Sementara temanku menghabiskan makan siangnya, aku memikirkan banyak hal. Segala jenis pertanyaan, muncul dalam kepalaku.
...Brain evolution? Sebenarnya, apa mereka itu? Apakah mereka itu sejenis penyihir? Penjahat? Atau apa?...
"Hoi! Apa yang kau pikirkan?" Sentak kawanku yang ternyata makanannya telah habis.
"Uhm. Bukan apa apa" jelasku dengan menggelengkan kepala
***
KKKRRRRIIIINGGGG!!!
Terdengar keras suara bell listrik pertanda waktu pulang telah tiba. Deringannya yang nyaring menggema ke seluruh pelosok sekolah yang pasti dapat didengar seluruh siswa dan guru.
Aku berjalan santai keluar dari pintu kelas yang terbuka lebar di belakang guru kami yang mengajar di jam terakhir saat itu."Hey, pulang bareng yuk"
Tiba tiba terdengar suara imut dari belakang. Aku menoleh dan melihat seorang siswi yang mengenakan tas ransel berwarna coklat dengan kaca mata menempel di wajahnya, Eca. Itulah namanya, dia adalah salah satu teman sekelasku.
"Eh. Maaf aku mau ke perpus dulu, ada yang ingin ku lihat" jawab ku menolak ajakannya.
"Oh begitu ya? Baiklah kalau begitu aku pulang duluan yah." Katanya dengan nada kecewa.
"Iya, maaf yah" sambungku dengan ekspresi menyesal.
Sedangkan eca hanya tersenyum dan berlalu dengan cepat. Aku melihatnya berjalan di koridor sekolah. Sedangkan aku berbalik dan berjalan ke arah sebaliknya. Tak ada seorang pun di sana, suasananya sangat sepi dan,,, Agak menyeramkan. (hahaha kelihatan banget kalau aku seorang penakut).
'Aneh, padahal baru saja bel berbunyi. Kok sudah sepi? Mungkin semuanya sudah pulang duluan. Tapi agak seram juga sih jika sesepi ini, aku tak pernah melihat sekolah yang kosong dan sesunyi ini.' pikirku dalam hati.
Tiba tiba aku merasakan hembusan angin dingin dari dalam ruang fisika di samping kiriku, sedangkan aku berada tepat di depannya. Aku tersentak dan langsung menoleh ke arah hembusan itu.
Aku melihat seorang siswi cantik yang terbaring di lantai dalam ruang laboratorium fisika itu. Tanpa berpikir lagi, aku langsung menghampiri gadis itu dan menggendongnya kearah ruang UKS. Posisinya yang berada di kedua tanganku membuat ku dapat melihat wajahnya dengan sangat jelas.
Matanya yang tertutup rapat dengan bulu mata yang lentik, pipi yang tembem dan lembut mirip seperti roti bakpao terlebih lagi bibir merahnya yang lembut dan ranum membuatku merasa aneh dan malu.
Aku akhirnya tiba di ruang UKS dan menendang pelan pintu yang tertutup karena kedua tanganku yang tak dapat di gunakan saat ini sehingga harus menendangnya agar dapat terbuka. Setelah pintu terbuka, aku langsung masuk dan merebahkan gadis itu ke atas tempat tidur UKS.
Terlihat jelas wajah bingung petugas kesehatan sekolah kami yang bertugas merawat setiap siswa yang di bawa ke ruang itu.
"Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?" Pertanyaan beruntun itu tertuju pada ku.
"Entahlah. Aku juga tidak tau." Jawabku lesu.
Perawat itu melihatku dengan tatapan bengis sedangkan aku cuma bisa menundukan kepala tanpa sepatah katapun. Gadis itu segera di periksa oleh perawat, sedangkan aku duduk di salah satu kursi dalam ruangan UKS itu. aku melihat gadis itu dengan tatapan kosong tak berarti.
Setelah selesai dengan gadis itu, si perawat langsung menuju ke meja kerjanya dan menulis sesuatu. Kemudian menyerahkannya pada ku.
"Berikan ini kepada kepala sekolah!" Katanya padaku.
"Ini apa?" Tanyaku.
"Sudah jangan banyk nanya. Kasih saja!" Timpalnya.
"Gimana keadaan gadis itu?"
"Dia baik baik saja. Bentar lagi juga bangun"
"Oh, gitu." Kataku mengakhiri percakapan kami.Aku memasukan catatan itu ke dalam saku lalu berdiri menghampiri gadis yang berbaring di kasur UKS dan masih belum sadarkan diri. Aku berdiri di sisi tempat tidur dengan memandang wajah orang yang berbaring di sana.
Terlihat wajah cantiknya yang lemas tiba tiba bergerak mengerutkan dahi sebagai pertanda ada yang salah dengan kepalanya.Tangan gadis itu bergerak dan langsung memegang dahi nya sendiri. Pasti ada yang salah dengannya, pikirku.
"Aku di mana?" Tanya gadis itu seraya melihat sekeliling.
"Di ruang UKS. tadi kamu pingsan di ruang lab.fisika" jawabku.
"Pingsan?" tanya nya heran. "Jangan mendekat aku berbahaya" sambung gadis itu seraya bergerak ke sisi lain dari kasur.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" Pertanyaan beruntun itu ku timpalkan padanya yang membuat gadis itu hanya bisa tertunduk.
"Dia salah satu brain evolution" tiba tiba suara itu terdengar sangat jelas dengan nada yang berat.
Seketika aku menoleh ke arah datangnya suara yang berada di belakangku. Terlihat seorang pria tinggi berambut putih polos merata, datang dari arah pintu ruang UKS. Tanpa banyak berpikir, Aku langsung berdiri terpaku menghadap ke arahnya.
"Ke.. kepala sekolah?!" Seruku tergagap.
"Bagaimana keadaan mu?"
Tanya kepala sekolah terhadap gadis yang berada di ranjang.Namun gadis itu hanya diam dan menatap bengis kepala sekolah seakan ingin segera membunuhnya.
Terasa hembusan angin dingin dari arah gadis itu. Matanya membiru seperti bongkahan es padat yang sangat dingin. Aku hanya diam dan melihat tingkah laku mereka. sebenarnya apa yang terjadi?
***
Next>>
_______________________Halo kawan kawan kawan^^
Nih ceritanya hanya kisah masadepanoh iya... maaf yah aku lama updatenya.. soalnya aku lagi ulangan jadi gk sempat buat novel...
Ok lanjut di chapter selanjutnya,,
jangan lupa vote, comen dan share ke teman fb kalian. Barangkali aja dia suka.
Add fb gw yah.
Setiady pdek faudzySee you :*