"Nih." Lelaki bertubuh 175cm itu, menyodorkan segelas minuman bersoda ukuran medium, kepada cewek dihadapannya, yang menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Cowok itu berdeham sedikit, lalu mengangsurkan dirinya kesamping cewek itu yang langsung bergeser menjauhinya. "Daraaaa... Jangan marah sih, aku kan, udah minta maaf."Cewek yang dipanggil Dara itu, meliriknya sebentar lalu menbuang mukanya.
"Iyadeh iya, aku janji gabakalan lagi, telat. Suer." Katanya sambil, mengacungkan dua jarinya, membentuk peace. "Jangan marah lagi yaaa, lagian aku kan telatnya gak lama banget. Sebentar itu mah."
Ocehan cowok itu, membuat Dara langsung membalikkan tubuhnya dengan cepat, berhadapan dengan cowok itu dengan tatapan garang.
"Sebentar?" Dara membuka suara dengan pelan, namun tajam.
Cowok itu nyengir, ia lalu menaruh dua gelas minuman bersoda itu, keruang kosong disebelah kanannya, dan bergeser kearah kiri mendekati Dara.
"Yaaa... dua jam sih, tapi kan, itu bakal sebentar kalo kamunya dateng jam 2 pas. Kamunya kecepetan sih." Ocehnya dengan gaya kekanakan. Membuat Dara gemas.
"Kita janjian nontonnya jam 1! Kalo aku dateng jam 2, kayak kamu, sama aja gajadi! Kamu tuh emang nyebelin banget ya, heran!" Cerocos Dara, sebal. "Nih, nih, rasain!" Ia lalu mencubiti pelan lelaki itu tanpa henti, yang membuat lelaki terengah menghindari setiap cubitannya.
"Iya, iyaaaa. Udah Dara, ampuuuun. Buuu, tolong selamatkan saya dari cewek ganas, ini buu!" Jeritnya, membuat Dara makin sebal. Karena membuat mereka jadi bahan tontonan orang sekitar. Dara berhenti mencubitinya.
"Bikin malu!" Dara menyikut cowok itu, lalu berdiri dan berjalan pergi. Dara emang malu dengan sikap cowok bernama Axel itu, tapi itu membuat perasaannya menjadi cukup baik, setelah selama 2 jam dia meruntuki dan hampir menangis karena cowok nyebelin tersebut.
"Daraaaaa! Tunggu akuuu!" Teriak Axel, sambil setengah berlari dan terlihat repot harus memegang 2 gelas minuman bersoda, yang dibelinya untuk membujuk Dara.
Dara tersenyum kecil, mendengar teriakan Axel yang emang gapunya urat malu itu. Ia melambatkan sedikit langkahnya agar Axel dapat menyamainya.
"Hosh.. hosh.." Axel terengah disamping Dara, ia menyodorkan segelas minuman bersoda milik Dara. Yang langsung diterima olehnya. "Berenti dulu, Dar. Engap."
Dara menyedot minuman itu, tapi entah kenapa tak ada air yang masuk kemulutnya. Dengan keheranan, ia membuka tutup gelas tersebut. Kosong.Dara menoleh sengit kearah Axel, yang sedang menyedot tanpa henti. Axel menatap Dara dengan kedua alis yang terangkat dan bertautan.
"Kenapa ngeliatin gitu? Gapernah liat, cowok ganteng minum?" Tanyanya, polos.
"Ini abis, nyet." Kata Dara, sambil menunjukkan gelasnya yang kosong. Axel melihat gelas itu, sambil mengangguk-angguk.
"Kalo aernya abis terus kenapa? Namanya juga diminum. Pake laporan segala." Ujarnya, sambil mengipasi dirinya dengan tangannya yang bebas.
"Gue belom minum, bangke. Siniin punya lo!" Dara merebut gelas Axel, yang menyiskan sedotan dimulut cowok itu.
"Suka keterlaluan deh, tadi dibujukkin ditolak. Sekarang nambah." Celotehnya, membuat Dara tersedak. Membuat Axel panik.
"Uhuk, uhuk."
"Heh?! Kamu gapapa, Dar? Jangan mati disini, aku gak mau jadi tersangka!" Serunya panik. Membuat batuk Dara semakin menjadi, ia lalu mencengkram leher Axel dengan kedua tangannya."Mati gak lo, mati!" Dara menggoyang-goyangkan leher Axel ke kanan dan kiri.
"Pembunuhan! Ib-" sebelum Axel berteriak bikin malu, Dara menjepit hidung Axel dengan keras. Membuat lelaki itu tergagap. Setelah yakin, cowok itu bakal mencari oksigen lebih lama, ia melepaskannya.
"Dara, setan emang!" Sungutnya, sambil termegap. Dara tertawa puas.
"Mampus, lagian tengil."
"Gue kaduin mama gue luh!" Ocehnya, membuat tawa Dara makin menjadi.
"Pengaduan, dasar anak mama." Cibir Dara, Axel menyipitkan matanya.
"Emang anak mama, emang lu anak siape? Ah... iyaa, lu kan anak dugong!" Sahut Axel, membuat Dara melotot.
"Mau gue bikin mati beneran lo?!"
"Pak satpaaaamm..." Axel berlari menuju meja satpam didekat situ, membuat Dara tertawa kian menjadi.
♡♡♡♡