4.She has a talent.

17 3 0
                                    

Navy POV

Aku mengusap air mataku. Sekarang Shui masih memelukku, hangat.

"Udah sabar Nav, lo pasti bisa bikin dia jatuh cinta ama lo. Udahhh, jangan nangis. Nanti maskara lo bakal luntur, dan lo akan sulit dibedakan dengan Panda nyasar. Gue juga bakal bingung, gue bawa manusia apa Panda." Perkataannya otomatis membuatku memukul dada bidang nya. Helas-jelas orang lagi sedih malah diledek!

"Dasar cowok banci!" Shui tertawa dan menghidupkan mobilnya.

_____520_____

"Lo duluan ya gue ada urusan." Ujar Shui begitu sampai di Caffe. Aku hanya mengangguk dan turun dari mobilnya. Namun tiba-tiba sebuah tangan kekar mencengkram tanganku.

"Jangan salah paham, gue gak mau kena marah mamah gue." Ternyata itu adalah kak Rey.

Kak Rey membawaku kedalam gedung yang terdapat ruang karaoke dilantai satu, toko dan butik dilantai dua serta Caffe Tempat Mommy mengadakan pesta ulang tahunnya. Oh iya, jangan lupa ruang bowling...

Kami berdua sama-sana diam didalam lift, aku oun tak ada ketertarikan ingin memulai topik, karena jujur, aju marah padanya.

Tingg...

Pintu lift terbuka. Sayup-sayup terdengar suara alunan musik, disana aku melihat Mommy bersenang-senang dengan temannya.

"Gimana, Rey baik sama kamu?" Ujar tante Salsa yang segera menghampiri kami. Aku memandang kak Rey yang wajahnya pucat.

"Dia baik Tante." Ujarku menunduk sambil tersenyum dipaksakan.

"Bagus dong! Mau kan sama Rey?" Aku mengangguk lesu. Tante Salsa mengambil bingkisan ditanganku dan kemudian membawaku menjauh dari kak Rey.

Rey POV

Setelah melihat Navy dibawa mama, gue menangkap sosok lelaki bernama Shui ngehampirin gue. Gue kenal sama Shui, bisa dibilang kami sahabatan getoh, tapi banyak yang nggak tau aja.

"Lo nyakitin dia sekali lagi, awas!" Ujar Shui tajam.

"Lo kenapa sih Shu? Mau gue batalin semua investasi gue sama Caffe lo ini?"

"Mau gu batalin kerjasama antara Mirage Group dan Cueel Corp?" Ancaman Shui kali ini ngebuat gue ciut, teman baik papah adalah bokap Shui, makanya kami bisa sahabatan. Gue membantu perkembangan beberapa Caffenya.

Meski Mirage Group gak sebesar Cueel Corp. Tetap aja kalo papah tahu teman baiknya membatalkan perjanjian, gue yang bakal kena omelnya.

"Lo suka sama cewek gembul, miskin dan jelek itu?"

Shui menatap gue sebentar, dan memalingkan wajahnya. "Rahasia."

"Kasih tahu gue."

"Gue gak ada minta Tahu lo kok." Ujar Shui bego. "Cari di dapur noh, mungkin ada." Lanjut Shui polos. Gue segera menjitak kepalanya.

"Bego amat sih lo." Gue terdiam dan menatap Navy dari kejauhan.

"Gue suka dia karena dia punya bakat." Ujar Shui tiba-tiba. Gue tertawa mengelak ucapannya.

"Bakat jadi sales girl gak laku!" Gue nggak bisa berhenti tertawa. Shui menatap gue tajam. Dia menghampiri om-om organ tunggal, dan tak lama kemudian dia memegang mic dan menghampiri Navy. Dia terlihat berbincang dengan mamah, dan mama Navy.

"Mulai om!" Ujar Shui. Musik terdengar. Dan aku tahu irama ini adalah lagu daniel beadingfield- if you're not the one. Gue menikmati suara Shui. Tapi amarah gue memuncak ketika Shui mencium tangan Navy, dasar buaya!!!

Tapi kenapa gue marah sama dia, ya? Bodoh, bodoh! sadarlah Rey, dia bukan siap-siapa!!!

Author POV

Rey menggeram kesal melihat Shui yang menari dengan Navy. Rey memang tak tahu bahwa Shui bisa menjadi pemuda banci, dia hanya tahu bahwa Shui adalah cowok baik-baik.

Akhirnya lagu yang dinyanyikan Shui berakhir. Namun dia tak menaruh mic nya melainkan memberi mic itu pada Navy.

"Saya persembahkan pada anda semua, Navyceil Renada akan menyanyikan lagu Titanic. Oke mulai om!!!"

Alunan musik kembali terdengar, Navy terlihat gugup. Intro dimulai.

Every night in my dreams i see you i feel you

That is how i know you, go on

Far accross the distance, and spaces between us

You have come to Show you, go on

Near, far, wherever you are, i believe that my heart will go on

Once more, you open the door

And you here in my heart and my heart wilk go in and on

Rey terpana, dia mendengar suara merdu Navy, suara itu masih terngiang-ngiang dipikirannya. Suara lembut yang membuat semua orang tenang. Tiba-tiba ada yang menowel lengannya.

"Gue bilang juga apa, dia punya bakat." Shui menatap Rey dingin.

"Iya, iya. Udah tau."

"Dia punya banyak bakat Kak Rey. Selain nyanyi." Lanjut Shui. Rey hanya mengangguk. Shui kadang bisa manggil Rey "kakak" kadang juga nggak.

Sorakan terdengar saat Navy selesai menyanyi. Navy meletakkan Mic kembali ke tempat om-om organ tunggal.

Navy POV

Aku masih shok saat Shui mencium tanganku dan membawaku menari bersamanya. Ditambah lagi dia menyuruhku menyanyi, ingin menolak rasanya tak enak buat para tamu.

"Navy, tante pulang dulu ya sayang. Kita bertemu lagi diacara keluarga minggu depan. Membicarakan perjodohan antara kamu dan Rey." Aku mengangguk tersenyum pada tante Salsa.

"Suara lo lumayan." Aku mendengar pujian kak Rey.

"Makasih kak." Ujarku dan berlalu meninggalkannya yang berdiri didepan pintu masuk Caffe.
____________________________________________

Hey readersss tercintaaa*lebay. Makasih udah baca cerita membosankan gue. Oh iya vote and comment ya! Karena bagi gue itu adalah yang paling berharga*gombal.

Oke deh nanti kita cepika-cepiki lagi. Bye!

You Love Me, Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang