Broken [2]

1.3K 514 112
                                    

*Yang di mulmed itu Ibeth yaa

Sinar matahari yang menyilaukan, memasuki kamar Ibeth membuat-nya terbangun.

"Aduhh masih ngantukk, jam berapa si sekarang." gerutu Ibeth.

"WOY KAK BANGUN LO! JAM BERAPA NIH WOY! KEBO BANGET SI LO!" teriak Carlos dari arah luar sambil mengetuk pintu kamar Ibeth dengan keras.

"BERISIK ELAH! NGANTUK NIH." teriak Ibeth malas.

"BUSET, SEKARANG JAM 06:30 BEGO! LO KAN MASUK JAM 06:45, YAUDAH SERAH LO KALO GAMAU BANGUN BYE."

Kemudian terdengar suara derap kaki menjauh, itu tandanya Carlos sudah tak berdiri didepan kamar Ibeth lagi.

"Ah pasti boong itu bocah, yang bener aja udah jam segini." ujar Ibeth kepada dirinya sendiri, sambil ingin melanjutkan tidurnya.

"Btw, kok mataharinya udah terang banget sih, jangan-jangan bener lagi! gawat!" Ibeth terliat panik, kemudian ia melihat jam dinding yang ada dikamarnya.

"Oh shittt, ternyata bener anjir telat gua, mati. Mana sekarang pelajaran Bu Celleng." ujar Ibeth merutuki kebodohan dirinya sendiri.

Ibeth langsung bergegas menuju kekamar mandi, tak butuh waktu lama ia sudah siap dengan baju sekolahnya, dan segera keluar dari kamarnya, menuju ruang makan.

"Yaampun nak, kamu ini niat sekolah atau engga? Udah jam berapa ini, liat jam 07:15, belum berangkatnya, kamu itu ya..." Omelan mamanya terputus karna Ibeth menyela.

"Iya ma, maaf. Yaudah ma, Ibeth berangkat ya nggak usah sarapan." pamit Ibeth kepada mamanya, dan menyalimi tangan mamanya.

"Yaudah hati-hati kamu"

--

Sesampainya disekolah, gerbang sudah ditutup, suasana sekolah sepi, karena memang pelajaran sudah dilaksanakan 45 menit yang lalu. Bahkan, guru piket yang biasanya berjaga digerbang-pun tak ada.

"Aduh gimana nih, masa solob sih? Yaelah, percuma dong kesini." gumam Ibeth bingung.

Nb: solob = bolos bahasa gaul jaman skrg kan suka dibalik balik gitu

Tiba-tiba ada suara motor yang sepertinya akan menuju ke arah sekolah, ternyata benar. Motor ninja merah sekarang berhenti tepat didepan gerbang. Dia memakai seragam sekolah persis yang dipakai oleh Ibeth, bedanya dia pake seragam cowok.

'Lah, ternyata ada yang jauh lebih parah dari gua, malah barusan dateng, bagus deh ada temen, kali aja dia bisa bantu masuk' pikir Ibeth dalam hati

Lelaki itu terlihat tenang, dia menatap Ibeth dengan tatapan menyelidik.

"Ngapain lo ngeliatin gua kek gitu?!" pekik Ibeth merasa risih.

"Gapapa, lo baru telat sekali ini ya? Rasa-rasanya gua gak pernah liat muka lo dijejeran siswa terlambat." ujar cowok itu santai.

"Ya, seperti apa yang lo liat." ujar Ibeth santai.

"Kalau lo diem disini, gak bakal bisa masuk sampe pulang sekolah-pun." ujar cowok itu menjelaskan.

"Lalu?"

"Sini ikut gua" ajak cowok itu sambil menaikki ninjanya lagi.

"Lah ngapain?"

"Udah, jangan banyak omong, cepet naik." ujarnya sedikit memerintah.

"Iya." Ibeth sebenernya kesal sama ini cowok, tapi kan gimana lagi dia satu-satunya siswa yang telat, kalo dia malah berantem, ntar dia sendiri gak ada temen, akhirnya Ibeth menuruti saja apa perintahnya.

Ternyata cowok ini membawanya ke gerbang belakang sekolah.

"Lo yakin bisa masuk?" tanya Ibeth.

"Iya, gua kan sering telat jadi udah berpengalaman soal kek gini ini, udah serahin aja sama gua" ujar cowok itu meyakinkan Ibeth.

Tak lama kemudian, munculah pak satpam yang biasanya berjaga digerbang belakang, saat melihat wajah cowok itu, pak satpam itu langsung mengangguk dan membukakan gerbang nya.

"Oke, thanks pak ini buat beli rokok." ujar cowok itu berterima kasih sambil memberikan selembar uang 50ribu.

Kemudian, cowok itu menoleh ke arah Ibeth yang masih diam di luar gerbang.

"Kok malah diem di gerbang situ? Gamau masuk? Sini masuk buruan, keburu ketauan guru piket!"

Ibeth mengangguk, kemudian dia berjalan menuju cowok itu.

"Thanks ya, udah bantuin gua masuk, btw nama lo siapa?"

"Ah iya sama-sama, Jack, kalo lo?"

"Oh Jack, gua Ibeth"

"Yaudah gua duluan ya, soalnya gua ada ulangan ni hehehe" ujar Jack berpamitan sambil cengengesan.

"Iyaa"

Jack langsung berlari kearah koridor kemudian hilang sudah tak terlihat. Ibeth juga langsung lari setelah ingat bahwa hari ini yang mengajar Bu Elly.

Sesampainya dikelas, pintu kelas tertutup, dan sangat sunyi hanya terdengar suara Bu Elly, ya ini lah suasana jika Bu Elly mengajar.

Ibeth mengetuk pintu kelas, tak butuh waktu lama, muncul lah wajah Bu Elly dibalik pintu.

"Darimana saja kamu?! Kamu pikir ini sekolah kamu hah?! Kamu telat satu jam! Inget ya satu jam! Murid macam apa kamu?! Kalo kamu sudah bosan sekolah, gausah sekolah! Ibu gak melarang kalo kamu gak sekolah! Dengar kamu IBETH?!" omel Bu Elly dengan penuh amarah yang meluap-luap.

"Aduh buuuu, bisa gak sih gak usah marah-marah? Yaelah bu, saya juga barusan sekali ini telat sud..." ucapan Ibeth terputus.

"Berani sekali ya kamu membantah saya?! Kamu tidak saya izinkan masuk kelas, sampai jam pelajaran berakhir. Oh ya, kamu juga harus ke ruang bk, untuk minta surat izin masuk, beserta semua tanda tangan guru sesekolah!" cerocos Bu Elly.

"Apa bu? Minta tanda tangan semua guru yang ada disekolah ini? Yang benar saja bu! Saya telat udah kayak tersangka kasus penipuan" protes Ibeth.

"Kalau kamu tetap membantah, saya tambah hukuman kamu dengan membersihkan kamar mandi laki-laki, kamu mau?!" ancam Bu Elly.

'Dasar guru gendeng, pantes gak laku-laku, judes kek gini siapa yang mau, cowok mah pada lari' gerutu Ibeth dalam hati.

Akhirnya mau gak mau Ibeth menuruti kemauan Bu Elly, daripada ia harus membersihkan kamar mandi cowok yang super menjijikan itu.

•••••

"Hey, lo Ibeth kan?" Sapa Jack kepadaku.

"Iya, emang siapa lagi? Kan lo udah kenal sama gua, pake nanya lagi." ujarku jutek.

"Kok jutek gitu sih? Kenapa? Sini cerita!" Tanya Jack kepadaku.

"Abis jalanin hukuman dari Bu Celleng gua, huh." Jawabku malas.

"Bu Celleng? Maksud lo Bu Elly? Dihukum gimana emang? Sampe lelah, letih, lesu gitu." Ucap Jack lebay.

"Iya itu, lebay banget si lo! gua cuman capek doang,"

"Hahaha, suka-suka lah, dihukum gimana si emangnya?" tanya Jack kepo.

Yatuhannn, ini anak kepo banget sama kek Omee, heran dah gua 11 12 lah, masa iya gua harus jelasin ke dia sih? Yaudah lah gapapa lagian kan dia udah nolongin tadi pagi.

"Dihukum suruh minta tanda tangan semua guru yang ada disekolah ini di surat izin masuk kelas." Ujarku menjelaskan.

"Gila, parah banget. Padahal kan surat izin masuk kelas cuman butuh 1 tanda tangan guru bk." ujar Jack prihatin terhadap nasibku.

"Au, lebay banget."

"Yaudah, karena lo abis di hukum, gua traktir deh."

"Bener ni ditraktir?" tanyaku meyakinkan, kali aja salah denger ya gak?

"Iya, serius." Ujarnya meyakinkan.

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang