satu

192 10 5
                                    

12 April 2013

Sore ini aku sedang melaju kencang di jalanan ibukota menuju salah satu restoran Jepang di Jakarta. Aku melaju dengan kecepatan tinggi, jalanan memang cukup lengang saat itu.

Aneh memang untuk sebuah Kota Jakarta, kota metropolitan yang tak pernah lepas dari yang namanya kemacetan. Namun, tidak dengan hari ini. Sekarang adalah akhir pekan, maka tak heran bila jalanan mendadak sepi.

Ya, banyak orang yang lebih memilih menghabiskan akhir pekan mereka di luar kota dan memindahkan sebagian kemacetan ini di kota tersebut.

Kulirik jam ditanganku, "aku terlambat" umpatku.
Kupercepat laju kendaraan ini, seseorang telah menungguku disana. Seseorang yang sangat penting untukku saat ini.

Aku akan bertemu partner baruku untuk membahas kerjasama bisnis kosmetik yang akan aku mulai akhir tahun ini.

Aku memang sedikit dongkol sekarang. Kenapa akhir pekanku juga harus diganggu oleh pekerjaan.

"Manajer... kemana dia, apa perlu aku menambah seorang asisten lagi untuk membantuku!" celotehku.

Arrr... aku harus membuang jauh-jauh kekesalanku, setidaknya untuk hari ini.

Ya... aku harus gembira, aku harus memasang wajah ceria. Aku akan bertemu dengan seseorang yang akan membantu mewujudkan sebagian impianku yang belum tercapai, aku harus bersemangat.

Dengan semangat kuinjak gas dan mulai membelah jalanan yang lengang ini dengan senyum yang merekah di wajahku.

~ ~

"Waktuku tak banyak" keluhku ketika kembali melirik jam tanganku.

Detik dan menit seakan terus memburuku, kuputuskan untuk terus menginjak gasku. Untung saja lampu lalu lintas berpihak padaku, setiap rambu yang kulewati semua berwarna hijau, sehingga aku dapat melaju dengan leluasa.

Mungkin karena aku melaju terlalu cepat, hingga tak kusadari bahwa lampu lalu lintas di depanku sudah berganti warna.

Sialnya lagi aku melihat sepasang muda-mudi yang sedang menyeberang.

Dalam keadaan mendesak seperti ini, aku segera menginjak rem. Namun naas, karena jarak terlalu dekat, kecelakaan itu tidak dapat kuhindari.

Hantaman keras membuat dua orang itu langsung tergeletak di jalan dengan berlumuran darah, mereka tidak sadarkan diri.

Sekilas mataku dan wanita yang kutabrak sempat saling beradu saat tubuh wanita itu terpental dan menabrak kaca mobilku, sebelum akhirnya tergeletak di jalan. Sedangkan pria yang bersamanya, aku tak melihatnya. Mungkin ia telah terjatuh terlebih dahulu di jalan.

Aku ingin segera menolong mereka. Namun apa daya, aku sendiri terjepit di kursi kemudi dan tidak dapat melepaskan diri. Untung saja kantung udara sempat menahan kepalaku, hingga tidak langsung membentur stir.

Tapi jujur saat mataku menatap wanita itu, perasaanku bercampur aduk. Khawatir? Takut?

"Apakah dia dia masih hidup? Apakah aku akan dipenjara? Bagaimana dengan janjiku? Mengapa sekalinya pergi tanpa manajer, aku malah mengalami hal seperti ini" pikirku sambil terus berusaha mengeluarka kakiku yang terjepit.

Beberapa saat kemudian banyak orang yang datang menolong. Polisi dan mobil ambulans juga segera datang. Setelah itu semuanya menjadi terang. Aku tidak ingat apa-apa...

~ ~

17 April 2013

Sinar mentari yang masuk melalui sela-sela tirai telah membangunkanku. Saat aku membuka mata dan melihat sekelilingku, kusadari bahwa aku tengah terbaring di ranjang rumah sakit.

Kulihat di sekelilingku, ada beberapa rangkaian bunga dan sebuah keranjang penuh buah di meja tamu.

"Mungkin sudah ada yang menjengukku saat aku tertidur tadi" pikirku bingung. "Tapi mengapa sepi sekali, apa tidak ada yang menjagaku selama aku tidak sadarkan diri?"

Saat aku hendak turun dari ranjang, kaki kiriku terasa kaku. Aku segera menarik selimut yang menutupi kakiku dan kulihat kaki kiriku telah diperban.

"Untung aku tidak kehilangan kakiku" pikirku lega. Lalu aku meraba kepalaku yang ternyata juga diperban.

Aku mengambil handphone yang berada di atas meja dekat ranjang. Kulihat banyak sekali pesan dan telepon yang masuk.

Saat aku melihat tanggal di layar handphoneku, ternyata aku sudah terbaring selama lima hari.

Mereka pasti sangat mengkhawatirkanku. Aku hanya dapat menghela nafas.

Bagaimana dengan pertemuan dengan partner baruku. Seketika kuingat akan pertemuanku dengan partner baruku yang seharusnya kulakukan waktu itu. Kuharap manajerku sudah mengurusnya. Aku tak ingin proyek baruku terhambat karena masalah sepele ini.

Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan mereka? Aku kembali teringat akan kecelakaan itu. Aku telah menabrak dua orang.

"Kuharap mereka baik-baik saja."

~ ~

MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang