Secret

2K 102 5
                                    

Warning!!! Little bit NC!!!

Hohoho, ini adalah ff kedua saya bergenre NC, saya begitu tertekan saat dapat ide ff ini. Mungkin ini ff terabal saya. Wkwkwkwkwkwk
Typo bertebaran *saya mengingatkan

Judul saya ambil dari potongan judul Ost Scholar Who Walks at Night, Secret Paradise-Jang Jae in. Kalo bisa sambil baca ff abal ini, sambil dengerin ost tersebut. *abaikan

Happy Reading

Seorang gadis tengah menunggu cemas diruang tunggu rumah sakit. Bagaimana tidak, bibi yang selama ini membesarkannya jatuh sakit dan sakit yang diderita oleh sang bibi teramat sangat parah. Gadis itu adalah Seohyun, Seo Joohyun. Ia benar-benar merutuki dirinya sendiri, sudah bertahun-tahun ia hidup dibesarkan oleh bibinya, namun ia tak mengetahui bahwa bibinya mengidap kanker hati stadium 2. Sebenarnya gadis itu sudah mulai curiga beberapa hari yang lalu saat sang bibi terus saja memuntahkan makanan yang beliau makan. Seohyun tahu bibinya tak mau menyusahkannya karena biaya operasi kanker hati sangat mahal, bibinya tahu bahwa Seohyun kerja banting tulang di sebuah toko buku untuk menghidupi dirinya sendiri dan bibinya, mereka harus makan seadanya tiap hari karena memang hanya Seohyunlah yang bekerja. Maka dari itu, bibi Seohyun adik dari ibu Seohyun nyonya Lee lebih memilih untuk menyembunyikan penyakitnya dari Seohyun. Seohyun benar-benar akan merutuki dirinya sendiri jika sampai bibinya kenapa-kenapa. Bibi Seohyun mempunyai seorang suami yang entah pergi kemana, sedangkan yang Seohyun tahu bahwa nyonya Lee tidak mempunyai anak. Sejak kematian kedua orang tuanya, nyonya Lee lah yang merawat dan membesarkan Seohyun seorang diri. Bahkan Seohyun menganggap nyonya Lee seperti eommanya sendiri, begitu pula sebaliknya. Bisa dipastikan saat ini Seohyun benar-benar gelisah, ia tak mau kehilangan bibinya. Tak berapa lama kemudian seorang dokter diikuti beberapa perawat keluar dari ruangan bibinya.
"Bagaimana keadaan bibi saya dokter?" tanya Seohyun cemas.
"Nyonya Lee harus segera di operasi nona, setidaknya 3 hari dari sekarang." jelas dokter tersebut.
"Nde? Berapa biaya yang diperlukan untuk operasinya dokter?" tanya Seohyun.
"Anda bisa bertanya dibagian administrasi nona, kalau begitu saya permisi." Kata dokter tersebut dan kemudian pergi meninggalkan Seohyun, Seohyun melihat kekamar bibinya, ia bisa melihat bibinya tertidur pulas disana. Buru-buru Seohyun pergi ke tempat administrasi.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang petugas administrasi ramah.
"B-begini, saya ingin menanyakan biaya operasi yang akan dilakukan nyonya Lee. Lee Daehwa." Jelas Seohyun.
"Ah, nyonya Lee Daehwa? Sebentar saya lihat dulu didaftarnya." Kata si petugas ramah, Seohyun hanya mengangguk mendengar penjelasan si petugas.
"Karena kanker hati yang diderita nyonya Lee masih berada di stadium 2 jadi untuk keseluruhan jumlah semuanya adalah 5 juta won nona, itu juga sudah kami hitung bersama perwatan lainnya." Jelas si petugas ramah, Seohyun membulatkan matanya. Darimana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu 3 hari? Seohyun segera mengucapkan terimakasih dan pergi mencari jalan keluar agar ia bisa mendapatkan uang dalam waktu 3 hari. Ia memutar otaknya, tidak mungkin ia meminjam uang pada tuan Jang tetangganya yang kaya raya itu, orang itu selalu memberi bunga lebih jika membayar terlambat. Jika dia pinjam ke bank, apa yang akan dijadikan jaminan di bank nanti? Seohyun melihat buku tabungan di tasnya, bahkan tabungannya pun kurang dari 1 juta won. Seohyun menghela nafas panjang, ia melangkahkan kakinya ragu menuju tempat terakhir yang menjadi harapannya. Seohyun berhenti didepan sebuah klub malam, ia menghela nafas panjang disana. Salah seorang pemilik klub ini adalah teman baiknya. Seohyun melangkahkan kakinya sedikit takut, beberapa kali ia dipandang dengan tatapan nafsu oleh laki-laki hidung belang ditempat ini. Seohyun melihat orang yang dicarinya tengah melayani beberapa pelanggan di meja bar.
"Yakk, apa yang kau lakukan disini?" tanya seorang laki-laki terkejut ketika melihat kehadiran  Seohyun.
"Tuan Park? Aku butuh bantuanmu." jelas Seohyun pada laki-laki yang ternyata bermarga Park tersebut.
"Ada apa Seohyun-ah? Katakan." Kata tuan Park.
"Aku tengah butuh uang sekarang, bibi sakit, beliau harus segera di operasi tuan Park. Pinjamkan aku uang tuan Park" Jelas Seohyun sedih.
"Berapa yang kau butuhkan?" tanya tuan Park.
"5 juta Won." Jawab Seohyun, tuan Park membulatkan matanya. Ia merogoh saku kantong jasnya.
"Aku hanya punya 1 juta won, terimalah ini dulu." Jelas tuan Park sembari memberikan uang tersebut pada Seohyun.
"Untuk sisanya, aku akan usahakan 5 hari lagi." jelas tuan Park pada Seohyun.
"Tapi tuan Park operasi bibi harus dilaksanakan 3 hari lagi. Aku tidak tahu harus mencari kemana lagi, aku berjanji akan mengganti secepatnya tuan Park." Jelas Seohyun.
"Aishh, ada apa dengan tamu VIP itu? Sepertinya dia sengaja menumpahkan alkohol dipakaianku." Kata seorang wanita malam sebal yang tiba-tiba saja muncul dari balik ruangan pada tuan Park. Baik Seohyun maupun tuan Park sama-sama memandang heran kearah wanita malam tersebut.
"Aku tidak mau melayani tamu gila itu lagi." jelas wanita malam tersebut pada tuan Park.
"Aku tidak mau melayaninya." kata wanita malam itu sebal, Seohyun hanya melongo menatap wanita malam tersebut.
"Arraseo kau bisa melayani tamu lain." Jelas tuan Park. Seohyun menatap tuan Park penuh harap.
"Apa tamu VIP itu bisa memberikan aku uang tuan Park?" tanya Seohyun pada tuan Park.
"Kau gila Seohyun-ah, jangan?! kau tidak boleh seperti itu? Kau tidak kasihan pada bibimu hum?" tanya tuan Park.
"Aku tidak punya pilihan lain tuan Park, bibi harus segera di operasi." Jelas Seohyun.
"Tidak Seohyun-ah." Kata tuan Park lagi.
"Aku hanya cukup menemaninya minumkan, aku mungkin bisa jika hanya menemaninya minum." Jelas Seohyun.
"Tidak Seohyun-ah, kau tidak boleh." Pertegas tuan Park lagi.
"Tuan Park aku mohon, aku benar-benar butuh uang itu sekarang." jelas Seohyun. Tuan Park menghela nafas panjang.
"Baiklah, kau hanya menemaninya minum, jika kau diapa-apakan segera berteriak dan berlari ne?" kata tuan Park, Seohyun mengangguk yakin. Tuan Park mengantarkan Seohyun didepan sebuah ruangan VIP di klub malam tersebut, sebenarnya Seohyun sangat tidak mau melakukan hal  seperti ini, mau bagaimana lagi? bibinya benar-benar harus segera di operasi secepat mungkin. Sedikit ragu Seohyun memasuki ruangan itu, dan kini bisa ia lihat seorang laki-laki duduk memandang gelas berisi alkohol didepannya datar, sekalipun laki-laki itu memakai jas tapi tetap saja penampilannya acak-acakkan.
"Aku tidak memesan wanita malam."  Kata laki-laki itu datar sembari memainkan jari-jemarinya di gelas berisi alkohol tersebut.
"S-saya hanya menemani anda minum tuan." Jelas Seohyun gugup. Laki-laki tersebut hanya tersenyum sinis kearah Seohyun. Laki-laki tersebut memandang Seohyun dari atas hingga ke bawah. Bisa ia lihat dari pakaian gadis itu bahwa gadis itu bukan seperti wanita tadi yang menemaninya minum.
"Benar, untuk apa kau berdiri disana? Bukankah kau ingin menemaniku minum?" tanya laki-laki tersebut, Seohyun bingung.
"Nde? Ah, ne." Kata Seohyun yang duduk dengan ragu disamping laki-laki tersebut. Seohyun hanya duduk diam disamping laki-laki tersebut.
"Tuangkan anggur itu untukku." Perintah laki-laki tersebut datar pada Seohyun, Seohyun sedikit kebingungan namun ia segera menuangkan anggur kedalam gelas laki-laki tersebut, Seohyun kembali diam dan canggung didalam sini.
"Jadi berapa yang kau butuhkan?" tanya laki-laki tersebut tiba-tiba.
"Nde? Apa maksud anda tuan?" tanya Seohyun bingung.
"Uang, bukankah kau disini butuh uang." Jelas laki-laki tersebut.
"Ah, benar. 4 juta won." Jawab Seohyun gamblang, laki-laki tersebut hanya terkekeh pelan. Ia keluarkan cek dari dalam saku jasnya.
"Sudah." Kata laki-laki tersebut sembari meletakkan cek 4 juta won di depan Seohyun, Seohyun tersenyum sumringah.
"Terimakasih tuan. Saya akan mengembalikan secepatnya, ini nomor telepon saya." Kata Seohyun sembari meletakkan secarik kertas didepan laki-laki tersebut.
"Jadi siapa nama tuan?" tanya Seohyun kemudian.
"Kyuhyun, Cho Kyuhyun." Jawab laki-laki tersebut datar.
"Baiklah, tuan Cho Kyuhyun." Kata Seohyun mengetik sebuah nama di ponselnya.
"Secepat mungkin saya akan mengembalikannya, kirimi saya nomor rekening anda, saya akan menggantinya dengan mencicil, setiap bulan saya akan mencicilnya dan mengirimkannya pada rekening anda, tuan bisa percaya pada saya." Jelas Seohyun antusias, ia hendak berdiri dari duduknya namun niatnya terhenti karena perkataan laki-laki bernama Kyuhyun tersebut.
"Kau tidak perlu mengembalikannya, cukup layani aku." Jelas Kyuhyun datar.
"Nde?" tanya Seohyun bingung.
"Berikan aku tubuhmu." Kata Kyuhyun datar, Seohyun membulatkan matanya.
"Saya bukan wanita seperti itu tuan." Jelas Seohyun takut, Kyuhyun hanya tersenyum sinis mendengar perkataan Seohyun. Tanpa aba-aba lagi Kyuhyun sudah menarik Seohyun duduk di depannya, ia tak memberi jarak pada Seohyun dan dengan tatapan seduktif ia mengamati setiap inci bagian wajah Seohyun.
"Tuan, apa yang anda lakukan?!" tanya Seohyun takut saat Kyuhyun sudah mengusap pipi gembulnya dan memainkan anak rambutnya.
" Kau gadis yang lucu." Kata Kyuhyun tersenyum melihat wajah Seohyun.
"T-tuan..." kata Seohyun terpotong karena Kyuhyun sudah melekatkan bibirnya pada bibir Seohyun, Seohyun membulatkan matanya. Ia mendorong tubuh Kyuhyun sekuat mungkin, kakinya sudah tidak berkutik karena laki-laki bernama Kyuhyun itu mengunci kakinya, namun laki-laki itu bersih keras melanjutkan aktivitasnya melumat bibir Seohyun lembut, lagi Seohyun berusaha untuk mendorong tubuh laki-laki yang kini sudah menindih tubuhnya. Airmata sudah berjatuhan dari pelupuk matanya, akankah kesuciannya akan ia korbankan hari ini. Ia mencengkram bahu Kyuhyun saat dirasa Kyuhyun sudah mulai melakukan aktivitas lebih pada tautan bibir mereka. Seohyun terisak, Kyuhyun yang bisa merasakan isakkan Seohyun menghentikan aktivitasnya. Ia masih saja menindih tubuh Seohyun, bisa ia lihat mata Seohyun yang berkaca-kaca.
"Wae? Bukankah kau kesini untuk melayaniku?" tanya Kyuhyun datar, dan kini Kyuhyun baru sadar bahwa Seohyun sudah terisak dalam diam.
"Aku sudah bilang aku akan mengganti uang tersebut Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun terisak. Ingin sekali Seohyun mencekik dirinya sendiri saat ini.
"Lalu aku harus bagaimana? Apa aku harus percaya pada orang yang baru kukenal, huh?" tanya Kyuhyun, ia hendak mencium lagi bibir Seohyun namun Seohyun menghindarinya, dengan mengalihkan wajahnya kearah lain, Kyuhyun mendengus kesal.
"Aku bukan wanita seperti itu Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun yang masih terisak.
"Lalu, aku harus menyebutmu apa?" tanya Kyuhyun datar.
"Bukankah wanita yang melayani tamunya minum adalah wanita seperti itu?" tanya Kyuhyun sinis. Ingin sekali Seohyun menampar wajah Kyuhyun saat ini juga, namun posisinya yang sangat tidak nyaman ini membuatnya tidak bisa berkutik dibawah kuncian tubuh Kyuhyun, ia harus segera keluar dari ruangan ini bagaimanapun caranya.
"Aku memohon padamu Kyuhyun-ssi, aku akan segera mengganti uang tersebut. Aku berjanji padamu Kyuhyun-ssi." Jelas Seohyun lagi, namun penjelasannya tak dihiraukan lagi oleh Kyuhyun, Kyuhyun hanya tersenyum sinis.
"Ini sudah kesekian kalinya seorang perempuan berjanji padaku, dan di akhir mereka selalu mengkhianatiku, aku bahkan tak mengenalmu dengan benar, apa kau pikir aku bisa mempercayaimu dengan mudah, huh?!" pekik Kyuhyun, Kyuhyun mengepalkan tangan kirinya yang berada disamping kepala Seohyun, Seohyun terdiam takut menatap wajah Kyuhyun yang sepertinya tengah marah, bukan sepertinya melainkan iya bahwa Kyuhyun benar-benar marah saat ini.
#Flashback#
"Kau mengkhianatiku Haera-ya?" tanya Kyuhyun dingin pada gadis yang duduk didepannya.
"Ya, aku mengkhianatimu oppa, aku benar-benar menyesal karena pernah menyukaimu." Jawab gadis yangbernama Haera tersebut ketus.
"Untuk alasan apa kau mengkhianatiku?" tanya Kyuhyun datar.
"Untuk alasan apa kau bilang? Kau menjadikan aku robotmu oppa, kau hanya memanfaatkan aku untuk kepentingan perusahaan itu, kau tahu kau tidak pantas disebut manusia, demi pekerjaanmu itu kau bahkan membiarkan aku berada dirumah sakit sendiri. Kau kejam oppa, bagaimana mungkin seorang kekasih membiarkan kekasihnya terbaring lemah di rumah sakit sendiri huh?!" pekik gadis tersbut marah.
"Aku mencintaimu Haera-ya." Jelas Kyuhyun lembut.
"Cinta kau bilang?! Buang saja cintamu itu ketempat sampah." Kata gadis tersebut ketus  dan pergi begitu saja meninggalkan Kyuhyun yang duduk terpaku ditempatnya.
#Flashback End#
Seohyun bisa merasakan beberapa tetes air mata Kyuhyun berjatuhan di pipi gembulnya, ia bisa melihat wajah sedih Kyuhyun.
"K-kyuhyun-ssi..." panggil Seohyun takut
"Harus ada cara agar kau tak mengkhianati janjimu nona." Jelas Kyuhyun yang masih terisak, Seohyun menatap bingung pada Kyuhyun. Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Seohyun, ia mentautkan bibirnya pada Seohyun, Seohyun membulatkan matanya saat dengan lembut bibir Kyuhyun melumat bibirnya, bahkan airmata Kyuhyun juga turut hadir disela-sela ciuman mereka. Seohyun mencengkram kedua bahu Kyuhyun, saat dirasa ciuman Kyuhyun semakin intens padanya. Seohyun semakin terisak dalam hatinya, ia benar-benar sedih dan kecewa dengan dirinya sendiri. Seohyun berdo'a dalam hatinya...
Maafkan aku Tuhan, aku tak bisa menjaga kesucianku, maafkan aku bibi karena aku bukanlah keponakan yang bisa kau banggakan, maafkan aku.
Seohyun benar-benar merutuki dirinya sendiri. Ciuman Kyuhyun sudah berpindah ke area sensitif tubuh Seohyun, Seohyun mencengkram bahu Kyuhyun kuat karena kegelian luar biasa saat Kyuhyun menciumi lehernya.
"K-kyuhyun-ssi..." pangil Seohyun sembari mencengkram bahu Kyuhyun kuat saat Kyuhyun masih sibuk menciumi leher dan menghisap lehernya meninggalkan beberapa kiss mark disana. Kyuhyun menghentikan aktivitasnya, ia melihat kearah wajah Seohyun dengan sendu, ia bisa melihat Seohyun masih terisak dalam tangisnya, meski Seohyun tak bersuara, Seohyun menggeleng pelan pada Kyuhyun menandakan agar Kyuhyun menghentikan aktivitasnya yang benar-benar tidak pantas dilakukan. Seperti dianggap hembusan angin, Kyuhyun memanggut kembali bibir Seohyun dan melumatnya dengan lembut.Tangan Kyuhyun bahkan sudah berhasil melepas beberapa kancing kemeja Seohyun. Seohyun semakin terisak disela-sela ciuman mereka saat Kyuhyun melakukan hal tersebut. Tangan Kyuhyun kini sudah menembus bagian polos tubuhnya, Kyuhyun yang masih sibuk melumat bibir Seohyun  membelai lembut bagian polos tubuh Seohyun, Seohyun benar-benar ingin mati saat itu juga.

OneShootWhere stories live. Discover now