Chapter IV : Memulai Perubahan (bagian 1)
Lupakanlah masa lalu dan mulailah membangun perubahan baru untuk masa depan yang gemilang.
"Kakak!"
Wanita berambut merah panjang itu langsung melompat ke pelukan pria dengan warna rambut yang sama. Pada malam itu, semua prajurit yang dibawa oleh sang raja saat ini tengah memeriksa seluruh vila yang sebagiannya telah hancur karena pertarungan untuk menyelamatkan dua jiwa yang hampir diserahkan kepada iblis.
Di halaman depan vila itulah mereka semua berkumpul. Sekarang, Maroon Redflectos bisa lega juga melihat saudarinya itu selamat dan saudaranya yang ikut menolong dalam keadaan baik-baik saja meski ia mengalami banyak luka-luka akibat pertarungannya dengan Askard.
"Syukurlah, kau baik-baik saja, Scarlet. Aku sangat mencemaskanmu. Tapi...." Maroon memperhatikan penampilan Scarlet dari atas ke bawah. Pria beranting di telinga sebelah kiri itu menepuk wajahnya dengan tangan kanannya. "Kenapa kau merobek gaunmu lagi? Padahal itu termasuk gaun yang bagus dan mahal, tahu?"
"Aduh, Kak.... Kau tahu sendiri 'kan kalau aku tidak suka memakai gaun? Gaun ini membuatku sulit untuk bergerak, jadi kurobek saja."
"Sudahlah, jangan mempermasalahkan soal gaun bodohnya Kak Scarlet itu. Yang terpenting sekarang adalah Kak Scarlet sudah selamat," timpal Crimson dengan wajah tak pedulinya.
Urat-urat persimpangan langsung muncul di kepala Scarlet. Wanita itu memandang tajam adiknya sambil berkata, "Maksudmu 'gaun-bodoh-Kak-Scarlet' itu apa, hah?!"
"Iya, tentu saja gaunnya sama bodohnya denganmu," jawab Crimson dengan santainya membuat yang kena jawab langsung marah.
"APA KATAMU?!!!"
"Husss.... Berhenti bertengkar! Kalian tidak malu di hadapan mereka?" Maroon langsung menunjuk Adrald, Hoture, dan Arc yang saat ini tengah bengong melihat kelakuan kedua adik sang raja.
Menyadari hal itu, Scarlet dan Crimson saling buang muka.
Maroon menatap ketiga pria tersebut lalu berkata, "Maafkan kelakuan saudara-saudariku. Mereka memang kadang saling bertengkar hanya karena masalah yang sangat sepele."
"Oh, tidak masalah, Yang Mulia," ucap Hoture sambil mengembangkan senyum tipisnya.
Adrald, Hoture, dan Arc memberi hormat kepada sang raja dengan cara membungkukkan badan dan menyilangkan tangan kanan mereka di depan dada. "Suatu kehormatan bisa berjumpa dengan Anda, Yang Mulia," ucap mereka bertiga serentak lalu kembali berdiri tegak.
"Ah....~ Sudahlah, tidak perlu seformal itu kalau di luar lingkungan istana. Aku bukanlah penguasa yang selalu merasa nyaman jika disapa dengan cara seperti itu disertai tanda hormat," kata Maroon.
Mereka bertiga ingat kalau Scarlet juga tidak suka diperlakukan formal seperti tadi, sikapnya sama persis dengan kakak sulungnya. Tapi, itu wajar karena mereka saudara kandung. Cuma...~ Tatapan mereka bertiga menajam ketika menatap sosok Crimson yang tengah bersedekap dengan angkuhnya. Tentunya tatapan mereka membuat sang pangeran bungsu merasa risih.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu seakan-akan aku ini teroris? Tidak sopan, tahu?!"
Tepat sekali! Dari sikap Crimson seperti itu telah mencerminkan bahwa pria dengan tatanan rambut rapi tersebut sangat ingin dihormati, tidak seperti kedua kakaknya.
"Nah, Kak Maroon, merekalah yang telah membantu Crimson untuk menyelamatkanku karena kebetulan teman mereka juga ditangkap oleh Askard," jelas Scarlet kepada Maroon.
"Oh, aku jadi ingin mengenal pahlawan-pahlawan yang ikut menyelamatkan adikku ini," kata Maroon seraya tersenyum kepada mereka dan tangan kirinya juga mengacak-acak rambut merah panjang Scarlet membuat Scarlet sempat risih dan berusaha menjauhkan tangan besar kakaknya darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythovania
FantasyAdrald Erlando harus menerima banyak kenyataan pahit yang ia alami. Dimulai dari kehilangan jiwa ayahnya, ibunya, serta paman angkat hingga seluruh orang yang ia sayangi. Semuanya telah hilang. Namun, ia mengerti bahwa keputusasaan hanya akan memata...