Part 8

38 10 0
                                    

Ashilla dan Nayla sedang berbincang bersama pada saat jam istirahat di kelas, ya mereka memang tidak ke kantin karena Nayla yang katanya sedang mulai dietnya padahal menurut Ashilla postur tubuh Nayla sudah sangat standar tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk juga namun karena kemarin pacarnya Nayla berkata bahwa ia sekarang memiliki pipi yang sedikit mengembang maka dari itu Nayla mulai menjalankan aksi dietnya itu. Untung Ashilla hari ini membawa bekal jadi ia tidak harus ke kantin sendirian, bisa saja ia meminta Satria untuk menemaninya namun Ia tidak mau di bilang manja karena ke kantin aja harus di temani.

"Cil cil cil!" ujar Satria yang tiba-tiba saja muncul di hadapan Ashilla dan Nayla.

Ashilla hanya memasang wajah datar karena sudah biasa melihat Satria yang tiba-tiba datang dan membuat kerusuhan.

"Gue mau cerita nih Cil." ucap Satria dengan bersemangat.

"Cil gue ke toilet dulu ya." ucap Nayla karena Satria sedari tadi tidak berbicara dan ia juga tau kalau Satria butuh privasi untuk bercerita dengan Ashilla walaupun Satria tidak mengatakannya namun ia bisa melihat dari tatapan mata Satria. Nayla memang baru mengenal Satria sejak kelas 11 jadi belum terlalu dekat dan terbuka untuk berbagi hal-hal yang ia alami.

"Oke."

Satria berpindah tempat menduduki kursi Nayla. "Jadi mau cerita apa Tuan?" tanya Ashilla.

"Gue tadi ngeliat cewe cantik banget Cil." Ujar Satria dan kembali mengingat seperti apa rupa gadis yang ia temui tadi.

"Yaelah Sat cewe cantik di sekolah ini mah banyak kali. Di sebelah lo ini juga cantik." Ashilla memasang senyum termanisnya. Satria melihat ke sekelilingnya. Namun yang ia dapatkan hanya joko yang sedang tidur dengan air liur yang sudah menempel di jaket yang ia gunakan untuk menganjal kepalanya. Lalu Satria bingung dengan siapa yang Ashilla maksud cewe cantik itu.

Ashilla memutar bola matanya. "Yang gue maksud cewe cantik itu gue bodoh!"

"Kenapa sih Cil lu suka rolling eyes mulu, ntar mata lu kebalik tau rasa lu!" ucap Satria menceramahinya.

Ashilla langsung mengetuk-ngetuk kepala dan mejanya dengan bergantian."Amit-amit ih, lu kalo mau ngedoain gue yang bagusan dikit kek!"

"Aamiin hahahahha, eh btw apa tadi kata lu? Lu cewe cantiknya? Aduh coba tolong-tolong siapapun gue minta kantong plastik dong, pengen muntah nih gue." Ucap Satria sambil melambai-lambaikan tangannya seperti orang yang sedang kecopetan.

"Alah lebay lu. Udah back to topic tadi lo mau cerita apaan?"

"Ehiya gue sampai lupa kan sama niat awal gue kesini. Jadi tadi gue ngeliat cewe cantik di kantin dan lo tau? Dia orang yang gue tolongin kemaren, kayaknya sih anak baru disini." Ujar Satria.

"Orang yang lu tolongin yang mana?" tanya Ashilla bingung.

"Eh iya gue lupa" Satria menepuk jidatnya. "jadi kemarin yang pas lo sangka kalau lo itu gue tinggalin itu di pinggir jalan, nah padahal gue ga ninggalin lo tau! Tapi gue bantuin orang gara-gara gue denger ada yang teriak gitu kayak ketiban barang makanya gue langsung lari ninggalin lo."

Mood Ashilla menghilang sesaat waktu ia mengingat kejadian tersebut. "Terus ternyata cewe yang lo bilang cantik tadi itu pasti cewe yang kemaren lo tolongin." ucap Ashilla sebelum Satria melanjutkan ceritanya.

"Kok lo tau sih?" Satria mengerutkan keningnya.

"FTV mode on."

"Hah?"

"Lupain," balas Ashilla tidak ingin berdebat. "terus sekarang kenapa lo cerita kayak gini?" lanjutnya sambil membuka botol minum dan menengguk air yang di dalamnya.

"Menurut lo kalau dia gue targetin gimana?" tanya Satria pelan.

Ashilla tersedak air yang ia minum dan Satria langsung memberikan tisu yang kebetulan ada di mej Nayla.

"Seriously? Dengan cepatnya lo mau nargetin dia? Bahkan lo gatau namanya kan?" ucap Ashilla dengan nada yang menceramahi.

"Kok lo tau lagi sih kalau gue gatau namanya? Padahalkan gue belum cerita, atau jangan-jangan lo punya indera ke-enam ya ngaku lo!!" tuduh Satria.

"Klasik banget, dan gue ga punya indera ke-enam ya!" balas Ashilla tidak mau kalah.

"Okeoke tuan putri, back to topic jadi kenapa lo ngelarang gue ga boleh targetim dia?"

"Yang pertama lo mau nargetin dia Cuma karena cantik? Hello Bang Sat! Yang cantik banyak kali ya di sekolah ini. Yang kedua karena lo belum kenal dia ya beda cerita sih kalau lo udah lumayan kenal deket sama dia dan udah tau sifat dia kayak gimana. Yang ketiga kalo mau targetin orang tuh pake perasaan! Jangan liat fisik," Ashilla menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk melanjutkan kata-katanya.

"dan yang terakhir gue ga ngelarang lo targetin dia atau siapapun tapi gue cuma gamau aja sahabat gue yang katanya ngaku ganteng padahal idiot ini nyakitin anak orang dan lu nanti di bilang brengsek." Gadis berumur yang beberapa bulan lagi genap beurumu 17 tahun itu meneguk kembali minumannya karena tenggorokannya terasa kering setelah berbicara—lebih tepat mengasih saran atau nasihat kepada Satria.

Butuh waktu yang cukup lama bagi Satria untuk mencerna semua perkataan yang Ashilla ucapkan tadi. Karena memang terkadang otak Satria bekerja dengan sangat cepat dan bisa juga menjadi sangat lambat.

"Jadi menurut lo gue harus ngelakuin apa?" Tanya laki-laki tersebut dengan wajah polos.

Ashilla mendengus dan juga memutar kedua matanya secara bersamaan.

"Ya menurut lo aja ish, kenapa jadi lemot banget sih lo biasanya juga jago deketin cewe-cewe."

Satria tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Iya juga ya, kok gue jadi lemot gini sih Cil?"

"Tanyakan saja pada rumput yang sedang bergoyang dombret." Ucap Ashilla dengan asal.

Tiba-tiba saja Satria menepuk jidatnya dan teringat dengan Denish yang ia tinggalkan di kantin dengan siomaynya yang sudah habis itu dan juga belum sempat ia bayar karena ia tadi terlalu semangat untuk menceritakan segala sesuatu yang ia rasakan kepada Ashilla. Karena memang Ashilla-lah yang biasanya menjadi tempat curhatannya, ia juga sering bercerita dan meminta pendapat kepada bundanya namun tidak sesering ia meminta saran kepada Ashilla.

"Ya ampun, gue lupa Cil si Denish gue tinggalin tadi di kantin mana siomay gue belum di bayar lagi." Jelas Satria sebelum Ashilla bertanya.

"Kebiasaan."


Tok tok tok mentok, huaa ini part garing parah:( hahaaha awal2 emang gue gaada ide buat dibikin menariknya gimana,tapi malah udah kepikiran endingnya whahaha

semoga suka deh dan jangan lupa bikin bintang kecil yang ada di sisi bawah situ jadi berwarna orange ya:)

Love you x!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang