"Pegeeeel." Rengek Dara, sambil memijit kakinya. "Berenti dulu kek, Xel." Axel menoleh.
"Cupu banget sih, baru gini aja, pegel." Ejeknya, dengan tatapan mencemooh.
"Sialan. Aku mau naik angkot, ngikutin kamu bikin cepet mati!" Dara berjalan, kearah jalan raya, dari trotoar. Axel menahannya.
"Gabisa. Kita harus olahraga, biar sehat. Kamu tuh pemales banget deh, heran."
"Sehat biji mata kamu! Kamu emang gak waras, Xel! Kita dari senayan, jalan ke blok m kayak gini, kamu bilang biar sehat?! Manusia laknat!" Omel Dara, gak habis pikir sama cowok berkulit kuning langsat, yang kalo kena matahari gabisa item itu.
"Baru sampe blok m! Gak jauh ini mah, kamu hiperbola deh." Axel memutar bola matanya, "Barang-barang udah aku yang bawa semua, masih aja ngeluh." Dara menyipitkan matanya.
"Madep belakang." Kata Dara, Axel bengong. "Buruan, madep belakang!" Dara langsung memutar badan Axel, hingga membelakanginya. Dengan lincah ia naik kepunggung cowok yang beda 10centi dengannya itu. Tapi, sekian detik kemudian Axel roboh.
"Monyet! Berat banget!" Teriak Axel, terduduk. Dara menapaki kakinya ke tanah dengan selamat, lalu mengeplak pelan bahu Axel.
"Elonya aja yang lemah, cupu! Laki bukan? Ganti rok aja sana." Sahut Dara, nyebelin. Axel menghela nafas kesal.
"Sumpah ini anak, kalo gua kaga sayang, udah gua robek mulut jahatnya itu. Asli." Dara memainkan mimiknya mencibir Axel, membuat Axel makin sebal.
"Gak takut." Jawab Dara tengil.
"Haaaaffftt."
Tiba-tiba lagu milik band korea, Day6 berjudul Colors, berbunyi.
Andra's calling
Dara mengangkat teleponnya.
"ANDRAAAA, JEMPUT GUE SEKARANG! JEBAL*!" Seru Dara, saat mengangkat telepon dari adiknya itu.
"Anjrit! Ngapain sih lu tereak-tereak?! Sakit kuping gue, woi." Jawab Andra, dari sebrang telepon.
"Gue dikeja mati ama si monyet setan ini!" Ujar Dara, sambil melirik Axel yang sedang meminum air mineral botolan. Ia bergumam tanpa suara, mencibir Dara.
"Axel? Kenapa lagi dia? Ngajakin lu naek rollercoster dengan mata tertutup lagi, ato nyemprot lu pake blangwir lagi?" Tanya Andra, sambil mengingat kejadian gila yang dilakukan kakaknya dan pacarnya yang sinting itu.
"Tai, emang, tu anak! Sekarang gue diajak jalan, dari senayan ke blok m. Gila gak ni anak?! Sinting emang." Runtuk Dara, emosi. "Jemput gue buruan, sebelum gue mati ditangan dia."
"Gila, gokil emang Axel. Hahaha, alesannya apalagi dia? Waktu ngajak lu, naek rollercoster dengan mata tertutup kan dia bilang, biar lu gak takut. Terus, pas dia nyemprot lu pake blangwir kan, dia bilang itu gegara dia gak sengaja gerakin tuasnya. Dan kebetulan lu didepannya." Kata Andra, sambil tertawa. Membuat Dara, mengingat kejadian mengenaskan itu kembali.
"Gak usah diingetin bisa gak, Ndra?! Gue jadi pengen ngebunuh ini bocah, disini sekarang juga!" Kata Dara, sambil menatap Axel yang lagi nyari-nyari cemilan di tas Dara, yang emang selalu Dara siapin ketika berpergian. Untuk menghilangkan lapar, sementara.
Andra tertawa diujung sana, dengan puas.
"Udah woi, seneng banget lo!" Seru Dara, kesal. "Ngapain lo, nelpon gue?"
"Kaga ngapa-ngapa, gue tadi dikasih tau mama, lu pergi sama Axel. Makanya gue nelpon lu, penasaran sama cerita jalan-jalan lu ama dia kali ini." Jawab Andra, masih tertawa.
"Setan alas, adek gak berpri-ke-kakak-an lo! Cepet jemput gue sekarang, gue gak mau pulang, sama anak setan ini!" Seru Dara, sambil menatap Axel yang sedang menatapnya dengan tatapan 'puppy eyes'nya. Dara mengerutkan dahinya. "Kenapa ni anak?"
"Gak ah, jauh. Mending gue pacaran kerumah Nena. Siapa yang kenapa?" Tanya Andra, bingung. Karena dia nggak merasa ngapa-ngapa.
"Ini, si monyet, lagi ngeliatin gue dengan tatapan ala-ala himawarinya shinchan. Curiga lagi ada maunya ni anak." Sahut Dara, yang langsung di sambut dengan senyuman lebar dari Axel. "Kan, kan, bener dugaan gue ni anak ada maunya. Jadi lo beneran gak mau jemput gue nih?"
"Enggak." Sahut Andra, dengan tawa karena ocehan Dara, mengenai Axel.
"Sialan emang lo! Bhay!" Dara langsung mematikan ponselnya, dan menatap kearah Axel yang masih tersenyum sok imut kepadanya. "Apaan?"
"Cari makan, yuk. Aku laper nih." Kata Axel, dengan nada manja.
"Kamu mau makan lagi?! Dasar bagong, udah makan, masih mau makan lagi."
"Aku kan masih masa pertumbuhan, Dara..." sungut Axel, cemberut.
"Pertumbuhan dari hongkong! Udah aki-aki gini, pertumbuhan dimananya coba!?" Sahut Dara, gak terima. "Yaudah, ayok."
Wajah Axel, langsung sumringah, kesenangan. "Yuk, yuk." Axel langsung menggandeng tangan, Dara. Dan menyeretnya kearah warung makan tenda terdekat. Dara hanya menghela napas, tapi tetap membiarkan dirinya diseret oleh cowok menyebalkan itu. "Oh iya, Dar. Kamu gantian jajanin aku. Gak mau tau!"
Dara melotot, anak ini... grrr
♡♡♡♡
*Jebal (bahasa korea): tolong