Di hari senin yang masih pagi, aku ngirim pesan lewat BBM kepada Yaya:
"selamat pagi.. jangan biarkan hari senin yang menyebalkan ini memudarkan senyummu. Teruslah tersenyum, sisanya biar aku yang urus" kalimat itu aku copy dari seorang artis he he he.
Di zaman yang sudah canggih ini, Yaya membalas pesan BBm-ku lewat Video Call. Wow.
"selamat pagi juga.. iya aku nggak akan berhenti senyum kok, soalnya kita udah menghajar waktu berdua selama tiga bulan ini. Dan itu asik" katanya.
Aku bisa lihat senyum bangun tidurnya dari layar 4,7 inch handphone-ku. Aku pun keceplosan bilang "kamu cantik.." dia pun membalas "iyadong, gak kayak kamu, selalu jelek hihihi"
Candaan garing nya selalu bisa membuatku tersenyum.
Aku menutup perbincangan, karena mau tidur lagi.
"udah dulu ya, aku mau mandi dan ada urusan sebentar" kataku.Siangnya, setelah aku bangun dari tidurku yang ke-2, aku mendapat BBM dari Yaya.
"Rama, kalau nggak sibuk, bisa gak ketemu di taman yang biasa?"
Aku langsung membalas pesan BBM nya.
"iya, aku bisa, jam dua siang nanti aku udah nyampe sana ya.."
Aku pun langsung mandi dan berangkat. Berangkatnya setelah pakai baju, celana, jaket, dan sepatu.Sesampainya di taman tersebut, ternyata aku terlambat, jam di tanganku menunjukkan pukul 14.43. beruntungnya Yaya masih dijalan, jadi kami sama-sama terlambat.
Suasana di taman ini sedang sepi, mungkin karena sekarang hari senin, jadi sepi. Aku lihat sekeliling cuma ada tukang sapu. Bukan tukang sapu yang jualan sapu, tapi yang bersih-bersih taman ini pake sapu.
Waktu aku nungggu Yaya sambil duduk, aku diajak ngobrol sama tukang sapu itu.
"ngapain disini, dek?"
"lagi nungguin keajaiban, pak hehe" aku menjawab dengan nada bercanda.
"keajaiban apa ah? Kamu suka ngayal ya, dek?" tukang sapu itu ketawa.
Gak lama, saat itu juga Yaya datang dan aku langsung bilang ke tukang sapu itu: "tuhkan, pak, keajaibannya udah datang.."
"oh.. nungguin cewek toh, yaudah saya tinggal dulu ya, dek, mari.."
Aku membalas dengan anggukan mempersilakan.Yaya duduk disebelahku, kamipun memulai obrolan. Yaya nanya siapa orang yang barusan bicara denganku.
"oh itu tadi salesman lagi nawarin produk tapi aku tolak he he he" aku jawab.
"ih ngaco, mana ada sales bawa-bawa sapu" Yaya ketawa.
"Kan sales sapu.." aku jawab lagi. Terus Yaya ketawa.
Aku senang bisa lihat dia ketawa, dan beruntunglah aku karena belum pernah melihat Yaya cemberut selama tiga bulan hubungan kami."mau kemana kita hari ini?" kutanya
"nonton aja yuk, abis itu kita makan. Aku yang traktir deh.."
Aku bergumam "tumben dia yang traktir, biasanya kan bayar masing masing haha. Biar lah mungkin di hari ini ada yang spesial buat Yaya"
Aku setuju dengan kemauannya itu.
"eh bentar, ada apa nih hari senin ngajak ketemu? Biasanya kan hari minggu.." aku tanya lagi.
"nggak ada apa-apa, cuma kangen, kangen kamu hehehe"
Aneh dia bilang kangen kayak gitu, tapi gak apa-apa lah, aku senang. Aku juga kangen kamu, Yaya.Setelah melakukan semua kemauan Yaya, seperti biasa, aku nganter dia pulang. Sesampainya dirumah Yaya, hujan langsung mengguyur jalanan. Terpaksa aku harus neduh dirumahnya. Gak ada siapa-siapa dirumahnya. Nggak deh, ada si bibi yang jaga rumah.
Aku tanya Yaya dimana Ayah dan Ibunya, sudah lama gak ketemu.
"Ayah sama Ibu kemana? Kok gak liat" aku tanya.
"Ayah lagi survei rumah yang di Solo, Ibu ikut Ayah"
"oh.. terus dari tadi si bibi sendiri dong?"
"iya gitulah.."Waktu kami lagi ngobrol asik, si bibi datang membawa dua cangkir minuman. Dengan logat Jawa nya si bibi bilang: "di minum dulu teh manis angetnya, dek bro.." ya, itu panggilan akrab si bibi kepadaku, karena aku yang suruh.
Si bibi kembali ke dapur dan kami meneruskan obrolan yang tadi.
"kapan pulang dari Solo nya?" aku tanya lagi
"udah pulang kok, sekarang masih di Jakarta, mampir dulu kerumah Tante"Aku nyeruput teh manis.. "sialan, katanya nget. Ini mah panas.." kataku dalam hati.
Aku dibuat kaget sama Yaya pas dia bilang
"Lusa nanti aku pintah ke Solo.. mungkin ini hari terakhir kita ketemu"
Sekarang aku bisa lihat wajah sedihnya Yaya dan ini pertama kalinya aku melihat dia sedih. Aku ngelamun sebentar dan baru sadar kalau tadi dia bilang: "Ayah lagi survei rumah yang di Solo.." Jeng jeng..Gak ada air mata yang menetes dari mata Yaya, tapi aku bisa lihat mata Yaya berkaca-kaca seperti orang yang nahan nangis.
Hampir lima menit aku dan Yaya saling diam, lalu dia berpindah tempat duduk mendekatiku."maaf aku baru ngasih tau sekarang. Aku gak mau kamu bikin kamu kecewa, aku gak mau bikin kamu sedih karena aku mau pindah keluar kota. Maafin aku.." katanya.
Air mata Yaya pun menetes dan diapun memelukku. Aku masih diam, pundakku basah karena air mata Yaya. Aku pun mulai bicara:
"gak apa-apa, ini bukan salah kamu, Yaya. Gak usah minta maaf.."
Akupun memeluknya erat. Dia terus memelukku sambil terus mengatakan maaf berkali-kali. Aku melepas pelukannya dan aku suruh dia buat tenang. Aku suruh dia minum dulu teh manis yang asalnya panas itu, tapi sekarang udah dingin kok hehe.
"tenang aja, Ya, gak usah nangis lagi" kubilang.
Yaya Cuma mengangguk menandakan dia mengerti.
"ayo senyum lagi, aku belum liat senyum kamu malam ini.."
Perlahan aku bisa lihat senyum tipis di bibirnya.Yaya masih diam menenangkan diri, sedangkan aku diam melanjutkan lamunanku yang tadi.
Kami berdua dibuat kaget oleh suara petir yang keras. DAR! gitu suaranya.
Kami saling menatap dan tertawa lepas. Kami saling menertawakan wajah kami yang kaget karena suara petir barusan. Aku dan Yaya tak henti-hentinya tertawa, dan aku senang.
Tawa kami pun terhenti saat wajah kami saling berdekatan, aku bisa merasakan nafasnya, wajah kami semakin dekat, dan akhirnya kami pun..."Rama, bangun.. udah siang!"
"Iya, Bu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Si "Aku" (Roy & Rama)
ContoPerjuangan dua orang remaja yang mencari cinta selama 18 tahun menginjak planet bumi. Akankah mereka menemukan cintanya di akhir SMA ini?