Dara sedang menyalin catatan Karen, teman sekelasnya -yang hilang entah kemana ketika dijemput pacarnya- saat chat dari Axel masuk.
Monyet: Setan kecil♡
Dara tersenyum kecut, lelaki kesayangannya setelah papa dan Andra, selalu membuatnya tersenyum meskipun lebih banyak dongkolnya. Ada chat baru lagi darinya.
Monyet: Aku kangen, tadi liat pak handoko botak, mirip kamu :(
Dara mendengus geli, monyet satu ini emang menyebalkan. Dara membalas.
Andara Pramesti: Eskrim buat kamu entar, batal! Bye.
Monyet: Dara tegaaaa, aku mau nelpon mama!
Andara Pramesti: Dammat
Monyet: Siapa tuh dammat? Cowok baru ya?! :"
Andara Pramesti: BERISIK! kuliah sana yang rajin, terus sukses jadi orang kaya. Biar bisa aku porotin selamanya.
Monyet: Kalo aku kaya, gak mau sama kamu. Aku mau nyari yang seksi kayak pak Handoko ({})
Andara Pramesti: Dasar LGBT.
Monyet: Iya nih, aku LG BT. Pak Handoko ngoceh terus didepan, gak jelas. Kayak dosen aja :(
Andara Pramesti: Emang dosen dodol! Axel bloon dasar!
Monyet: is writing a message
Dara menatap ponselnya, dengan senyum yang tak bisa ia hentikan. Axel. Entah kenapa pria ini, selalu bisa membahagiakannya.
Monyet: AKU KETAHUAN SAMA PAK HANDOKO LAGI NGOMONGIN DIA, DASAR DARA PENGADUAN. AKU BENCI KAMU.
Dara terbahak. Manusia bodoh yang satu itu, memang selalu saja mengatakan hal-hal yang ajaib. Btw, untuk informasi aja. Dara gak pernah kenal sama yang namanya pak Handoko, karena Dara dan Axel beda fakultas. Darimana letaknya ia bisa mengadukan kepada pak Handoko, sedang dia saja tidak tahu pak Handoko ini siapa...
"Duileh, Dara, girang amat lo." Tegur Karen, yang langsung menghempaskan badannya ke kursi sebelah Dara. Dara menoleh. "Monyet kesayangan lo lagi kan pasti, yang bikin lo kayak orang gila gini?"
"Gak usah bahas makhluk astral itu. Gimana lo tadi sama Rey? Lagi berantem lo?" Tanya Dara, sambil menaruh ponselnya dan melanjutkan catatannya. Ia mendengar Karen menghela nafas berat.
"Kenapa ya, Dar, cowok tuh kayak gitu?" Karen buka suara, membuat Dara menatapnya, bingung.
"Gitu gimana?"
"Iya, gitu. Gimana ya... Childish banget, mintanya dingertiin mulu, apa-apa harus gue yang ngalah. Capek gue, Dar." Keluhnya, sambil menarik nafas panjang.
"Minta dingertiin gimana?" Tanya Dara, sambil mengangkat alisnya.
"Ya gitu, Dar. Dia minta gue nemenin futsal, padahal besok gue harus nemenin Kenia, nyari kebaya buat wisuda SMAnya." Jawabnya, berat. "Dia emang pacar gue, tapi Kenia kan adek gue, Dar. Kenapa sih, dia gak mau ngalah?"
Dara terdiam. Ia ingat, besok adalah hari lomba futsal antar kampus. Dan Rey, pacar Karen adalah kapten tim futsal dari kampus mereka. Axel juga termasuk pemain futsal yang gabungan dari seluruh fakultas dikampusnya ini.
Bedanya, Axel malah keki berat kalo Dara dateng nonton ia bertanding atau latihan.
"Kalo kamu nonton aku futsal, aku gak bisa caper ke anak cheers yang bodynya pada kayak gitar spanyol nih!" Keluh Axel, saat itu. Yang langsung dihadiahi geplakan oleh Dara.