So Embrassing

325 25 2
                                    

Kyungsoo terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah, tubuhnya bergetar hebat dan keringat yang membasahi bajunya. Ia bermimpi buruk, mimpi yang memperlihatkan ibunya meninggal dengan cara yang tak lazim. Ia mengatur nafasnya yang tidak teratur, sedetik kemudian ia menyibak selimutnya dengan kasar.
Kyungsoo bangun dan mengambil frame foto yang berada di nakas samping tempat tidurnya. Di dalam foto itu terlihat seorang remaja tampan mengenakan seragam SMP nya tengah memamerkan senyum dari bibir tebalnya. Disampingnya adalah seorang wanita yang ternyata ibu Kyungsoo tersenyum manis sambil merangkul remaja kecil itu.

Sudah beberapa malam ini Kyungsoo sering mimpi buruk tentang ibunya, dan itu sering membuatnya resah. Oke, katakan lah ibunya meninggal karna bunuh diri. Namun dibalik sebuah kejadian pasti ada penyebabnya. Ibunya memilih jalan bunuh diri karna beliau sakit hati karena sang ayah berselingkuh.

Dan setelah kematian sang ibu, ayahnya malah memboyong 'istri' beserta 'anak' nya datang kerumah. Bukankah itu gila? Bahkan anaknya lebih tua beberapa tahun dari dirinya. Mungkin ayahnya sudah berulang kali menyuruh Kyungsoo untuk memanggil wanita itu dengan sebutan 'ibu' dan anak itu dengan sebutan 'kakak' namun bukan Kyungsoo kalau ia menyetujuinya, nyatanya Kyungsoo tidak sudi dan menolak mentah-mentah dengan apa yg disuruh ayahnya.

Kyungsoo menghela nafas, ia merasa lelah dengan semua ini. Ia benar2 merindukan seorang ibu.

"Ibu... aku merindukanmu" gumamnya yg terdengar parau sambil menahan air matanya yg akan segera jatuh.

®

Suasana di ruang makan di kediaman Do terlihat hening, hanya terdengar suara pisau dan piring saja yang beradu. Dan terlihat beberapa maid yg berlalu lalang karna sibuk menjalani tugasnya.
Tuan Do, sang kepala keluarga berdehem karna baru menyadari bahwa salah seorang anggota keluarga nya tidak sarapan bersama.

"Dimana Kyungsoo?" Tanya Tuan Do. Walaupun dirinya dan anaknya sering berselisih, namun tetap saja ia menyayangi Kyungsoo walaupun anak itu membencinya.

"Molla, mungkin dia masih dikamarnya." Jawab Suho seadanya.

Tuan Do mengangguk pelan lalu kembali melanjutkan makanan yg sempat ia abaikan.
Tiba-tiba Kyungsoo sudah berjalan menuruni anak tangganya sembari kedua tangan nya ia masukkan ke dalam saku celana sekolahnya. Menambah kesan dingin dari seorang Do Kyungsoo.

"Kyungsoo, sarapanlah bersama nak." Ajak Ibu tiri ramah yg kini berstatus sebagai ibunya. Langkah Kyungsoo terhenti dan memandang ibu tirinya remeh.

"Apa aku harus menghabiskan jatah sarapanku dengan kalian?" Tanyanya sembari menuju meja makan. Tidak! Kyungsoo akan pernah mau sarapan bersama mereka. Tujuan nya hanyalah ingin MENYINDIR.

"Diam dan segeralah makan Kyungsoo, jangan mencari perkara." Ujar Tuan Do tegas, membuat tangan Kyungsoo mengepal dan mendengus sesaat.

"Makan saja dengan penghancur2 itu." Kyungsoo sengaja menekankan kata Penghancur, membuat sang ayah siap akan meledak kapan saja. Baru saja Tuan Do membuka mulutnya, tiba-tiba-

BRAK!!

Sudah habis kesabaran Suho kali ini, kali ini ia menggebrak meja makan dengan sangat keras membuat orang tua nya terkejut. Namun tidak untuk Kyungsoo, nyatanya pemuda itu malah menatap Suho datar. Nafas Suho tersengal menahan amarah, tangan nya sudah sering gatal karena ingin memukul telak wajah Kyungsoo karna pemuda itu berulang kali membuat Ibunya menangis karna perkataan pedas dari Kyungsoo.

"Kyungsoo, Do Kyungsoo." Suho menatap Kyungsoo tajam.
"Jika kau tidak ingin sarapan bersama itu bukan urusanku. Tapi yang membuatku marah kenapa kau slalu saja mencaci dan mencela kami! Kau, kau bukan manusia Kyung-"

"Cukup! Cukup Suho!" Perintah sang ayah bermaksud melerai kedua nya. Memang sebelumnya Suho tidak pernah menggubris perkataan Kyungsoo, namun tidak kali ini. Kesabaran Suho benar2 habis. Kalau tidak dicegah maka ia khawatirkan Suho tak segan2 untuk membunuh Kyungsoo.

"Tapi ayah dia akan seperti ini jika dibiarkan." Ujar Suho tak terima.

"Dan itu bukan urusanmu." Sela Kyungsoo dingin dan pergi begitu saja mengabaikan keluarganya yg semakin kesal dengan sikap Kyungsoo.

Suho yang masih emosipun tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya menghela nafas berat dan mengambil segelas air putih dan meneguknya cepat.

"Kapan dia akan segera sadar?"

®

"Hei Gaeun, hentikan! Kau sudah menghabiskan 2 mangkuk mie itu! Mie tidak baik untuk kesehatan bodoh!"
Gaeun tidak mau mendengarnya, ia terus menyantap ramen dikantin dengan lahap. Gadis berbadan tambun itu sudah menghabiskan 2 mangkuk mie pagi ini. Heol! Padahal ini baru pagi bahkan pelajaran pun belum dimulai tapi cacing di perut Gaeun sudah ganas meminta untuk di isi.

"Han Gaeun, apa kau tak mendengarkan kami?" Bentak Hyunmi kesal.

Mendengar omelan teman2 ny yg tak kunjung berhenti, membuatnya menghentikan makanya. Ia menatap teman2 nya secara bergantian lalu menghela nafas sembari meletakkan sumpitnya.

"Kalian ini kenapa?"

"Kau ini yg kenapa?! Kami memperigatkanmu. Lihat tubuhmu, sangat gendut. Hei, aku tak ingin melihamu obesitas." Gadis bernama Jung Hyunmi itu semakin kesal, walaupun ia galak namun ia sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Memangnya kenapa kalau gendut? Toh aku masih sehat."

"Kalau terlalu gendut jadi tidak sehat Han Gaeun!" Timpal Yoora sembari memukul meja di kantin. Untung saja cuman mereka berempat yang berada dikantin ini.
4 sekawan ini memang sudah lama bersahabat, terdiri dari Hyunmi, Gaeun, Yoora dan Raehee. mereka bersahabat sejak masih dibangku SMP, ya cukup lama lah!

Oke, back to topic!

"Terserah kau saja. Kami lelah memperingatkanmu." Raehee pun angkat bicara yg setelah sebelumnya sibuk berkutat dengan PSP kesayangan nya.

"Dengar ya, kalian perlu mengurusi berat badanku! Aku terima-terima saja kalau aku terlahir gendut".
Ujar Gaeun bangkit dari duduknya lalu pergi.

"Aigoo... benar2 anak itu!" Gerutu mereka satu persatu, memang seperti itu Gaeun jika sudah diperingatkan oleh sahabatnya. Gadis yg keras kepala, malas dan suka makan itu memang menyebalkan. Ia terlalu enjoy menikmati hidupnya tanpa tahu hal yg akan terjadi esok.

®

Gaeun benar2 kesal dengan ketiga sahabatnya. Menurutnya mereka terlalu cerewet seperti ahjumma2.
Gaeun saja yg gendut tak merasa terbebani, kenapa juga mereka yg ribet?
Kini ia sedang berjalan menuju kelasnya. Saat melewati ruang musik tak sengaja ia mendengar suara alunan tuts piano yg sedang memainkan lagu yang sangat ia kenali.

'Kiss In the Rain'

Perlahan Gaeun pun menghentikan langkahnya dan beralih pada pintu ruang musik yang sedikit terbuka. Tak ingin mengabaikan kesempatan yg ada, Gaeun pun sedikit mengintip seseorang yg sedang memainkan alat musik itu dari celah pintu tersebut. Ah, permainan piano nya sangat mengalun sangat indah. Sanking indahnya Gaeun pun tak menyadari kalau seekor laba2 sedang merayap di tangan nya. Merasa ada yg mengganggu di sekitar tangan nya, ia pun tak sengaja mengangkat tangan nya, dan...

"AAAA!!!"

Perlu diketahui Gaeun mempunyai phobia, ya... takut pada laba2. Gadis itu langsung berteriak histeria dan membuat gesture membuang laba2 itu dari tubuhnya hingga pintu itu terbuka dan membuat keseimbangannya oleng. Dan dengan tidak elitnya gadis itu pun jatuh dengan keadaan tengkurap.

"Aw..." rintihnya.

"Apa yg kau lakukan disini?".
.
.
.
Tbc
Vomment ya gaes~



In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang