Bab 9

101K 5K 255
                                    

Hello~~ buat sekedar info, aku akan selesaikan novel melvin dulu baru konsen ngelanjutin cerita yang lain ya :) Thx :) yg minta foto melvin lagi mata merah kmrn, liat aja di akhir wkw rada lucu sih :D

Happy reading{}

****

Melvin's POV

"Keyla, kenapa kamu lama banget di dalam sana hah?" tanyaku sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandiku secara tak sabar. Sudah 20 menit lebih dia berganti pakaian, tetapi tidak keluar-keluar juga.

Aku cemas..

"Sebentar Vin! Agak susah pake rok ini," jawab Keyla dengan suara agak pelan. Tetapi aku masih bisa mendengarnya karena telingaku sangat  peka.

"Baiklah, jika ada yang bisa kubantu, bilang. Jangan malu-malu," balasku lalu duduk di tepi ranjang.

"Oke bawel."

Selagi menunggu Keyla keluar dari kamar mandi, aku kembali mengecek pekerjaanku lewat ipad. Ada  email dari Jhon, dia bilang tentang rapat ulang di Drammen karena minggu lalu dibatalkan. Sial, kenapa sekalian tidak jadi saja?

Seharusnya rapat di Drammen adalah rapat yang harus dihadiri oleh Kelvin tetapi dia tidak mau karena katanya jarak NYC dengan Drammen terlalu jauh. Dia tidak mau menginap, apalagi meninggalkan istri dan anaknya. Alasan. Bilang saja tidak mau karena relasi bisnis rapat kami itu adalah seorang wanita berumur yang centil. Dasar wolf gila. Kalau begini, yang repot kan pasti aku. Huh.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka perlahan. Lalu Keyla keluar dari kamar mandi itu dengan takut-takut. Astaga!! Apa-apaan dengan baju itu!?

Aku pun menatap sosok Keyla dengan mimik wajah super terkejut. Blazer putih tipis dan rok ketat selutut berwarna hitam? Dia sangat terlihat.. Sexy? Ehemm, Jhon sialan! Kenapa dia membelikan pakaian minim seperti itu untuk wanitaku!?

Aku mendekati Keyla dengan langkah cepat, sedangkan gadis cantik itu bersikap waspada.

"Melvin, kenapa?" tanyanya polos. Aku menyodorkan satu lagi paper bag yang berisi pakaian dari salah satu merek paling terkenal di dunia. Aku memang menyuruh Jhon membeli beberapa setel pakaian wanita, dari pakaian biasa sampai kantoran. Mengingat aku tak punya waktu untuk membeli sendiri.

"Aku tidak suka, ganti! Pakai ini saja."

Keyla mengelak, dia tidak mau menerima paper bag ditanganku, "Vin, aku suka baju ini. Lagian ini rapi kok," katanya sambil memperlihatkan lekuk tubuh indahnya itu padaku. Aku berdecak pelan, lama-lama aku juga bisa menerkammu Keyla!

"Tidak sayang! Itu terlalu pendek! Awas saja kau memakai rok sialan itu!" ancamku membuat Keyla terlonjak kaget. Dia pun akhirnya menurut, walaupun mulutnya sesekali mengumpat, dan mengambil paper bag itu seraya berjalan kembali ke  kamar mandi.

"Bagus, aku tunggu di bawah. Kita sarapan," ucapku setelah Keyla masuk ke kamar mandi itu. Dia pasti merajuk. Heh.

Aku pun segera turun ke bawah menuju dapur. Membuatkan kami berdua susu coklat dan roti panggang. Apalagi coba? Aku tak bisa memasak. Kalau tidak roti panggang, paling aku sarapan dengan secangkir susu saja. Hidup sendirian memang susah.

Malangnya nasibku.

"Melvin." Keyla datang ke meja makan dengan raut wajah yang ditekuk. Terbanding terbalik denganku yang puas karena penampilan Keyla sekarang lebih tertutup dari yang tadi.

My Bad Girl (Melvin D. Franklin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang