Aku mau curhat dikit sama kalian, hehe. Seminggu yang lalu, saat aku lagi jalan menuju rumahku tiba-tiba ada yang jegat jalan aku gitu yahh aku kaget takutnya dia mau berbuat jahat atau nggak dia mau begal aku. Tapi pas aku lihat muka orangnya ternyata oh ternyata dia ganteng sob, hehe. Aku cuma bisa bengong doang kaya orang bego wkwk.
Terus dia juga mau nganterin aku gitu, tapi aku tolak walaupun ganteng tapikan dia tetep orang asing. Terus dia juga kayanya tau itu salah, terus dia pergi gitu aja, aku cuma melongo bego tapi dia berhenti lagi sambil manggil aku ternyata dia minta Line aku terus aku mikir kasih apa enggak, akhirnya aku kasih tapi ID Line yang aku kasih salah. Akukan harus tetep was was dong, hehe.Yaudah sekilas curhatanku
Happy Reading ^_^
Ciya Pov
Sekarang aku berada didalam mobil Dava dengan situasi yang sangat absturd ini, aku dari tadi cuma bisa milirik Dava yang sedang fokus menyetir dan juga aku melihat luka yang ada dimukanya sambil meringis karena melihat mukanya yang banyak luka lebam dan sudut bibirnya berdarah. Apa dia tidak merasa sakit, kenapa juga tadi dia main pukul si Leo terus darimana juga dia tau kalo aku berada diapartemenya Leo, itu sungguh mencurigakan.
Lupakan dulu pemikiranku ini sebaiknya aku harus segera mengobati lukanya agar tidak infeksi."Dav, sebaiknya kita obatin luka kamu dulu, aku takut infeksi."
Dava menoleh kearahku dengan muka yang masih menahan amarah karena kejadian tadi."Kita kerumahku, aku ada obat buat luka kamu."
Dia cuma diam tidak merespon ucapanku dan tetap fokus menyetir."Dava kamu denger nggak sih yang aku ucapin!!" aku sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan kekesalanku.
"Kalo luka kamu infeksi gimana, liat itu sudut bibir kamu keluar darah!""Turun!"
"Ahh.."
"Turun, kita udah sampai!"
"Ini dimana?" tanyaku bingung karena ini bukan rumahku.
"Di apartemenku." Jawabnya santai. Sambil berjalan menuju kamar apartemenya.
"Kok kesini, kan aku mintanya kerumahku?" tanyaku bingung kenapa juga sih orang-orang suka banget ngajak aku keapartemenya.
"Tadi kamu bilang mau ngobatin lukaku?"
"Iya, tapikan obatnya ada dirumah bukan disini!"
"Aku juga ada obat!"
Pintu lift terbuka dan aku terus mengikuti Dava yang berjalan sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Dava berhenti didepan pintu dan langsung menekan kode apartemenya. Aku terus mengikutinya, sampai Dava duduk di sofa ruang santai sambil memejamkan matanya. Aku cuma bisa berdiri sambil melihatnya, wow dia sungguh keren dengan gayanya ini.
Tanpa sadar aku tersenyum seperti orang bodoh."Kenapa kamu cuma liatin aku, lebih baik sekarang kamu ngobatin lukaku!" Dava melihatku sambil mengucapkan perintah untuk segera mengobati lukanya.
"Oh iya, Emm... Kamu naro kotak obatnya dimana?"
"Didapur disitu ada kotak P3K."
"Okee tunggu sebentar!" kataku sambil berlari kearah dapur. Wahh... Apartemenya besar banget ini sih bisa buat ngajak nginep se-RT.
Setelah aku sampai didapur aku langsung mengambil kotak P3K dan mengambil air hangat untuk membersihkan lukanya."Kamu duduk ngadep aku dong, kalo kamu tiduran kaya gini aku susah ngobatinya." kataku setelah duduk di sebelahnya. Dava membuka matanya dan langsung menghadapku, Tanpa banyak bicara. Kenapa mukanya tetap tampan sih jadi pengen cium lukanya biar cepet sembuh hehe. Yaelah nih Jantung jangan disko dong didalem. Aku berusaha menenangkan diriku agar aku bisa fokus mengobatinya. Aku mulai membersihkan lukanya dan juga memberi obat agar lukanya tidak infeksi.
Dava cuma diam saat aku obati lukanya dan sesekali dia meringis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Test 1 2 3 Love
JugendliteraturGimana rasanya? kalo kamu dijodohin sama kembaran dari pacar temen kamu, yang punya sifat dingin kaya es di kutub selatan. Terus kamu juga ketemu sama Cowok nyebelin di bandara, yang punya keponakan lucu bin gemesin itu??? Kalo kalian penasaran mon...