Satu. Aku Bertemu Kamu

341 8 0
                                    

Mata gue terasa silau, gue membuka mata pelan-pelan dan melihat samar-samar nyokap lagi buka jendela kamar yang disoroti matahari.
Gue duduk di atas kasur sambil menegecek hp. Nyokap menyapa gue dengan senyumnya yang manis dan lekas pergi,gue pun membalas senyumnya.

Hari ini, hari minggu yang paling gue tunggu-tunggu karena setiap minggu gue bisa ngapain aja sesuka hati. Terlihat di bawah gak ada siapa-siapa,gue ambil roti dan susu yang ada di meja. Pagi itu didepan ada seorang cewek paruh baya lagi menyiram tanaman. Cewek itu menyapa gue dengan sebutan non. "Selamat pagi non". Gue tersentak dan menoleh ke arahnya. Gue pun menyapa dia. "ehhmm,iya selamat pagi. Ibu siapa ya? Saya baru lihat". Perempuan yang sedang menyiram tanaman itu menoleh ke gue. " iya saya Inem non, pembantu baru di rumah ini". Perempuan itu melanjutkanya "non bisa panggil saya bi Inem"  gue baru sadar kalo nyokap kemarin bilang nanti ada pembantu baru untuk menggantikan bi Asri yang dipecat karena ketahuan diam-diam pacaran dengan mang udjo (supir pribadi), dan setiap hari kerjaanya terbengkalai karena pacaran mulu. " oh iya, baru inget! Okedeh b-i I-nem". Sambil mengeja sebutannya gue membalas dengan senyum pasi.

-Raea-

Niatnya hari ini sih gue pengen joging sambil jalan-jalan keliling kompleks rumah. Dengan muka kucel dan belom mandi gue bergegas dan siap lari dengan pakaian seadanya. Didepan jalan ada cowok lagi joging sambil memakai earphone dan baju yang niat banget buat lari pagi di sepanjang jalan kompleks ini. Gue lari lebih cepat supaya dekat disamping dia dan sesekali melihat kesamping untuk melihat wajahnya. Kelihatannya sih dari samping ganteng tapi gatau deh kalo dari depan, mungkin kaya Justin Bieber. Wkwk. Gue kepergok saat merhatiin dia dari samping. Gue langsung buang muka aja supaya gak ketauan dia. Tanpa memperdulikan gue, dia lanjut lari dengan cepat sampe gue capek lari-lari keliling kompleks ikutin dia dan dia udah duluan jauh entah kemana . Akhirnya gue mutusin buat balik ke rumah aja untuk bersih-bersih badan.

-Thalia-

Pukul 16.45. Terdengar deru mobil yang masuk ke parkiran rumah diikuti dengan rintik hujan. Mungkin itu sodara atau siapa gue lihat ke jendela, mobil itu belum pernah gue lihat sebelumnya. Gue nggak mementingkan siapa yang dateng, gue terfokus mengeringkan rambut dengan 'hair dryer'.

"NON ADA TEMANYA DATANG!". Dari luar terdengar teriakan bi Inem yang cempreng membuat telinga gue sedikit terganggu. Padahal kamar gue udah dibikin kedap suara tapi suara bi Inem dapat menembus tembok kedap suara itu. Mungkin karena saking cemprengnya kali yaa?. Langsung gue buru-buru buka pintu kamar karena ingin mengetahui siapa yang datang. Daripada harus dengar suara bi Inem yang kayak radio rusak

Di ruang tamu terlihat seorang cewek cantik berambut kecokelatan sedang duduk disofa. Dilihat dari dekat ternyata itu Thalia. Dia kali ini beda banget dari biasanya. Thalia nampak terlihat lebih rapih dan anggun, sebelumnya dia kalau ke rumah cuma pake kaos biasa dan celana pendek. Itu juga naik motor bukan naik mobil. Sekarang dia memakai dress selutut berwarna pink nude dengan brokat dari dada sampai ke tangan diaplikasikan accesoris yang glamor, dan memakai higheels super tinggi, mungkin tingginya sekitar 7-9 cm. Padahal dia udah lumayan tinggi dibandingkan dengan gue. Gue kaget melihat dia, seolah sedang melihat model yang ingin melakukan pemotretan.

"Elo Tha? Ada apaan nih? Rapih banget? Tumben biasanya juga cuma pake kaos sama celana pendek terus pake sendal jepit?". Beribu pertanyaan yang ada di otak gue lontarkan ke Thalia.

Cewek itu mendongak saat gue berdiri di depannya yang sedang main hp dan langsung menyejajarkan badannya di samping gue. "Eh iya re, gue kesini pengen ngajak lo nih". Thalia langsung membicarakan maksudnya. "Ha? Ngajak kemana?". Thalia yang sebelumnya duduk disofa mendekat ke gue dengan semangat. "Gue pengen ngajak lo ke birthday party temen gue re, mau nggak?". Gue yang lagi minum tersedak sampai batuk-batuk. " ha? Birthday party? Gue kan gak diundang. Lo aja deh sendiri". Thalia menertawakan gue dengan geli, yang batuk karena tersedak.
" hahaha elo re, gausah kaget gitu kali, sampe batuk. Makanya pelan-pelan dong! Yaa gak pa-pa dateng aja re pliissss". Thalia memohon sambil memegang tangan kanan gue dengan muka agak memelas. " gue gak ada partner nih!". Melihat muka Thalia yang seperti itu gue tertawa kecil. "Haha. Makanya cari pacar dong biar gak sendiriiii, dasar jomblooo". Thalia melihat gue dengan senyum-senyum.
"Yee kan pacar gue elo re" gue tertawa ngikik kencang sampe perut gue sakit. " najis dah! LGBT lo Tha? Gue tau lo tuh jomblo akut , tapi jangan sampe suka sama gue juga kali. Gue masih waras kok". Thalia melihat jam. Sudah pukul 18.30. Thalia membujuk gue lebih maksa. "Huuuu lo sendiri aja jomblo. Ayoodeh re, jangan bercanda teruss. Gue pengen buru-buru nih entar telat lagi! Udah jam setengah tujuh tuh!". Kali ini tampangnya bete, mungkin capek maksa gue yang ogah-ogahan nemenin dia ke birthday party temennya. "Sumpah mager banget tha! Apalagi gerimis gitu. Mending dirumah aja. Boboo". Dia membujuk gue lagi dengan wajah paling melas. "Ayooo re, sekali oni aja. Lo mah gitu sih. Senang kali liat sahabat lo ini sendiri kaya orang tablo disana. Keeliatan banget jomblonya deh gue!".

Karena kasihan ngeliat mukanya dan dia juga sahabat gue yang paling super duper baik,gue mutusin buat ikut nemeninnya. " iya deh, ayook. kesian gue! Bentar ya ganti baju dulu". Sambil menampakkan muka yang senang thalia menjawab " okee. Ga pake L".



Haii haii
Sekali lagi maaf ya kalo gak nyambung dan kirim komentar ya supaya gue bisa tahu kelemahanya dimana. Thank's guys :*

-k.indhaas

Aku Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang