5.Meeting.

19 2 0
                                    


Oke enjoy the story guys. Maaf banget kalo membosankan.
____________________________________________

"Kamu mau nikah sekarang?" Seluruh keluarga besarku mengerubungiku dirumah Mommy.

"Sorry, tante Salsa kemaren mau minta cariin mantu. Dia nggak mandang fisik atau ekonomi keluarga. Dia minta cariin cewek polos, lugu dan sopan. Yah yang terlintas dipikiranku cuma kamu aja Nav, lagian kan kamu udah 20 tahun. Papa mama kamu juga udah kepingin punya cucu noh." Mommy menunjuk papa dan mama yang tersenyum.

"Mama sih mau aja kamu nikah." Papa mengangguk setuju. Aku menghela napas.

"Terserah mama papa aja. Kalo mau aku nikah, yaudah." Mendengar jawabanku, Mommy dan keluarga segera menyoraki ku.

"Oke, sekarang diet!" Aku menghela napas gusar. Sudah kuduga.

Pagi jam 5 bangun dan jogging keliling komplek, makannya cuma roti sama pisang dua. Minumnya susu Kedelai. Siangnya makan sayur pake ikan dan nasi sedikit, kata Mommy makan protein yang banyak bisa ngilangin kalori lebih banyak. Sorenya disuruh berenang atau sepeda bareng Ken yang emang hobi banget sama kedua olahraga itu, makannya? Gak boleh makan pokoknya!!!

"Buset Ken! Lama-lama gue bisa mati." Ujarku lesu. Ken hanya tertawa. Kami sedang bersepeda keliling taman perumahan, Ken tentu menemaniku.

"Gimana kakak bisa mati kalo lemak masih banyak noh." Ken menunjuk perutku. Spontan aku menjitak kepalanya.

"Berani lo ama gue, gue pites-pites lu jadi perkedel!" Ken menjerit kesakitan. Dia menjauh dariku dan bersepeda mendahuliku.
_____520_____

"Yaelah kak, semangat dong! Tiga hari lagi pertemuan sama keluarga kak Rey kan?" Aku mengangguk lemah. Setelah bersepeda, aku menaiki timbangan. Namun pikiranku melayang entah kemana.

"Udah turun tiga kilo tuh." Ujar Ken yang melihat timbangan dibawahku.

"Hah!? Tiga kilo?" Ken mengangguk. "Tapi badan gue tetap gak mengecil." Aku berujar.

"Butuh proses kali kak!" Protes Ken. Aku sadar dan mengangguk.

(Hari pertemuan)

"Oke, sudah siap! Ahhh, kamu cantik banget! Lebih kurus dari kemaren." Aku mendengar keluargaku yang lain setuju dengan pendapat Mommy. Meski dalam hatiku, tubuh ini tak ada bedanya dengan tubuhku seminggu yang lalu. Semua yang kulakukan terasa sia-sia.

Aku memakai baju dress warna biru selutut, dan memakai sepatu High hills hitam. Rambutku digelung asal namun rapi.

Mommy, mama, papa, Ken dan beberapa keluargaku ikut ke sebuah Restoran mewah. Aku hanya menelan ludah.

"Permisi." Ujar Mommy saat membuka pintu.

Disana duduk seorang Rey yang memandangku terkejut. Sementara tante Salsa dan keluarganya tersenyum melihatku.

"Kamu cantik banget sayang." Tante Salsa memelukku dan menuntunku duduk disamping kak Rey.

Tak berselang lama aara makan dimulai. Para orangtua bercerita tentang lerusahaan mereka dan beberapa hal lain. Sedangkan aku? Aku hanya diam sambil memainkan makananku. Kak Rey yang duduk disebelahku pun hanya diam.

Tiba-tiba aku merasakan ada sebuah tepukan dipahaku. Aku menatap orang yang menepuk ternyata itu adalah kak Rey.

Mata elangnya menatap ku seakan berkata "ikut gue keluar."

"Ma, Rey permisi dulu." Setelah menatapku seperti itu, Kak Rey pamit keluar dari ruang makan disusul olehku. Kak Rey berduduk disebuah Sofa diluar.

"Kalo ada orangtua kita mesti akting mesra. Tapi kalo gak ada, lo nggak boleh nyentuh gue!!!" Kak Rey memijit dahinya.

"Batalin perjodohannya!" Ujarku ketus. Aku sudah muak melihat sikapnya.

"Kamu kok gitu?" Wajah kak Rey berubah imut, suaranya melembut. Dia kemudian meraih tanganku.

Aku mengalihkan pandangan, ada tante Salsa menghampiri kami. Pantas dia jadi lembut gini.

"Masuk yuk, makanan udah dateng."

"Iya Tan..."

"Panggil mamah." Ujar tante Salsa eh... mama maksudnya.

"Iya mam." Ujarku gagap. Mama kemudian meninggalkan kami berdua.

"Gue mau batalin perjodohan kita." Ujarku melepaskan tangan Kak Rey. Dan berlalu meninggalkannya.

Rey POV

APA! Dia ngomong sama gue dengan kata "gue?". Sial! Beraninya dia. Tunggu! Gue mesti ke ruang makan, kalo sampai dia batalin perjodohan bisa berabe, gue bakal didampret mama!

Gue berlari masuk kedalam ruang makan, namun badan besar itu nggak kelihatan. Tuh anak kemana sih?

"Rey? Mana Navy?" Mama menatap gue heran. Tanpa menjawab gue kembali keluar dan mencarinya. Saat sedang menyusuri restoran, gue liat seorang perenpuan yang terduduk dan di bantu oleh lelaki untuk berdiri. Tunggu itu... Seketika itu tubuh gue menegang. Cowok itu, Shui!!!

Shui mengamit tangan Navy dan membantunya berdiri.

"Lo ngapain disini?" Samar gue ngedenger apa yang lagi mereka bahas.

Sialan tuh cowok!!! Nggak seharusnya mama menggelar acara pertemuan ini di restoran punya Shui!

"Anu... lagi ketemuan sama keluarga kak Rey, ngomongin masalah perjodohan gue sama kak Rey." Shui mengangguk.

Dari belakang, gue ngeliat mama Navy dan mama gue keluar dari ruang makan. Gue segera menghampiri mereka berdua --Navy dan Shui-- dan melingkarkan tangan gue dipinggang Navy.

"Kenapa nangis? Panda." Kata gue lembut. Navy terbelalak. Dia kemudian melihat kebelakang dan natap gue kesal, kemudian menunduk.

"Rey, kalian ngapain disini? Eh, ada Shui." Ujar mamah, Shui membungkuk dan mencium tangan mama.

"Malam tante." Ujar Shui sopan. Gue masih merangkul pinggang Navy.

"Kalian belum nikah udah mesra aja." Ujar mama Navy. Ibu-ibu itu tertawa pelan.

Gue menatap manik mata Navy penuh kemenangan. Dia tersenyum manis kearah mama.

"Kak Rey, lepasin." Ujarnya lembut. Seketika itu gue terkesiap mendengar suara Navy yang entah kenapa bikin jantung berdebar.

"I... iya." Kata gue gagap dan melepaskan pelukan dipinggangnya.

"Oke, kami sudah memutuskan kalian akan menikah bulan depan. Jadi siap-siap ya." Gue melihat mimik wajah Navy terkejut, kemudian berubah terlihat riang.

Kenapa gue berdebar dengan hanya melihat senyum manisnya?

Tanpa gue sadari Shui menatap gue tajam, dia membungkuk pada orangtua gue dan Navy. Kemudian dia berbalik dan berlalu dari pandangan gue.

You Love Me, Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang