Setelah dilihat dari luar, Grouth Magic memang lebih mirip sebuah istana, jadi lebih pantas dipanggil Grouth Magic Castiles, dengan bagian luar yang dilapisi benteng tinggi.
Kelas mulai dijalankan kembali, akrivtas normal kembali, luna memasuki kelas.
"Pagi semuanya" ucapnya.
""Pagi, luna sensei""
"Bagaimana, apa kau senang hado memenangkan hadiahnya?" sambil menunjuk ke arah hado.
"Jujur, aku tidak pernah menginginkan itu, tapi karena dipaksa yeah, aku ambil" jawab hado singkat.
"Baiklah, pelajaran kita kali ini adalah tentang pet"
"Maksud anda?" tanya seorang siswa.
"Benar, kalian akan mencari pet kalian, tapi setelah mempelajari bab berikut ini" lalu ia membuka bukunya yang merupakan digital compnya dan membacakan beberapa bacaan, "Pet adalah periharaan khusus dan unik, yang didapat penyihir melalui perjanjian dengan lingkaran pemanggil (Altar Pet), mereka akan keluar dari Altar Pet yang cukup besar dan memiliki element sejenis atau element pembantu dari element kalian, pet akan terus berada di samping pemiliknya hingga pemiliknya meninggal, namun pet tidak akan mati bila pemiliknya tidak mati, dan pemiliknya tidak akan mati walaupun petnya mati" jelas panjang lebar luna, "Mengerti murid-murid?" dengan tatapan tajam dan aura mencengkram.
""Mengerti sensei""
"Bagus, kita lakukan test nanti saat jam pelajaran ke dua" lanjutnya dan pergi dari kelas, setelah agak lama luna pergi, bell istirahat berbunyi.
Eliz sibuk membaca buku tentang pet, sedangkan hado duduk di kursinya sambil memejamkan mata, lalu terjadi keributan.
"Hoi, apa kau mau melawanku sialan?"
"Pergi dariNya, dan akan kubiarkan kau hidup, atau kau mamilih sebaliknya?"
"Sialan, Weapon Caller" lalu muncul semacam bola sihir , bola sihir sama gunanya seperti tongkat sihir.
"Hmmm, pilihan yang salah Weapon Caller" sedangkan di tangannya muncul pedang emas.
"Fire ball" muncul bola api mengarah ke orang yang membawa pedang itu, namun orang yang membawa pedang itu justru maju dan menangkisnya dengan sekali tebas, saat serangan sihir akan membentur tembok, semua sihir akan di netralkan kecuali sihir kelas tinggi.
"Kirim dia ke neraka, Sword Lion" lalu dia melompat dan bersiap menyerang, "Kyaa!!!" teriaknya dan akhirnya menebaskan pedangnya,
Klaang!!!
Suara tangkisan pedang, kini pedang hado dan pedang emas itu beradu.
"Kau, jangan menghalangiku" teriak pemilik pedang itu, lalu mundur beberapa langkah.
"Aku tak mau ikut campur tapi ini kelas, bukan arena bertarung, jangan buat keributan di sini" jawab hado sambil meletakkan kembali pedang di punggungnya.
"Baiklah, kau selamat, lihat lain kali" ucap orang yang membawa pedang itu sambil menghilangkan pedangnya menjadi partikel, lalu pergi dari kelas.
"Terima kasih" ucap orang yang memiliki bola sihir tadi, "Namaku Alan, salam kenal" sambil mengangkat tangannya tanda ingin berjabat tangan.
"Namaku Hado, salam kenal juga" menjabat tangannya, lalu hado kembali duduk ke kursinya dan memejamkan mata, namun suara bell berbunyi, luna pun memasuki ruangan saat itu juga.
(Orang yang tepat waktu) pikir semua siswa.
"Baiklah semuanya, aku sudah meminta persetujuan kepala sekolah dan kita sekarang akan menuju Altar Pet"