Aku sedang dalam perjalanan ke rumah dengan bis malam.
Kulihat seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku pada penumpang. "bukunya nak? Ada
macam macam nih silat, agama, cinta-cinta pokoknya banyak dek" ujar si kakek. Aku yang sedang
tak bisa tidur pun tertarik. "ada buku horor gak kek?" tanyaku. "oh suka cerita horor ya? Kebetulan
sisa satu, pas lagi ceritanya tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran judulnya "penunggu
bis berdarah" seram pokoknya" ujarnya.
"boleh juga tuh, berapa harganya?" tanyaku. "Rp 95.000, nak" katanya. "wow, mahal banget kek"
kataku kaget. "ya namanya juga buku best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya syok loh
waktu baca endingnya" si kakek promosi ala salesman. Aku pun mengalah, entah kenapa pada saat
aku serahkan uang tersebut ke kakek, tiba tiba petir menggelegar.
Angin mulai bertiup kencang. Si kakek turun dari bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan
wajahnya pelan pelan ke aku. "nak" ujarnya lirih "apapun yang terjadi harap jangan buka halaman
terakhir. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab" peringatnya.
Jantungku berdegup kencang, saking takutnya aku sampai tidak mampu menganggukan kepala
hingga si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan.
Pada saat tengah malam aku selesai membaca seluruh buku tersebut, kecuali halaman terakhir.
Memang benar seperti yang dikatakan si kakek buku itu benar-benar menegangkan menyeramkan.
Bis melaju kencang, kilat menyambar bergantian, dan terdengar suara guruh menggelegar. Aku
melihat sekeliling ternyata semua penumpang sudah terlelap.
Bulu kuduk ku merinding. "baca halaman terakhir gak ya?" pikirku bimbang. Antara penasaran dan
takut berbaur jadi satu. Di luar malam tampak makin gelap. "ah sudahlah, sekalian saja nanggung"
dengan tangan gemetar aku pun membuka halaman terakhir buku tersebut secara perlahan. Setelah
terbuka semuanya terdapat sebuah tulisan darah.
"bangkitlah semua jiwa-jiwa yang ada disini"hanya
kata itu yang tertulis.
Tiba-tiba hawa menjadi dingin dan mencekam. Terdengar suara geraman di seluruh bangku bus
kecuali aku. Kulirik, semua penumpang berwajah pucat dan menatap marah padaku. Mereka
menghampiriku. Secara bersamaan tangan-tangan dingin itu mencekik. Seketika semuanya gelap.
Aku merasakan jiwaku sangat ringan. Aku melihat tubuhku terbaring kaku di kursi. Di buku itu
terdapat tulisan baru "kini kamu telah menjadi bagian dari jiwa-jiwa di bis ini".
Jangan lupa vote dan komen.