Oh shit! Tugas ku belum selesai. Pasti Ny. Bertha akan memberikanku sanksi lagi.
***KRINGG!!!!!!
Bel sudah berbunyi, data-data yang kusiapkan diatas meja tertinggal semua, Oh My God, Help me please! Aku sangat berharap Ny. Bertha tak menagih tugas dua hari yang lalu. Semalaman aku mengerjakan tugas itu, tapi aku meninggalkannya diatas meja.
"Sal? Kamu kenapa? Kelihatan gelisah banget sih" tanya Meliana dengan mengerutkan dahinya
"Hmmhhh... Data-data aku...." belum selesaiku menjawab
"Good Morning" ucap Ny. Bertha
"Tugas dua hari yang lalu serahkan ke saya, data-datanya akan saya periksa saat ini" sambungnya
Keringatku mulai menetes, suhu yang berada dibawah 15° celcius kini berasa seperti 40° celcius. Aku bertanya berulang kali pada Meliana apakah suhu disini memanas, atau hanya aku yang kepanasan karena gugup.
**BRUKKK
Tas ku terjatuh, semua mata tertuju padaku, Ny. Bertha mendekat padaku..
"Salvina, bagaimana dengan tugas mu?" tanya Ny. Bertha dengan menunjukan wajah seramnya
"Tugas saya tidak...." belum selesai diriku melanjutkan percakapan, aku melihat data-dataku berada didalam tas.
"Tidak kamu bawa?" sahut Ny. Bertha
"Oh tidak, maksud saya tidak ketinggalan..... Ini Ny. Bertha tugasnya dua hari yang lalu" ujarku dengan perasaan bangga, tapi bagaimana mungkin data-dataku ada didalam tas? Padahal aku benar-benar ingat kalau data tersebut masih berada diatas meja.
"Psstttt...."
Bisikan kecil memanggilku, aku menoleh kesegala arah tetapi semua orang fokus pada buku mereka. Aku mulai mengabaikan bisikan tersebut.
"Psssttt.... Psttt.... Pssstttt!!!!!!!"
Bisikan itu semakin nyaring, diriku semakin risih dengan bisikan itu. Kucoba menutup telingaku dengan kedua tangan, tetapi tetap terdengar ditelingaku. Aku kesal dan mulai berteriak.
"DIAMLAH!!! KAU MENGGANGGU KU!!"
Sontak Ny. Bertha menatapku dan menarik tanganku untuk berdiri dilorong sampai pelajaran selesai. Aku menyesal telah berteriak, aku lupa saat ini aku masih dalam jam belajar. Mau bagaimana lagi, keadaan sudah berlangsung dan aku harus menunggu.
"Heyy.." sahut Avriel
"Whats!! Jadi yang manggil itu kamu?" tanyaku kesal
"Iyah, memang kenapa? Belajar itu membosankan, bukan?" ujar Avriel
"Heh!! Dengar yah, mata pelajaran ini penting buat aku! Kalau aku gak ikut mata pelajaran ini, bisa-bisa aku gak bisa lanjut kesemester depan"
"Halaahhh.. Kalian sebagai manusia terlalu mementingkan pendidikan"
"Lebih baik kamu pergi dari sini! NOW!!!" kataku dengan nada tinggi
Avriel terkejut, ia meninggalkanku dan pergi melewati lorong-lorong. Kini aku merasa bersalah karena telah memarahinya. Akupun juga berpikir, apakah dia yang memasukan data-dataku kedalam tas? Kurasa aku harus mencarinya dan meminta maaf padanya.
"AAAAAAAAA......."
Tiba-tiba aku mendengar Avriel menjerit, saat kulihat ia ditangkap oleh seorang lansia. Aku mengejarnya tetapi mereka menghilang bagaikan angin yang berhembus kencang. Aku terus mencari mereka kesetiap lorong kelas yang ada.
Hingga sampai ke gudang yang berada dibelakang kampus. Aku kembali mendengar suara Avriel menjerit ketakutan. Tetapi pintu gudangnya terkunci. Aku mencari benda keras dan tajam untuk merusak gemboknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALINO 704 [COMPLETED]
FantasiBuku adalah jendela dunia? Kurasa tak semua buku seperti itu. Ada saatnya buku tersebut menjadi perusak dunia. Buku rahasia yang hanya dimiliki para peri atau biasa kami memanggilnya dengan sebutan Elf. Dahulu kala kaum elf sangat bersahabat dengan...