Chapter III : Merobek Kartu

15 1 0
                                    


Chapter III : Merobek Kartu

Akhiri semuanya jika memang itu jalan yang terbaik.

"Jadi, ini tempatnya?"

"Ayo, masuk!"

Sebelum mereka memasuki pagar, Crimson turun dari kuda putihnya lalu menyentuh kepala sang kuda. Seberkas cahaya sempat terlihat di sekitar kuda hingga kuda tersebut menghilang.

"Pangeran Crimson, kuda itu...."

"Hanya hasil dari tehnik pemanggil binatang," jawab Crimson atas ucapan Arc tadi.

Mereka bertiga langsung memasuki pagar, berjalan menuju vila misterius yang diduga sebagai tempat dimana kedua orang yang mereka cari, Hoture Alexondria dan Scarlet Redflectos, disembunyikan oleh sang pelaku penculikan.

Suasana di sana begitu sepi dan sunyi. Hanya ada kelelawar-kelelawar yang berterbangan dengan suara berisik mereka, hembusan angin malam nan dingin begitu menusuk kulit, pohon-pohon dan beberapa tanaman yang telihat mati di sekitar vila, disertai kabut tipis yang menjadi hiasan nuansa sekitarnya.

"Nuansa seperti ini sudah biasa kulihat di film-film horor murahan," komentar Crimson sambil berjalan menuju vila, sedangkan Adrald dan Arc hanya bisa diam tanpa kata mendengar komentar Crimson.

Mereka pun sampai di depan pintu vila. Ketika Crimson hampir memegang kenop pintunya, insting vampirnya merasakan kedatangan seseorang. Bukan, tapi beberapa orang dari arah yang berbeda.

"Ada yang datang," bisik singkat Crimson.

"Apa?" ucap Arc merasa tidak jelas.

"Cih! Ikuti saja aku!"

Crimson langsung melompat tinggi ke atas vila diikuti oleh Adrald dan Arc. Rupanya mereka pergi naik menuju atap vila untuk bersembunyi sambil mengamati beberapa orang yang dimaksud Crimson. Mereka pun berjongkok sambil mengawasi ke bawah sana. Bersyukurlah kepada kabut yang berada di sekitar vila membuat mereka agak sedikit tidak terlihat dari bawah.

"Ada apa sebenarnya, Pangeran Crimson?" tanya Adrald.

Crimson menunjuk ke bawah. "Coba kalian lihat!"

Mata merah rubi Adrald dan mata hijau Arc melihat ke bawah. Di sana mereka melihat seorang pria dengan dandanan wajah ala badut keluar dari vila. Dari gerak-geriknya ia terlihat sedang menyambut orang. Ternyata ada dua orang berjubah merah berlambang pentagram di belakang jubah mereka dengan bagian kepala mereka ditutupi oleh tudung jubah, sehingga Adrald dan kedua rekannya tidak dapat melihat dengan jelas wajah kedua orang asing tersebut.

"Siapa mereka?" tanya Arc masih melihat kejadian tersebut.

Askard, pria berdandanan wajah ala badut, segera mempersilakan kedua orang asing tadi untuk masuk ke dalam vila. Setelah merasa aman, Crimson, Adrald, dan Arc langsung berdiri dari posisi jongkok mereka di atas atap vila.

"Apa kalian dapat mendengar suara pembicaraan mereka samar-samar?" tanya Crimson kepada Adrald dan Arc.

Arc hanya menggeleng, sedangkan Adrald menjawab, "Kami tidak bisa. Tapi, Anda seorang vampir tentu Anda bisa mendengarnya dengan jelas."

"Kalau begitu, ikuti aku! Aku akan mencari tahu kemana mereka pergi dengan cara mendengarkan suara mereka," perintah Crimson lalu berlari di atap tersebut disusul oleh Adrald dan Arc. Dengan kemampuan pendengaran vampirnya, Crimson tentu dapat mendengar jelas pembicaraan orang-orang dari jarak jauh.

Di dalam vila, Askard dan kedua tamunya tersebut baru saja sampai di lantai teratas vila setelah melewati beberapa rangkaian anak tangga. Seperti biasa, Askard selalu terlihat kelewat ceria ketika berhadapan dengan lawan bicaranya.

MythovaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang