Selamat Tinggal Duniaku

175 8 4
                                    

"Hiks ... hiks ... hiks ... Sungguh bukan aku pelakunya Pak," aku terus saja menangis, air mata ini tak henti-hentinya keluar. Aku tak ingin membuat basan merasa kesulitan karenaku, benar-benar tak ingin. Tapi... Bukankah aku hanya bisa menyusahkan saja? Tentu jawabannya iya. Basan, maafkan aku yang tak berguna ini.

"Kau tak usah menangis lagi, sebentar lagi orang tuamu akan datang," ucap pak polisi di depanku. Dia tersenyum ramah, mencoba menenangkan diriku. Yah, setelah insiden di mall tadi, aku dibawa ke kantor polisi sedangkan mereka malah pergi meninggalkanku. Apa salahku pada mereka? Kenapa mereka sampai tega melakukan hal ini kepadaku?

"Zakura?" suara basan terdengar, membuatku seketika menoleh. Wajah beliau terlihat begitu khawatir. Padahal aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tak membuatnya merasakan hal itu lagi. Aku memang bodoh. Maaf, tak bisa menepatinya. "Kau tak apa nak?" basan menyentuh kedua lenganku, memastikan bahwa aku baik-baik saja. "Maafkan aku Pak polisi."-basan membungkuk dalam-"ini karena kesalahanku yang tak becus mendidiknya, tolong jangan salahkan dia. Dia masih anak-anak, masa depannya masih panjang. Tolong maafkan dia." lanjut basan terus membungkuk-bungkuk meminta maaf.

Aku hanya bisa terdiam, tak tahu harus melakukan apa. Bibirku kelu tak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Dalam hatiku, aku hanya bisa terus berseru meminta maaf.

"Ah, tidak apa-apa. Semuanya sudah selesai, basan bisa pergi sekarang," ucap Pak Polisi itu sembari berdiri, merasa tak nyaman dengan perlakuan basan.

"Terima kasih, sekali lagi terima kasih. Kalau begitu kita pergi Zakura. Basan sudah memasakkan makanan kesukaanmu," basan menuntunku untuk berdiri dan merangkul bahu kananku agar mengikutinya untuk berjalan.

Tiba-tiba saja langkahku terhenti di tengah jalan, entah kenapa jalanan ini begitu sepi nan gelap serta terasa sangat dingin bagiku.

"Kau merasa kedinginan?" basan melepaskan jaket yang ia kenakan lalu menaruhnya di tubuhku. Setetes air mataku jatuh dan yang lain mengikutinya.

"Basan, maafkan Zakura. Basan boleh menghukumku, ah, atau perlu basan pukul saja aku,"-aku mengambil tangan basan lalu membuatnya untuk memukul kepalaku-"yah, benar, begini," entah kenapa aku tersenyum. Namun, kenapa sekarang basan malah menangis?

"Selama ini kau pasti sangat menderita, maafkan basan," aku memeluk tubuh basan erat. Sungguh, aku tak ingin melepaskannya. Elusan-elusan lembut mulai kurasakan di kepalaku.

"Basan, maafkan aku."

.

❌ Diriku yang Sebenarnya ❌

.

"Ah, itu dia, seorang maling telah datang," aku hanya terus menunduk ketika suara itu terdengar di telingaku saat aku memasuki kelas, melangkah sampai akhirnya aku tiba dan duduk di kursiku. Hari ini aku tak datang lebih awal seperti biasanya, bukan karena aku merasa malu tapi entah kenapa aku merasa tak enak badan.

Semua murid yang ada di dalam kelas ini tengah berbisik-bisik dengan teman mereka masing-masing, pastinya sedang membahas tentang diriku. Seperti biasanya, Karin, Shion dan Konan akan langsung menyebarkan berita yang memalukan tentang diriku kepada semuanya. Mereka bahkan terlihat begitu bahagia? Yah, syukurlah jika mereka bisa bahagia.

"Hey, kau tak masuk penjara? Kukira kau akan ditahan," seru Shion kepadaku dan aku hanya meliriknya sekilas lalu menundukkan kepalaku lagi.

"Seharusnya kita tidak mengajaknya ke mall. Tempat berkelas seperti itu tak seharusnya ia masuki. Sudah kuduga dia akan mengambil salah satu barang mahal di sana,"-ucap Konan lalu ia melanjutkan mengemut lolipopnya-"awas, barang kalian juga bisa diambilnya," aku menghela napas panjang, itu kulakukan agar aku tetap tenang. Aku tak boleh terpancing dengan omongannya. Memangnya kau bisa menghadapi mereka? suara itu terdengar di telingaku, suara di dalam diriku yang menyindir diriku sendiri. Dan ia benar, aku tak bisa melakukan apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diriku yang SebenarnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang