Ini cerita pertama yang aku buat. Betul-betul masih pertama kali bikin cerita karena iseng saja. Harap maklum jika masih banyak kekurangan ^_^
Selamat membaca...
***
Musik berdentum keras. Bau Alkohol menguar di seluruh ruangan bercampur asap rokok. Pasangan muda mudi bermesraan tanpa merasa malu ataupun canggung. Berciuman dan bercumbu di tengah keramaian, sudah menjadi hal yang lumrah di sini. Wanita penghibur dengan dandanan menor dan baju minim melenggang ke sana kemari untuk mencari mangsa.
Kelab malam ini tidak pernah sepi pengunjung. Setiap harinya selalu ramai karena memang ini adalah kelab malam pertama yang ada di kota ini dan satu-satunya. Yang datang ke tempat ini pun sudah pasti hanya kaum elit yang menginginkan pengakuan akan kebebasan, kesenangan dan kemajuan zaman.
Setelah penjajahan selama tiga setengah abad lamanya, kemerdekaan yang akhirnya bisa diperjuangkan oleh negara ini otomatis membutuhkan banyak sekali pemasukan untuk pembangunan demi kesejahteraan rakyat dan kelab ini memberikan pemasukan pajak yang cukup membantu pemerintah.
Di sudut ruangan, tepatnya di bangku khusus duduklah seorang pria muda yang terlihat bosan dan jengah. Ia menatap ke atas panggung kecil yang menampilkan penari striptis dengan pandangan sinis sambil sesekali menyesap minumannya. Sementara itu, lima pengawal pribadinya berbaris rapi di belakang tempat dia duduk.
Pemuda itu tampan, khas bangsawan Eropa dengan wajah putih pucat, rahang tegas, dan hidung mancung yang semakin menambah pesonanya. Namun, sayang sekali, aura yang ia pancarkan menunjukkan bahwa pribadinya tidaklah setampan wajahnya. Selain terlihat sinis, ia juga tidak banyak bicara dan tak ramah pada siapa pun.
Beberapa wanita penghibur pernah mencoba mendekati pria itu untuk sekedar menemani minum atau bahkan menawarkan tubuh mereka secara gratis, tapi pria muda itu hanya mendengus kasar, kemudian tanpa menoleh ia akan mengusir mereka semua hanya dengan satu kalimat telak yang membuat para wanita penghibur itu enggan untuk mendekatinya lagi. "Pergi atau menjadi piala bergilir para pengawalku!"
Deni Ryan Nugraha, siapa yang tak kenal dengan nama itu. Seorang taipan muda yang cukup sukses dengan berbagai bisnis yang ia kuasai di negara yang masih carut marut ini. Ia mengambil banyak sekali keuntungan dari kekacauan yang masih saja terjadi sekalipun negara ini sudah memproklamirkan kemerdekaannya.
Dengan banyaknya teror yang masih terjadi di beberapa wilayah di negara ini, ia membuka bisnis jasa pengawal pribadi, usaha perdagangan eksport import, perkebunan, termasuk dalam bidang kesehatan. Beberapa rumah sakit peninggalan bangsanya telah berhasil ia ambil alih untuk dikembangkan.
Selain dikenal akan bisnis yang dimiliki, sosok Deni juga dikenal sebagai seseorang yang berdarah dingin. Ia tak segan untuk melindas siapa pun yang menghalangi jalannya. Bahkan, menurut desas desus yang beredar, siapa saja yang berani mencoba untuk menyelidiki ataupun mencari tahu mengenai kehidupan pribadinya akan ditemukan tak bernyawa di depan rumah mereka keesokan harinya.
Hingga kini tak ada lagi yang berani mengorek asal usul pemuda kaya raya itu. Deni Ryan tetap menjadi sosok misterius yang tak tersentuh oleh siapa pun termasuk para pekerjanya. Hanya beberapa orang kepercayaannya saja yang mungkin bisa mengetahui sedikit rahasia kelam dari seorang Deni Ryan.
Deni mengerutkan dahi dengan ekspresi seperti menahan rasa sakit kala mengingat kejadian buruk yang mengubah seluruh hidup dan masa depannya sampai detik ini.
Suasana masih gelap ketika ia baru saja keluar dari dalam hutan setelah berburu. Fajar belum menyingsing di ufuk timur, tapi cahaya kemerahan yang begitu terang menerpa indera penglihatannya. Ia pun menghela kudanya agar melaju lebih cepat karena penasaran dengan cahaya kemerahan yang membara itu. Benar saja, ketika ia sampai di gerbang ibu kota, pemandangan yang sangat mengerikan terhampar di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Sang Pewaris Takhta
FantasyManusia adalah makhluk keji yang seharusnya ia benci. Karena ulah manusia pula hingga akhirnya negeri, kerajaan, dan juga kaumnya musnah. Hanya dia satu-satunya penyihir yang masih bertahan hidup dan tak akan bisa mati hingga seluruh kehidupan di bu...