Serpihan Masa Lalu (part 1)

50 2 0
                                    

"Dengan ini Pengadilan Agama memutuskan Tn,Agler Gibran Basupati resmi bercerai dengan Ny, Ameira Fadella ulin." Suara hakim itu bergema di ruangan yang redam dan suyi. Suara ketukan palu itu pun tak luput menyatakan bahwa berakhir semua hal tentang ku dan Gibran.

Selesai sudah pernikahan yang ku perjuangkan, berakhir. Begitu pun jiwa dan hati ku hancur menjadi serpihan serpihan kenangan.

*******************************************

3 Tahun Kemudian,,,,,

"Mommy !!! mommy !!!" terdengar suara merdu malaikat kecil, suara yang selalu menenangkan hati ku, yang membuat Hidup ku selalu bearti setelah kejadian 3 tahun silam, dia kekuatan ku, dia hidup ku. Aldira putri Basupati , anak semata wayang ku, kehidupan dan jiwa ku.

"mommy !!! " panggil nya di dekat ku, membuat ku ter sadar dari lamunan ku,

"iya sayang, mommy dengar, tak perlu teriak begitu sayang" ucap ku sambil mengelus puncak kepalanya deangan lembut.

"No, mommy tidak mendengar dira memanggil, mommy sedang diam seperti boneka-boneka itu. " ucap aldira sambil menunjuk manekin manekin yang ada di butik ini. "Dan mommy tidak menjawab panggilan ku." Rengek aldira dengan manja.

Aku langsung memandangi wajah putri kecil ku mendengar apa saja yang baru dia katakan.

" oh Tuhan ku,,, anak ku baru saja usia 4 tahun tapi omonganya seperti orang yang sudah dewasa" gumam ku pada diri ku "aldira, siapa yang mengajarkan mu bisa berbicara seolah olah kamu sudah dewasa" Tanya ku membalikannya menatap ku.

" aldira selalu mendengarkan aunty Tiara berbicara seperti itu bila mommy sedang berdiam dan tak menjawab pertanyaan aunty Tiara" ucapnya dengan polos

Mendengar ucapan Aldira barusan, saat itu juga aku menatap Tiara di ujung meja seberang ku.

"Hey !!! mengapa kamu menatap ku seperti itu Ameira... " ucap Tiara pada ku, belum sempat Tiara melanjutkan ucapannya aku sudah memotong ucapannya " iya, mengapa aku menatap mu, kamu lihat dan dengar sendiri kan tadi nona Tiara apa saja yang barusan putri ku ucapkan" ucap ku pada nya dengan nada sinis.

" Ya... mengapa aku , adara putri kecil mu itu,terlalu cerdas makanya dia cepat sekali meniru apa yang dia dengar dan dia lihat" bantah tiara

"Stop!!!" terdengar teriakan yang membuat kami berhenti berdebat, aku dan tiara langsung menatap asal teriakan itu, ya siapa lagi kalau bukan Aldira Putri Basupati.

" Aldira..." belum sepat aku menyambung ucapanku tapi putri kecil ku sudah memotong nya " mommy dan aunty Tiara stop, telinga dira sakit mendengar mommy dan Aunty saat bertengkar ." ucapnya seolah dia sedang menasehati kami.

"oh Tuhan.... Sepertinya aku harus menjaga dan memindahkan anak ku ke lingkungan yang seharusnya. Dimana lebih banyak anak kecil yang seusianya, ia terlalu cepat dewasa. Karna mu Tiara" ucapaku dan menegaskan kata kata ku pada Tiara

" ha ha ha..." tawa tiara mengejek ku.
"haeei, Meira tak apalah dira seperti itu, kan hanya berbicara pada mu dan kami saja, dia pasti akan berbicara sopan dengan orang yang lebih tua padanya, ya tapi tidak untuk kita, hahaha" lanjut tiara.

" Tak apa gimana, tiara aku takut dia ke biasaan berbicara seperti itu pada orang lain nantinya, tolong tiara, kalau dira ada disini jaga lah ucapan mu tiara please," ucapku memohon.

" oke oke ameira, lagian di sekolah nya pasti guru nya sudah mengajarkannya tata krama dan sopan santun, iya kan babby?" ucap tiara,

"yes, babby tiara" jawab aldira polos sambil tertawa, aku kaget dan shock mendengar ucapan yang terlontar dari bibir kecil aldira

Serpihan JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang