Saat hujan turun merindukan bumi, alunan gemuruh nan romantis menyertainya. Saat sekumpulan awan hitam mengerti, mereka tersenyum ada untuknya.
Namun saat hujan menjadi milik Sang Matahari, panasnya tak akan pernah membiarkan rindu itu bersatu. Tersenyum pongah menguapkan rasa itu. Luka bumi menunggu kasih tetes hujan. Tetesan hujan yang terbelenggu panasnya sang matahari, terikat memandang rindu kepada bumi, ingin menyentuhnya.
Akan tetapi Matahari lupa bahwa bumi mempunyai lautan. Matahari melupakan bahwa panasnya membawa do'a lautan kepada awan yang selalu ada. Menghitam dan menebal seperti banyaknya pinta lautan dan awan untuk melihat basahnya bumi oleh cinta.
Saat luka bumi yang gersang dan ketidakberdayaan tetesan hujan telah begitu menyakitkan. Lautan ada sebagai pendukung awan hitam mempersatukan tetesan hujan kepada bumi.
Ketika itu terjadi bahkan panasnya Matahari dan seluruh biasanya tak kan ada untuk menyaksikan bahagianya tetesan hujan yang telah membasahi bumi. Diiringi deru indah gemuruh petir dan hembusan tawa angin badai. Tetesan hujan dan bumi bersama dalam bahagia.