Mata Penghipnotis

85 6 1
                                    



"What's this place?" kataku, beberapa saat aku melihat lampu menyala dari arah belakangku

"Well, this is a miracle place?" terdengar suara Aaron berbisik di telinga ku, membalikkan badanku kearah lampu yang menyala tadi.

And it's true, it is a miracle place, bau familiar itu? Hah tentu aja aku mengenalnya.cat. itu bau khas cat, Banyak lukisan lukisan indah mengelilingi kami, Eye, Ocean, Space, a park. Semuanya terasa seperti ada di depanku, semua lukisan itu tampak nyata untukku. Cat ada di mana mana, kanvas putih berbagai ukuran terlihat di ujung ruangan siap untuk di pakai.

"Kalian yang melukis semua ini?" tanya ku sambil memasang wajah bodoh yang masih terpukau.

"Yah, ini tempat aku dan Jacob biasanya melukis, Kami lebih banyak meluangkan waktu, well mungkin hanya aku karena Jacob mempunyai pacar" jawabnya sambil berjalan menuju sebuah sofa putih panjang yang berada di tengah ruangan, aku lalu mengikuti langkahnya dan duduk di sofa itu diselingi dia yag mengikuti ku duduk disampingku

"Tempat kalian luar biasa" kataku lagi yang masi saja terpukau dengan studio ini dan masih menatap ke setiap sudut ruangan ini

"Well, bukan hanya tempat kami, tapi kita" kata Aaron lagi yang membuatku menatapnya

"Maksudmu, aku juga?" timpal ku lagi yang merasa bersemangat

"Ah tidak bukan, maksudku aku dan Jacob" kata Aaron lagi yang membuat aku sungguh merasa kepedean super dan ah aku tak tau

"Ahh, Ahh benar, tempat kalian, I'm so sorry, That's weird, kenapa aku berasumsi aku menjadi bagian di dalamnya hahaha"

Aaron lalu terkekeh yang mulai membuatku menaikan satu alisku

"Of course, this is for you too, You weirdo" katanya lagi

"Benarkah? Ah maksudku, aku bukannya kepedaean atau apa sehingga kau harus kasihan padaku, maksudkuu"

"It's okay Ev, Kau memang bagian dari kami, Soo" katanya lagi lalu menepuk pundakku, dan berdiri menuju meja yang ada di depan kami dimana terdapat radio yang terliat cukup usang, lalu dia menyalakan sebuah musik, dan musik itu mulai terdengar dengan melodi melodi nya dari radio usang itu.

"Dan Selamat datang di Arteen, dan menjadi anggota baru kami tentunya" katanya lagi dan menjulurkan tangannya padaku penanda ingin mengajakku berdansa dengannya

"Huh? Ah No, No, No Please, I don't Dance" kataku lagi

"It's okay, Just follow me, Come on. Mari kita rayakan kedatanganmu"

"Fuuh, okay" aku lalu menempatkan tanganku di atas tanggannya, ia dengan lembut mengengam tanganku lalu melingkarkan tanganku di lehernya, dan menaruh tangannya di sekitar pinggang ku.

Kami menatap mata masing-masing dan mulai tertawa

"What?" kata Aaron sambil mentap lembut mataku

"No, Nothing" jawabku lagi sambil tersenyum,His eyes is beatiful dan aku tak bisa terlepas darinya seperti sesuatu menjeratku kedalam matanya sehingga aku tak bisa melepaskan pandanganku darinya.

"Jadi apa arti dari Arteen?" kataku yang mulai membuka pembicaraan

"Itu berarti Seni Remaja?"

Aku terkekeh "hahaha Yah aku tau, maksudku bagaimana cara kalian berpikir untuk membuat nama itu"

"Hmm, itu pertanyaan pribadi" ktanya lagi yang mulai mengangkat tanganku bersamaan dengan tangannya sehingga aku berputar dibawahnya, lalu kembali lagi keposisi  awal kami lagi dengan suara musik yang terdengar

"Tak perlu di jawab jika tak bisa" kataku

"Nah, tak apa apa, hanya cerita lama, seorang senior kami yang membuat nama itu sebenarnya, and she already graduated"

"Well, she?, ku kira aku satu-satunya perempuan disini" tanyaku lagi yang mulai bingung

"Yah, tapi dia sudah lulus dan tersisa kami berdua, ah maksudku di tambah kau jadi bertiga" jawbanya lagi

"Menarik" kataku lagi

"Yah" jawabnya

Keadaan hening beberapa saat, hanya musik yang terdengar dengan suara nafas yang keluar, ah jangan lupa jantungku yang berdetak sangat kenjang berharap Aaron tak mendengarnya. Aku berusaha mengalihkan pandanganku untuk tidak melihat wajahnya terutama matanya, ku alihkan pandanganku ke sekeliling benda benda yang ada. Aku sekarang merasakan dia sedang menatapku

"What" kataku tetap tak melihat ke arah matanya

"Hey look at my eyes" katanya lagi

"Kau berbicara denganku atau dengan benda di belakangku?" katanya lagi, dia lalu memiringkan kepalanya agar dapat melihat mataku, tapi aku menghindarinya. Musik berhenti

Musik berhenti, Aaron dan aku berhenti berdansa tapi masih dalam posisi yang sama. Aku lalu berusaha menjauhkan diriku darinya menurunkan pelan tanganku dari sekitar lehernya. Tapi..

Tiba tiba dia menarik tubuhku mendekat padanya, sehingga aku menaruh kembali tanganku pada lehernya, sekarang jarak yang ada saat kami berdansa sudah hilang. Tak ada jarak lagi antara tubuh kami, bisa dibilang kami sedang berpelukan.

"Look at my eyes, Ev" bisiknya di telingaku dengan suaranya yang lembut. Dia lalu memberi tubuh kami jarak sehingga sekarang aku bisa melihat wajahnya, tapi tidak dengan matanya. Aku dengan cepat menundukan kepalaku kebawah sehingga terhindar dari mata indahnya.

Perlahan dan secara lembutnya dia memegang pipiku, yang membuatku mengangkat kan kepalaku dan menatapnya. Matanya mulai menghipnotisku lagi, matanya yang indah sekarang berada di depanku. Beberapa saat dia menatap mataku secara bergantian, kiri, kanan, kiri, kanan dan dia lalu melihat kebawah ke bibirku, lalu melihat mataku lagi. Lalu..

"Kita harus masuk kelas kan? Ahahaha, Kurasa sehabis ini Mr. Kerold masuk ke kelas ku, Pelajaran Matematika euuhhh menyebalkan ahahaha" kataku lagi berusaha mengalihkan pembicaraan menjauh dari Aaron dan mengambil ponselku yang ada di atas sofa.

"Aku rasa, Mr. Kerold Guru Bahasa Inggris"

"Aa, aku rasa dia sudah bosan dengan bahasa Inggris dan beraliha ke Matematika" kataku lai mencari alasan dan berjalan mendekati pintu, berbicara sambil berjalan mundur

"I don't think soo" katanya lagi yang mencurigai perkataanku

"ahahahah yap, well Oaky byeee" aku lalu membuka pintu dan melarikan diri dari sana meninggalkan Aaron terdiam di tengah ruangan.

Aku lalu berjalan ke toilet dari pada berjalan ke kelas ku, dan memasuki salah satu bilik toilet

"BODOH BODOH, BODOH!! Apa yang baru saja kau lakukan Evi? Melarikan diri? Ahahahahaha Of course you will! Seorang senior tampan baru saja ingin menciummu? Ahahahahahaha Terus apa yang kau lakukan ikut serta dalamnya. Dan Mr. Kerold guru Bahasa inggris bodoh kalau mau bohong itu yang pintar kek, Oh my god, what i should do Aaaahhh" Aku mulai berbisik bisik dan berbicara sendiri dengan diriku mengingat ngingat ah terutama lari dari kejadian yang datang sekali dalam seumur hidupku. Pintar sekali

"Waiit, waitt, wait, Bagaimana jika dia bukan berniat menciumku dan aku hanya kepedean? Ahhh aku tak tau" Aku yang mulai seters sendiri dengan pikiran pikiranku mulai mengacak-ngacak rambutku.

TRINGGGG TRINGGG

Bell masuk oh great, saat aku lagi setres? Yah okay, aku lalu dengan malasnya berjalan keluar bilik tak lupa mencuci tangan sehingga terlihat normal dan keluar dari toilet. Dan tebak siapa yang kutemui

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My HERO {Magcon}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang