wan berarak menutupi bulan, membendung cahaya menembus permukaan, terlihat bangunan tua belanda memancarkan aura seram penuh kegelapan. Membuat siapapun melihatnya merasa takut.
Hembusan angin menerpa pepohonan di pekarangan rumah tua itu. Menyatukan suasana seram di sekitarnya. Rasa takut menyebar ke seluruh tubuhku. Membuatku enggan masuk ke rumah seram itu."Plok..."
Seseorang mukul pundakku. Aku kaget seketika dan berbalik arah.
tampak sosok wanita tinggi berkulit putih dengan rambut ikal berdiri anggun sembari tersenyum manis.
"Ada perlu apa mas?" suara lembut keluar dari bibir kecilnya. Tubuh ku kaku terperangkap pesonanya.
"Hallo mas, ada yang bisa dibantu?" "Aw..." teriakku kesakitan, gigitan semut menyadarkanku.
"Kenapa mas?"
"ah, tak apa cuma digigit semut."
"Oh, jadi mas ada keperluan apa berdiri di depan rumah saya?"
"Saya dari bappeda sedang merencanakan pembangunan di kampung ini, dan sekarang saya membutuhkan tempat tinggal untuk sementara waktu, lalu seorang warga mengatakan tempat ini menyewakan kamar kosong."
"Mari kita bicarakan di dalam." Jawabnya singkat.Kami berjalan memasuki rumah. Di setiap sisi rumah memancarkan aura gelap menyeramkan. Namun aku merasa tidak takut saat berjalan bersama penghuni rumah ini. Mungkin pesona anggun yang berasal darinyalah yang telah melenyapkan semua rasa takut di benakku. Di dalam rumah ini semuanya terasa normal, selain.. lukisan aneh yang tampak seperti organ tubuh terpajang di setiap dinding dan satu patung manusia di dekat tangga yang tampak begitu nyata.
"Silahkan duduk mas."
"Terimakasih."
"Mau minum apa?"
"Air putih saja." Jawabku singkat.Tepat setelah kepergiannya, suara besi beradu terdengar dari arah Depan. Suara yang dihasilkan membentuk sebuah irama aneh. Merasa tak nyaman dengan suara itu ku beranjak dari sofa dan mendekati sumber suara tersebut. Tanpa sadar suara kecil memanggilku.
"Mas sedang apa?"
"Ah, saya sedang melihat-lihat saja." Jawabku gugup.Kami duduk dan memulai pembicaraan kamar yang disewakan.
"Untuk tinggal disini harus mematuhi aturan yang ada, 1. Tidak boleh pulang lewat dari jam 22.00 2. Tidak boleh membawa wanita ke rumah. 3. Tidak boleh merokok. Dan blaa... blaa... blaa..."
"Ya, saya mengerti." Jawabku datar.Dari awal perbincangan dia sama sekali belum memperkenalkan diri dan membuatku penasaran, siapa Nama gadis cantik ini?.
"Nge, saya harus panggil kamu apa? Bu kos, mbak atau neng cantik?" Kataku sambil menggoda.
"Saya Farrah fariza, terserah mas mau panggil apa."
"Cantik bercahaya nama yang cocok untuk gadis secantik kamu." Kutambah rayuan untuk memikat hatinya.
"Ah mas bisa aja." Dia tersipu malu dan salah tingkah.
"Perkenalkan saya agus arianto umur 27 tahun dari kec. Gayamsari kel. Kaligawe, masih lajang alias belum menikah."
"Haha... mas agus ada-ada aja nih." Dia tertawa mendengarku belum menikah."Deng... Deng... jam sudah pukul 22.00 kami pun mengakhiri pembicaraan dan menuju ke kamar di sudut belakang.
Tak pernah terpikir olehku seorang gadis cantik tinggal di tempat seperti ini seorang diri.
"Semoga nyaman dengan kamarnya mas, selamat malam."
"Iya terimakasih, malam.""Ahh, aku masih penasaran dengan suara tadi yang berasal dari kamar depan, tapi salah satu aturan di rumah ini membuat ku tak boleh bertanya atau pun mencari tau isi di kamar depan itu. Sudahlah lagian itu tak terlalu penting buatku, yang penting sekarang aku tinggal di rumah tua aneh bersama wanita cantik, yah dia memang tipeku sih. Hahaha..." benakku
"Aahhh... brak..."
"Teriakan siapa itu? Mungkinkah ada maling? Farrah.. kamu dimana?"
"Tolong... tolo..."
"Sial.. apa yang terjadi? Dari mana suara itu? Farrah.. kamu dimana?" Bergegas ku mencari tapi tak ada apapun. Kucoba cari di kamar depan, saat kubuka pintu.
"Argh... hah.. hah.." teriakku histeris. dadaku sesak nafasku tersenggal senggal. Kulihat lumuran darah membanjiri lantai, beberapa organ tubuh manusia berserakan dan lukisan yang dilukis menggunakan darah. Kepalaku pusing melihat itu semua membuatku ingin muntah, siapa pelaku semua ini? sampai teganya Melakukan tindakan keji tak bermoral seperti ini.
"Ah.. aku harus mencari farrah sebelum terjadi sesuatu yang buruk."
Tanpa sadar seseorang sudah ada di belakangku dan bruk... Kepala ku pusing seperti terbentur sesuatu yang sangat keras. Tangan dan kakiku tak bisa digerakan dan ada cairan kental aneh di bawah kakiku. Kepalaku tertunduk dan melihat cairan berwarna merah kental nan banyak menutupi seluruh lantai.Kucoba melepas kan ikatan lalu mencari farrah, namun seseorang dengan celemek dan masker menutupi wajahnya sedang memegang palu menghadap ke diriku. Tubuhnya kotor bersimbah darah, melangkah maju sembari tertawa. Tanpa kata dia mengayun kan palu itu ke wajahku.
"Aaahhhhh...""Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"