SATU

27 1 0
                                    

Masih adakah cintanya untukku?
Masih maukah dia kembali setelah sekian lama meninggalkan ku tanpa jejak!!

Kiranapov.

Krrriiinngg krriiinggg

Mmmmmm lagi-lagi suara alarmku membuyarkan semua mimpi ku. Aku yang masih setengah sadar langsung mematikan alarmku yang berada di meja lampu kamarku. Ternyata sudah jam 3 pagi jadi aku siap-siap untuk solat.
Selesai solat aku merapihkan perlengkapan sekolahku dan mandi.

Tokk took tokk

"Iyyaaa Ana udah bangun ko". Ucapku sambil memakai baju kaos polos dan celana pendek bergambar barbie.

"Ohh maap non mbok kira belom bangun."

"Aku udah bangun ko mbok." Yang mengetuk kamarku adalah mbok jum dia udah bekerja dengan keluargaku semenjak Mamih dan Papih nikah.

"Yaudah non mbok permisi ke dapur dulu."

"Iya mbok."

Setelah mbok pamit aku pun langsung keluar kamar untuk melakukan kebiasaanku yaitu adalah lari-lari kecil di halaman belakang rumahku yang sangat luas.

Derrypov.

Hhhoooaaammmm. Jam berapa si nie kok tumben amat nie mata udah melek aja. Ehh udah jam 5 pagi,harus buru-buru mandi ama solat nie.

Setelah rapih aku langaung turun ke bawah ternyata masih sepi, ya lah orang baru jam set 6 pagi. Yang udah bangun paling mbok jum ama Ana.

"Loh mbok Ana mana?" Tanyaku pada mbok yang lagi menyiapkan sarapan.

"Ada den di kamarnya tadi abis lari pagi terus pamit buat solat ama rapih-rapih." Jawab mbok sambil senyum ke arahku.

Aku hanya menjawabnya dengan oh saja heheh.

Dddrrtt ddrrrtt ddrrtt

Iiihh siapa si pagi-pagi udah ngirim pesan aja.

From;Bunda
Der, bilangin ama uta ya kalo bunda hari ini gak bisa ke kantor jadi biyar uta yang ngambil alih semuanya.

To;Bunda
Iya bun. Nanti Derry sampein.

Huufftt di kira sapa tau-taunya bunda. Bunda itu orang yang menggantikan mamih mengurus kita semenjak mamih meninggal,bunda juga sahabat mamih dari kecil tapi bunda suaminya sudah meninggal dan mempunyai anak satu yaitu Aca.
Tunggu deh ko udah mau jam enam yang laen belom pada turun, si Ana juga nie tadi katanya lagi rapih-rapih ko ampe sekarang kaga turun-turun.

"Wooyyy celingak celinguk nyari sape lo bang."

"Yaa ampuun di kira sape ngagetin aja lo ta." Ocehku sambil menjitak palanya.

"Awwww sakit oneng." Protesnya

"Tadi bunda sms tuh katanya dia gak bisa ke kantor suruh lo yang ngambil alih."

"Siap komandan"

Aku langsung mengakhiri sarapanku dan pamit sama Putra buat langsung berangkat ke kampus.

"Ta gua berangkat dulu ye ke kampus nanti siangan baru gua ke kantor papih." Ucapku sambil mengecek barang yang aku bawa.

"Iyee nanti gua sorean dah ya ke sono soalnya abis ke kantor bunda gua mau ke kampus"

"Oke" jawabku sambil berjalan menuju pintu keluar.

******

Kiranapov.

Shit!! Udah jam enam pagi lagi,saking seriusnya ngaca ampe lupa waktu. Harus buru-buru nie kalo gak mau denger ocehan dari Ratih.

Aku langsung mengambil tas di atas meja belajar dan lari menuruni anak tangga. Ternyata ada Ka Uta.

"Ka aku langsung berangkat ya, aku naek taksi aja dah ya males bawa mobil." Kataku sambil ngambil roti dan menghirup susu.

"Sarapan dulu kali Na nanti di omeli papih lo" ocehnya sambil menarik tangan ku.

"Gak ke buru!!!" Bantahku lalu menyium tangan dan pipinya.

Aku langsung laru menuju halte untuk menyetop taksi.
Cukup waktu 15 menit aku langsung nyampe di perempatan deket sekolahku,karena setiap pagi pasti aku turun di sini dan janjian dengan ketiga sahabatku.

"Haiii princeesssss." Panggil Nila dan Ratih berbarengan.

"Eehh kok Vino gak ada dah?" Tanyaku bingung ke arah mereka.

"Dia bawa mobil kan nanti kita mau ke rumah persahabatan" jawab Ratih sambil menggandeng tanganku.

Aku hanya mengohkannya saja hehhe. Aku,Nila,Ratih,dan Vino satu sekolah di sekolah SMA Tunas Bangsa milik keluarga Ratih dan Rasya,Mona,Farel,dan Alika di sekolah SMA Harapan Bangsa milik keluarga Rasya.

Kami pun berjalan beriringan menuju sekolah. Kelas kami terpisah aku dan Ratih berada di kelas XII IPA 1 lalu Nila dan Vino di kelas XII IPS 1.

Authorpov.

Di kelas Kirana dan Ratih sangat ramai. Kirana dan Ratih duduk di bangku depan papan tulis, mereka berdua sedang asiikk bercerita sampe guru masuk memasuki kelas mereka.

"Anak-anak hari ini ada murid baru pindahan dari Surabaya." Jelas guru mereka.

"Ayoo nak perkenalkan namamu di depan teman-temanmu." Lanjut guru itu sambil menepuk pundaknya.

Kirana yang sedang asik menulis tisak memperhatikannya bahkan colekan dari Ratih tidak di hiraukannya.

"Hai namaku Deny Hermawan aku pindahan dari Surabaya dan aku pindah ke sini karna aku lebih nyaman di kota kelahiranku." Jelasnya lalu tersenyum ke arah Kirana yang masih tidak melihatnya.

Tapi saat Deny selesai berbicara Kirana langsung menengok ke arahnya dan itu ada cowo yang menghancurkan hatinya!!
Seketika kirana langsung meletot ke arahnya.

"Silahkan nak Deny untuk duduk di kursi yang kosong." Perintah guru sambil menunjuk bangku belakang deretan pojok.

Pelajaran pun di mulai tapi selama pelajaran pikiran Kirana tidak fokus. Kirana hanya melamun dan sesekali menahan perasaan yang mulai bergejolak.

Krriiingg kkrriiing

Bel istirahat berbunyi tapi Kirana hanya diam saja di tempatnya. Semua murid sudah keluar kelas termasuk si Deny. Yang di kelas sekarang hanya Kirana dan Ratih.

Kiranapov.

Kenapa setelah 6 bulan kamu baru datang lagi. Apa memang kamu hanya mempermainkanku.
Pikiranku kacau aku hanya diam saja saat Ratih mencoba mengajakku berbicara.

"Naaa udah dong naa jangan kaya gini lo harus kuat." Katanya sambil menggenggam tanganku.

"Iiiiihh ko kalian masih di sini." Teriak Nila dan Vino di depan kelasku.

Aku menoleh ke arah mereka dengan tatapan dingin dan aku berlalu begitu saja ke luar kelas menuju toilet.
Aku membasuh mukaku dan aku menjerit dalam hati, ya aku harus bisa menentang dia dan keluar dari permainan dia.
Aku keluar dari toilet dan dengan cepat berjalan menuju kelas.

Hari ini aku lalui dengan diam dan diam. Aku belom mau berbicara pada siapa pun.

Kkkrriiing kkrriing
Akhirnya bel pulang sekolah bunyi. Tanpa menghiraukan sahabat-sahabatku, aku langsung berlari ke gerbang sekolah dan menyetop taksi. Aku langsung menuju rumahku.

Penantian Yang Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang