Pertemuan

698 26 0
                                    

"terkadang disaat seperti inilah kita bisa menenangkan pikiran" ucap seorang pria bertubuh tegap berdiri didekat jendela yang dari tadi melihati hujan lebat.

"eeem.." jawabku malas-malasan dengan meringkuk dibawah selimut tebal.

"apa kau tidak ingin mengajak temanmu bermain kerumah?" ucapnya lagi.

"aku tau kau sedang mencoba baik padaku, tapi percayalah itu terdengar canggung?" ucapku sinis.

"lalu menurutmu apa aku selama ini tidak pernah bersikap baik?" ucapnya dengan sedikit menekankan kalimatnya.

"berhentilah bersandiwara" jawabku kesal dan beranjak dari tempat dudukku.

"kalau kau memang menyayangi kakakmu, harusnya kau bisa menerima pernikahan ini" ucapnya.

Langkahkupun terhenti.

"aku akan menerimamu menjadi kakak iparku kalau kau benar-benar tulus mencintai kak lauren" jawabku dengan menatapnya penuh kebencian dan pergi meninggalkannya.

DIKAMAR LAUREN

"sampai kapan kau akan membenci jackson?" ucap seorang wanita cantik dengan rambut panjang sepunggung, Lauren, dia adalah kakak perempuanku.

"apa kau benar-benar ingin menikah?" tanyaku.

"aku mau menikah dengannya bukan karena aku kesepian, tapi memang karena aku mencintainya" jelasnya.

"tidakkah kau bisa melihat motif dibalik semua ini" ucapku.

"berhentilah mengatakan itu, kakak sudah bilang, kakak dan jackson saling mencintai dan tidak ada motif apapun dibalik pernikahan ini" tegasnya.

"baiklah, kita lihat saja sampai sejauh mana dia memerankan perannya dikeluarga kita nanti" ucapku sinis.

DI SEKOLAH

"baby" teriak Clara, teman sebangku ku.

"eeemm.." sahutku.

"ah pasti lagi bete' nih, kalo udah jawabnya eemm doang" tebaknya.

"begitulah" ucapku.

"padahal aku mau kasih info terhangat disekolah kita ini" ucapnya mencoba menarik perhatianku.

"sekolah kita selalu hangat, sayangnya aku tidak terkejut" jawabku meremehkan.

"iissh..issh..iish..kau ini, bersemangatlah sedikit karena berita ini benar-benar hangat dan heboh" ucapnya bersemangat.

"semangaaat...semangaaaat..." jawabku dengan nada lemas.

"hei lagi bahas apaan sih ini, bagi informasi dooong" sahut Bambam teman sekelasku yang duduk dibelakang bangkuku.

"kau mungkin tidak akan tertarik dengan informasi ini, karena ini menyangkut seorang pria tampan" celoteh Clara.

"soal pria maupun wanita tetap saja aku ingin tau, ayo cepat ceritakan" ucap Bambam.

"hari ini kita kedatangan seorang guru baru, dia guru matematika, dan menurut informasi yang aku dengar dia sangat tampan" ucap Clara.

"hei..heiii..bisakah kalian menghentikan pembicaraan kalian, lihat, orangnya datang." ucap Yugyeom, teman sekelasku yang duduk bersebelahan dengan Bambam.

BELL ISTIRAHAT

"waaah jackson benar-benar guru yang sangat tampan, benarkan baby, baby katakan sesuatu" ucap Clara dengan mengguncang-guncangkan tubuhku.

"iya" jawabku datar.

"awwwwww, pangerankuuu" ucap Clara dengan tersipu malu.

"ayo kekantin" ucapku.

KANTIN SEKOLAH

"hei, hentikan itu!" bentak seorang pria dengan tas ranselnya, dia kakak kelasku, Jaebum.

"tidakkah kau ingin mencobanya, jaebum" jawab pria lain yang sedang memegangi kerah baju Yugyeom.

"aku bilang hentikan junior, berhenti bersikap kekanak-kanakan!" bentak Jaebum.

"cobalah kemari, dan nikmati indahnya hidup ini" ucap Junior dengan tersenyum kecil disudut bibirnya.

"aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, jadi aku mohon sekarang juga lepaskan anak itu" ucap Jaebum tegas.

"dan kalau tidak aku lepaskan?" ucap Junior menantang.

"jangan salahkan aku jika kau terluka" ucap Jaebum.

"ouuw, kau mau bermain kekerasan, baiklah aku juga sangat suka dengan kekerasan" ucap Junior dengan tertawa meledek.

"hentikan ini! junior lepaskan genggamanmu dari yugyeom sekarang juga! Dan kalian bertiga pergi keruanganku, sekarang!" ucap Lauren selaku guru bp disekolah ini.

BELL ISTIRAHAT BERAKHIR

"murid-murid semuanya masuk kekelas masing-masing! segera!" bentak Lauren tegas.

RUANG KELAS

"waaah, junior itu benar-benar kelewatan, dia selalu saja suka membully adik kelasnya, aku benar-benar membencinya" gerutu Clara.

"apa kau tidak apa-apa yugyeom?" tanyaku iba.

"ah, tidak apa-apa kok, jangan pedulikan aku" jawabnya ragu dengan menahan tangis.

PULANG SEKOLAH

Tiiin..tiiiiinnn...

Suara klakson mobil yang mengagetkanku.

Brrrrruuuuuaaaak.....

Mobil merah yang berlawanan aruspun menabrak mobil hitam dipersimpangan jalan.

"hei nak, apa kau sudah punya sim!" bentak seorang pria paruh baya yang keluar dari mobil berwarna hitam.

"hei, orang tua, aku rasa kau perlu memeriksakan matamu itu, apa kau tidak lihat aku sedang lewat dijalur ini" bentak Junior yang tak kalah kerasnya.

'ciiih...dia lagi' gumamku dalam hati.

"kau harus aku laporkan ke kantor polisi, ayo ikut aku sekarang juga!" ucap pria paruh baya itu.

"bawa saja kalau kau berani, tapi setelah itu kau pasti akan menyesal dan merengek meminta ampun dari ku" ucap Junior dengan sangat serius.

Aku pun pergi meninggalkan lokasi kecelakaan itu.

DITOKO BUKU

"aku mau beli yang ini" ucap seorang pria berkacamata dengan sweater coklat yang melingkar dilehernya.

"sepertinya aku kenal pria itu" ucapku ragu.

Pria itu lalu menoleh padaku.

"ka..kauuuu.." ucapku kaget.

HATE RAIN LOVE RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang