"Eh.. Fiiz, ini gimana caranya?" Tanya Rizy pada Fiiza yang sedang serius mengerjakan tugas fisikanya.
"Oh yang ini.. sini gw ajarin" ucap Fiiza.
"Ha? Yang mana?"
"Ini nih," tunjuknya pada salah satu soal yang ada di buku.
"Oh yang ini, sini gw ajarin" ucap Fiiza lalu mulai mengajari Rizy.
Sebenarnya Rizy bukan tidak mengerti soal ini tetapi ini hanya modus untuk mendekati Fiiza.
Setelah sekian lama Fiiza menjelaskan pelajaran yang ditanyakan, Rizy malah terfokus kepada wajah Fiiza yang menurutnya imut saat serius namun harus segera ia hapuskan pernyataan itu.
"Gw nggak boleh suka sama nih cewek. Nggak boleh!" Ucap Rizy dalam hati sambil menggelengkan kepalanya yang membuat Fiiza mengerenyit heran.
"Lo kenapa Riz?" Tanya Fiiza
"Hah? Nggak pa-pa kok cuma pusing aja sedikit" elak Rizy
"Lo sakit? Kalo sakit lo pulang aja. Nggak pa-pa kok" ujar Fiiza cemas
"Gw nggak pa-pa Fiiza." Ucap Rizy sambil menangkup wajah Fiiza dan sontak membuat wajah Fiiza memerah malu.
"E..enggak pa..pa nih serius?" Tanya Fiiza gugup kerena di tatap sebegitu dalamnya oleh Rizy.
"Iya Fiiza sayang" ucap Rizy penuh penekanan
Tak terasa hari semakin sore dan kini Rizy sudah meninggalkan rumah Fiiza. Dengan perasaan senang Fiiza pun memasuki rumahnya sambil terus tersenyum dan hal ini membuat Nadine terheran karena tak biasanya kakaknya itu senyum-senyum sendiri.
"Kak! Kakak kenapa dah kok senyum-senyum sendiri?" Tanya Nadine yang membuat Fiiza terlonjak kaget.
"Ishh kamu nih ngagetin aja! Kakak nggak kenapa-napa kok. Udah ah kakak mau mandi udah sore. Bye.." jawab Fiiza lalu meninggalkan Nadine yang memasang wajah anehnya karena jawaban Fiiza yang tifak memuaskan.
*************
Suasana pagi yang cerah membuat anak kelas 8-5 kesal karena harus berolahraga di lapangan samping sekolah yang becek karena hujan semalam.
"Yah pak.. nggak usah lari ya.. becek pak. Kotor ihh" ucap Vylia kesal
"Ehh nggak ada protes semuanya harus lari!" Tegas pak Beni pada Vylia
"Pak kalo jatuh gimana kan licin ini tanahnya" timpal yang lain
"Nggak ada protes lagi! Atau nambah satu putaran" ancam pak Deni yang membuat anak cewek berteriak histeris.
Naaly yang melihat Rizy sedang menaikkan celananya hanya terdiam sebentar lalu berkata histeris kepada Danna, Daeless dan Vita.
"Waaa... anjirrr liat dah betisnya Rizy.. gakuna putih banget" ucapnya heboh.
Danna menoleh. "Lha iya! Kok bisa sih?!" Ucapnya setelah itu.
"Anjirr... betis gw kalah" ucap Daeless tak kalah heboh.
"Hei kalian! Lari! Malah diem aja" tiba-tiba suara bariton dari pak Beni mengejutkan mereka.
"Yaelah pak.. istirahat bentar.. capek" keluh Vita yang dibalas pelototan tajam pak Beni.
Vita meringis. "Iya pak. Iya."
*************
Setelah selesai pelajaran olahraga yang cukup melelahkan dan membuat sepatu hingga kaus kaki mereka basah, mereka pun segera kembali ke dalam kelas dengan keadaan nyeker.
"Hah!! Gila tuh guru yang bener aja nyuruh lari di tempat becek gitu. Kotor semua ini mah." Keluh Fiiza.
"Basah kaus kaki gw malah. Kempret emang." Ucap Avyla menambahkan.
"Tau nih! Kalo dia ikutan lari sih mending, biar tau rasanya lari becek-becekan kayak gimana." Ucap Vylia kesal setengah mati.
Bukan hanya mereka yang mengeluh tapi semuanya. Bagaimana tidak, kerena pelajaran itu semua murid 8-5 harus menjemur sepatunya di belakang kelas yang berjejer secara tidak rapi. Dan kini semuanya tidak memakai alas kaki karenanya.
"Akhhh mager gw.... Kotor kalo ke kantin gak pake sepatu. Males ah." Ucap Danna ketika diajak ke kantin.
"Ayo ihh gw udah laper nihhh," ucap Daeless sambil merengek.
"Gw juga laper sih tapi- ma..ger.." ucapannya terbata ketika melihat dua orang manusia yang sangat dikenalnya sedang bercanda. Yap.. dua manusia itu adalah Rizy dan Fiiza. Mereka terlihat sangat mesra saat ini.
Telihat jelas dimata cewek itu, Rizy sedang membantu Fiiza membenarkan poni Fiiza yang sedikit berantakan karena ulahnya. Dan hal ini membuat wajah Danna berubah sendu seketika.
"Lo kenapa dah?" Tanya Daeless yang menyadari perubahan ekspresi wajah Danna.
"Nna.." ucapnya lagi lalu melihat sekeliling untuk memastikan apa yang dilihat oleh sahabatnya itu.
"Lo liat ap—oh gw paham" gumam Daeless setelah melihat Rizy dan Fiiza.
"Sabar ya Nna, gw tau lo potek," ucapnya sambil menepuk bahu Danna.
Danna tersentak. "Ha? Apaan?"
"Gw ngomong dikacangin? Emang gw marbatak?" Wajahnya berubah kesal.
"Lo ngomong apaan sih?" Tanya Danna.
"Nggak.. nggak jadi." Ucap Daeless kesal.
"Yaudah. Jadi ke kantin nggak?" Tanya Danna
"Jadi, yuk." Jawab Vitta yang tiba-tiba ada di dekat mereka.
"Yuk,"
***************
Halo!!! Aku balik lagi nih. Maaf karena telah digantungin lagi hehehe. Sorry for typo ^_^