gerbang rumah (Namakamu), setelah membayar taksi (Namakamu) masuk kedalan rumah.

"Asalamualaikum"

"Waalaikum salam, sudah pulang (Nam)" sahut Risna

"Iya bun,aku langsung keatas ya bun". (Namakamu) menaiki anak tangga menuju kamarnya

"Gamau makan dulu?".(namakamu) hanya menggelengkan kepalanya cepat sambil terus berjalan.

Skip kamar~

"Huuftt..cape ya sekolah kalo kaya gini terus" gumam (Namakamu) sambil menjatuhkan badannya diatas kasur. Ia memejamkan matanya sebentar untuk menenangkan pikirannya tapi pejaman itu berhenti ketika (namakamu) mengingat sesuatu. (Namakamu) bangkit dari tidurnya dan mengambil Handphone didalam tasnya. Ia membuka aplikasi BBM, karna ia teringat kalau chat dari Galang belum ia balas.

Via Bbm

(Namakamu)azzahra: siang ka,hmm..maaf ya baru aku bales,soalnya aku baru buka bm. Send

5 menit
10 menit
15 menit
20 menit

Sudah hampir 20 menit tidak ada notif masuk dari Galang membuat (Namakamu) jenuh membalasnya, ia kembali memejamkan matanya. Tapi tiba-tiba handphonenya bergetar

Galang Nugraha.k:Siang, sans ae.

'Gitu doang? Gue nunggu lama-lama dibalesnya singkat bgt? Kalau gitu nyesel gue bales' (namakamu) mendumel dalam hati, ia membanting handphonenya keatas kasur. (Namakamu) menenggelamkan wajahnya dibantal, rasa sesal dan malu menyelusup masuk kedalam hati (Namakamu).

Tok..tok..

"(Nam) ada temennya tuh" ucap Risna bunda.

"Siapa bun?" sahut (Namakamu) dari dalam kamarnya.

"Bunda lupa namanya sayang lebih baik kamu keluar dan temui dia" ucap Risna, tak lama pintu kamar (Namakamu) terbuka dengan (Namakamu) yang berdiri dibaliknya.

"Biar aku temui bun" ucap (Namakamu) ia melangkah membuntui Risna yang melangkah lebih awal menuju dapur.

"Dela? Hai ada apa?" tanya (Namakamu) ketika ia melihat Dela duduk diruang tamu. (Namakamu) mendekat dan duduk tepat disebrang Dela.

"Langsung to the point aja ya (Nam)" sahut Dela terdengar dingin dan sedikit serius.

"Iya Del langsung aja" sahut (Namakamu) dengan hati-hati.

"Jadi gini, gua datang kesini cuma mau kasih tau sama lo kalau lo nggak usah deketin gua sama Ara lagi. Lo tau, setelah di diagnosa ternyata Ara mengidap penyakit yang gue rasa itu aneh, dan penyakit itu akan kambuh jika dia banyak pikiran dan parahnya lagi penyakit itu bisa membuat Ara pingsan bahkan gila." Ucap Dela panjang lebar membuat (Namakamu) membulatkan matanya, ia benar-benar tidak menyangka kalau sebenarnya sahabatnya menyidap penyakit yang serius.

"Serius Del? Ara punya penyakit kaya gitu? Sumpah Del gue nggak tau kala—"

"Iya gakpapa gue juga baru tahu tadi, dan sebaiknya sebelum menambah parah, lo jangan deketin Ara lagi deh, kalau perlu kita pura-pura nggak saling kenal" sahut Dela

"Del? Gue nggak bisa ngomong apa-apa lagi". Air mata (Namakamu) turun dengan tiba-tiba, sebenarnya ada rasa bersalah dihatinya tapi ia merasa juga kalau dalam kejadia tadi disekolah bukan salah dia.

"Lo nggak perlu ngomong apa-apalagi, yang gua minta lo jauhin Ara sama gua. Kalau lo sayang sama Ara lo ikuti saran gua." ucap Dela.

(Namakamu) menarik nafas dalam-dalam, ada sedikit rasa sakit didalam hatinya.
"Kalau itu yang terbaik, oke gue bakal usahain saran lo" lirih (Nakmakamu).

"Satu lagi, mending lo jauhin kak Galang". Terdengar lembut namun bagi (Namakamu) bagaikan petir di siang bolong.

"Ke—kenapa?" tanya (Namakamu) terdengar gugup.

"Karna gua rasa lo nggak cocok sama KakGal, ohiya gua udah usahain buat deketin lo sama KakGal tapi...lo tau saingan lo berat-berat, cantik-cantik dan famous, sedangkan lo? Lo nggam ada apa-apanya dibandingkan mereka (Nam), jadi gua harap lo tau diri sebelum lo sakit hati sendiri". Ucap Dela. (Namakamu) benar-benar tidak menyangka Dela, sahabatnya yang janji bakal dekati dia dengan Galang, malah membuatnya jatuh kedalam dasar jurang yang sangat dalam.

Sekali lagi, (Namakamu) menarik nafas dalam-dalam, kini rasa sakitnya semakin besar bagaikan disayat-sayat oleh pedang, nasibnya mengapa seperti ini, sangat malang.

"Del tapi..hhhh oke, mungkin bener apa kata lo. Gue nggak ada apa-apanya dibandingak cewek-cewek yang suka sama Galang, gue nggak secantik mereka apalagi famous. Makasi Del lo udah kasih tau gue sebelum gue sakita hati karna harapan gue sendiri" sahut (Namakamu) terdengar sangat menyedihkan, ia berusaha tegar dengan semua ucapan Dela, mungkin itu bukan saran tapi lebih tepatnya Cacian.

"Ya sama-sam, karna gua kasian sama lo jadi gua kasih tau lo. Yaudah (Nam) gua kesini cuma mau ngomong itu doang, sebelumnnya maaf udah ganggu waktu lo, assalamualaikum" Dela bangkit dan keluar dari rumah (Namakamu), (Namakamu) hanya menatap nanar punggu Dela, (namakamu) menyeka air matanya dan masuk kembali kekamarnya.

"Berhasil, gua berhasil bikin (Namakamu) mau menjauh dari kak gal, dan Ara, selanjutnya gua tinggal ambil perhatiannya kak gal dan rebut hatinya" batin Dela setelah meninggalkan rumah (Namakamu)

--

(Namakamu) masih terdiam membeku, kata-kata Dela yang menyuruhnya menjauhi Galang masih sangat sempurna terngiang-ngiang ditelinga (Namakamu). Betapa sangat menyedihkan, disaat ia ditinggal sahabatnya, ia juga harus meninggalkan orang yang selama ini menjadi penyemangat (Namakamu) berangkat kesekolah.

"Lo benar del, lo benar. Gue nggak ada apa-apanya dibandingkan yang lain, gue cuma gadis cuek, kampungan, nggak famous da apalagi cantik" gumam (Namakamu) seraya menyeka air matanya.
.
.
.
bersambung...

Selesai direvisi pada tanggal 12 Dec 2017.

[1].Kakak Kelas//Completed [SHS 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang