3. Aster

7.8K 563 35
                                    


"Ayo bangun, anak-anak! Lonceng pagi sudah berbunyi!" teriak seorang wanita berbadan gemuk, sembari mengadukan spatulanya dengan sebuah wajan. Dentangan nyaring yang ditimbulkan melanjutkan gema lonceng yang hanya berbunyi sebanyak enam kali. Selalu berhasil memaksa rasa kantuk untuk segera pergi dengan cepat.

Berpuluh-puluh anak berpiyama kusam berhamburan dari dalam kamar, menuju sebuah aula yang berisi lima baris meja panjang. Dengan sangat teratur, mereka menempati tempat duduk yang sepertinya telah khusus disediakan untuk tiap orangnya. Sebagian anak mulai bercanda dengan semangat, sebagian lagi masih berusaha menahan kantuk dengan mata yang masih menyipit. Namun, tak butuh waktu lama bagi makanan lezat di atas meja untuk bisa meraih perhatian. Seberapa kuat pun kantuk yang dirasa, semua anak langsung memfokuskan pandangan kepada sepotong roti serta semangkuk sup ikan di hadapannya. Kepulan asap dari sup beraroma sedap itu memancing gemuruh dari dalam perut tiap anak. Namun, tampaknya mereka masih harus bersabar menahan nafsunya untuk segera melahap sarapan kali ini. Miss Bella tidak akan mengizinkan mereka mulai makan sebelum semua orang menduduki tempatnya masing-masing.

Miss Bella, sang juru masak berkeliling, memperhatikan setiap bangku yang berjumlah sama dengan seluruh anak di panti. Tangan kirinya yang memegang sebuah katel dia taruh di belakang pinggang, sementara tangan satunya dengan spatula tua mengacung-acung di udara. Si anak kembar berkepala botak dibuat terkekeh melihatnya.

"Martin, jangan coba-coba memasukkan jarimu ke dalam sup! Isabel, cepat duduk di bangkumu! Jemy, sudah kubilang berkali-kali, jangan membawa bonekamu ke ruang makan!" Si kecil Jemy memberikan boneka kucing kesayangannya kepada seorang pengurus dapur yang lain. Boneka kusam yang tak pernah mau dia lepaskan apalagi diberikan kepada orang lain. Dia terlihat kecewa, namun tidak satu anak pun berani membantah perintah dari wanita tersebut.

Miss Bella memang terkenal sebagai orang yang paling tegas di panti. Meski begitu, tidak ada anak yang membencinya. Di samping sifat menyeramkannya, Miss Bella merupakan seorang yang penyayang dan penuh perhatian. Perutnya yang sangat besar membuat anak-anak memberikan sebuah nama panggilan, yaitu Miss Belly. Umurnya sudah tidak muda lagi, mungkin sekitar empat puluh tahun. Setelah kepergian suaminya, Miss Bella yang tidak dikaruniai anak itu pun memutuskan untuk mengabdikan diri kepada panti asuhan Oakland. Ketulusan hati itulah yang membuat dia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari semua orang.

Anak-anak masih terdengar gaduh karena berusaha menahan rasa laparnya. Bagaimanapun Miss Bella masih terus mondar-mandir karena ada satu bangku yang masih terlihat kosong. Wanita gemuk itu mendecak sembari menggelengkan kepala, seakan sudah tidak aneh saat matanya melirik bangku kosong tersebut. Namun dia tetap diam dan meneruskan patrolinya di dalam ruang makan. "Risa, jangan tidur di meja makan!"

Di saat yang sama, seorang anak perempuan tengah mengendap-endap memasuki ruangan makan. Dia merangkak, berusaha menyembunyikan diri agar tidak terlihat oleh semua penjaga dapur, terutama Miss Bella. Beberapa anak yang melihatnya tetap diam, kecuali si kembar bersaudara yang sejak awal sudah tertawa-tawa kecil melihat Miss Bella. Kini mereka berdua semakin ingin tertawa karena mengetahui ada sosok yang sedang mengendap-endap menuju kursinya. Tiba-tiba suara serak Miss Bella membuat tawanya terhenti. "Dave, Davin, apa yang kalian tertawakan?" tanyanya.

Dave dan Davin menegakkan badan sembari berusaha menahan rasa geli yang tak kunjung hilang. "Bukan apa-apa, Miss," ujar Dave yang kemudian menggigit bibir bawahnya agar tidak kembali tertawa.

"Kita sedang ada di dalam ruang makan, jadi tolong berhenti bercanda!" anak-anak lain tertawa kecil, sementara si kembar hanya mengangguk. "Dan kamu Aster," Miss Bella kembali berbicara. "Sudah berapa kali kamu terlambat sarapan? Lain kali jatah makanmu akan aku kurangi. Cepat duduk di bangkumu! Kita akan mulai sarapan!"

Aster [The First Adventure]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang