MALVINES

173 16 2
                                    


"Ahhh!!! Hidungku sakit"



Darah terus menetes keluar dari hidungku. Ini semua gara-gara Shefro yang tak sengaja menghantamkan nampan emas kewajahku. Shefro sendiri adalah seorang elf berjubah hijau dan bertopi merah yang pertamakali kukenal saat terperosok kedalam perut bumi yang luarbiasa menakjubkan ini.

Sudah dua hari kami disini, aku tak tahu kabar keluargaku dirumah yang mungkin sedang sibuk mencariku kemana-mana. Tapi para elf menenangkanku, mereka semua meyakinkanku agar tidak perlu khawatir.

Sejak aku terbangun pada saat itu, tubuhku dibawa terbang oleh para elf yang mungil, kira-kira besarnya setara dengan jari telunjukku. Mereka semua membawaku kedalam istana yang sangat megah ini. Mereka semua menyebutnya MALVINES. Kerajaan yang berada dibalik bumi.

Terlihat seperti alam diatas sana pada umumnya, hanya saja benda-benda disini banyak yang terbuat dari emas, perak, perunggu, dan juga baja. Semua yang tinggal ditempat ini adalah para elf. Peri kecil yang sering kudengar pada legenda di Eropa. Ternyata mereka semua benar-benar ada, aku hampir tak percaya pada apa yang aku lihat.

Makanan disini juga sangat enak, mereka juga pandai memasak, sangat ramah dan juga peduli padaku, Meliana, dan juga Robert. Kamipun mendapat kamar khusus yang terbuat dari kristal dan dikelilingi batu safir. Kasur yang kugunakan untuk tidur sangat empuk karena terbuat dari campuran bulu domba dan juga awan.

Aku sangat betah tinggal disini, bahkan rasanya tak ingin kembali keatas sana.



***tok..tok..




"Maaf mengganggu, teman-teman anda telah menunggu dihalaman depan untuk berkeliling melihat Malvines" ujar Sidhe, ia adalah elf yang bertugas untuk mengantarkan kami berkeliling kerajaan. Dia elf yang sangat baik.

Aku bergegas pergi agar Meliana dan juga Robert tak menunggu lama. Sidhe mengantarkan kami dengan kereta kuda kerajaan, ia menjelaskan setiap tempat yang kami lewati di Malvines.

Terdapat air terjun yang mengandung jutaan berlian, dan dikelilingi pohon berdaun emas. Konon, jika memetik selembar daun emas dan membawanya keatas bumi, daun tersebut akan langsung tumbuh menjadi pohon emas yang baru.

Saat kami turun dari kereta kuda, aku dan Robert ingin mengambil selembar daun emas. Tapi Sidhe melarang kami, jika daun emas dibawa keatas bumi dan tumbuh pohon baru.

Manusia diseluruh dunia akan memperebutkan pohon tersebut dan menyebabkan kerusakan yang besar akibat keegoisan dan kerakusan manusia yang telah dimiliki sejak lahir.

Akhirnya kami membatalkan niat untuk mengambil daun tersebut. Tiba-tiba terdengar teriakan Meliana dari arah selatan. OHH TIDAKK!!!! MELIANA!!!

Dia diseret oleh makhluk bertubuh gemuk dan berukuran mungil. Kemudian para elf membantu kami menyelamatkan Meliana. Sidhe berkata padaku bahwa yang menyeretnya adalah gerombolan goblin dari kerajaan Dokkalfar.

Para elf menghunuskan tombak ke arah goblin dan menyebarkan pasir baja. Bagi mereka gerombolan goblin sangat tidak suka dengan pasir baja, mereka dapat meleleh jika menyentuh sesuatu berbahan baja.

Setelah gerombolan goblin tersebut meninggalkan Meliana, aku berusaha menenangkannya.

"AKU INGIN PULANG!!! huhuhuuuu"

"Tenanglah Mel, aku dan Robert tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi"

"Tapi Sal..."

MALINO 704 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang