Dear Abby,
Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan Abby ? APA KAU SADAR DENGAN APA YANG KAU LAKUKAN ? aku terbangun jam 8 pagi ini mendengarmu tergopoh-gopoh membereskan koper-kopermu. aku bingung awalnya namun akhirnya aku mengerti, kau meninggalkanku, kau tidak cinta padaku, kau tidak cinta padaku Abby, mengapa kau tega melakukan ini padaku ? kaulah satu-satunya hal yang kuinginkan di dunia ini, kaulah alasanku bertahan hidup, kau membawa secercah harapan bagiku saat kita pertama kali berjumpa.
kaulah alasanku bangun pagi dan melanjutkan hidupku yang menyebalkan. mengapa kau melakukan ini padaku Abby ?
beberapa detik setelah kau keluar dari ruanganmu, aku beranjak dari tempat persembunyianku dan membuntutimu dari belakang. aku menyaksikanmu melempar tas-tasmu ke bagasi lalu masuk kedalam mobil. aku tak akan membiarkanmu lolos Abby. aku berlari secepat yang kakiku mampu dan menghantam kaca mobilmu lalu menyeretmu keluar.
apa kau sungguh berfikir kau bisa lari dariku Abby ? aku harus memukul kepalamu keras untuk membuatmu tak sadarkan diri. kau terlalu berisik.
orang-orang yang tidak mengerti akan cinta kita mungkin melihat dan menggagalkan segalanya.
Well, aku juga sudah memikirkan hal ini sebelumnya, aku membawamu ke gudang di pinggir kota, aku telah memesannya sehari sebelum aku memutuskan untuk tinggal di apartemenmu, aku datang dan membuka kuncinya, lalu memelukmu dan menarikmu masuk kedalam bersamaku. kau masih belum sadar sepenuhnya, aku telah yakin bahwa ponsel disakumu sudah berada ditanganku sekarang, aku membaringkanmu di pojok lalu menelpon si pemilik dan bilang padanya bahwa aku sedang berada diluar kota dan lupa mengunci pintu gudang lalu meminta padanya melakukannya untukku, tentu dia setuju dan aku mengakhiri panggilan, kemudian membanting ponselmu kelantai dan menginjaknya berulangkali untuk memastikannya tak lagi berfungsi.
selang beberapa lama aku mendengar si pemilik datang dan mengunci pintunya.Berjam-jam kemudian kau mulai sadar, aku mendengarmu melenguh pelan dan menggerakkan kakimu. sesaat setelah kau benar-benar sadar, kau melihat wajahku dan menjerit sangat keras cukup lama, yang mana kemudian mereda dan berubah menjadi rengekan.
saat itulah kau melihatnya, satu-satunya hal selain kau dan aku ditempat kecil nan gelap ini, pisauku.
kupikir sudah jelas mengapa ia disana.
segera setelah kau menyadarinya, kau meraih pisauku dan menerjang ke arahku.
aku menatap matamu lekat dan bilang "aku cinta padamu Abby",
lalu merasakan sakit luar biasa dari sebilah pisau yang melesak merobek daging-daging di tubuhku, setiap tikaman yang kau lakukan padaku dengan segenap kekuatanmu, lubang-lubang di dadaku ini terasa begitu panas Abby.
aku ambruk kelantai, tertawa riang. namun darah yang terus mengalir keluar dari mulutku ini membuatku tersedak untuk yang kesekian kalinya.
aku melihatmu mundur beberapa langkah, gemetar hebat, kemudian duduk kembali di pojok ruangan.dan sekarang, dalam genangan darahku sendiri, aku kian tersedak dan aku sesekali melirik ke wajahmu, wajah yang selalu kurindukan. aku ingat saat-saat seperti ini Abby, saat dimana mata kita saling bertemu, namun kali ini kau menatapku penuh kebencian.
aku bertanya-tanya bagaimana caramu lolos dari semua ini, akankah kau gunakan pisau itu untuk mencabut nyawamu sendiri ? atau membiarkan rasa lapar membunuhmu perlahan ?
apapun pilihan yang kau ambil, kita akan mati bersama Abby. bersama sejak aku melihatmu pertama kali hingga ajal menjemput. tepat seperti yang kuinginkan.
dan saat kau duduk disana, menangis. aku tahu kau akhirnya menerima kenyataan ini.
Abby, inilah yang kuidamkan sejak dulu, kau mewujudkannya untukku. dan untuk itu, aku harus bilang terima kasih.Love, Jay
-The End-