Bab 4

101K 6.2K 90
                                    

Author's POV

Melvin melepaskan bibir Keyla yang telah pingsan itu secara perlahan membuat sedikit darah keluar dari mulutnya. Dia lalu mengernyitkan dahi karena tak tega memaksa gadis yang sangat disayanginya itu untuk menelan darahnya sendiri. Pasti rasanya tidak enak bagi manusia biasa seperti Keyla.

"Maafkan aku sayang, aku hanya ingin mengikat dirimu." ucap Melvin seraya membersihkan sisa-sisa cairan kental berwarna merah itu di bibir Keyla. Dia juga membenarkan beberapa juntai rambut Keyla yang sempat menutupi mata dan dahi gadis itu.

Nafas tidur Keyla teratur dan matanya tertutup rapat. Dia pingsan tetapi seperti orang tidur. Di dalam tubuhnya kini, darah Melvin sudah bercampur dengan darahnya sendiri. Bahkan Melvin tidak sadar jika luka goresan kaca di pipi Keyla benar-benar hilang. Proses efek pemulihan tubuh half immortal Keyla lebih cepat bila dibandingkan dengan Tika dulu.

Melvin lalu duduk bersimpuh dengan tangan yang menopang wajahnya, ia memandangi Keyla dengan penuh khidmat. Sebenarnya dia masih ragu, apakah tindakannya kali ini benar? Padahal dia baru saja kenal dengan Keyla. Ekspektasinya akan bertemu dengan wanita lemah lembut dengan perangai yang baik seperti sosok ibunda tercinta. Tetapi kenyataannya berbanding jauh dengan harapan. Oke, fisik Keyla memang tipe ideal untuk Melvin tetapi sifat dan kelakuan yang sedikit kurang ajar itu sama sekali bukan tipenya. Entah kenapa dan sejak kapan, Melvin merasa tertantang untuk menaklukan gadis urakan seperti Keyla ini. Lagipula, kapan lagi Melvin bertemu dengan gadis unik seperti dia? Hatinya terasa 'klik' saat bertemu dengan Keyla pertama kali. 

Bukankah awal pertemuan itu menentukan segalanya?

Setelah puas melihat  Keyla yang pingsan seperti orang tidur itu,  dia lalu beranjak dari tempat tidurnya  dan masuk ke dalam kamar mandi tuk membersihkan diri. Mungkin setelah mandi, Keyla akan tersadar dan akan memarahi Melvin karena hal tadi. Melvin jadi tidak sabar menunggu reaksi Keyla nanti.

15 menit kemudian..

Melvin terkejut saat keluar dari walk in closet miliknya dan melihat Keyla masih pingsan. Bahkan posisi berbaringnya saja tidak berubah. Ya ampun, apa pingsan harus selama itu? pikir Melvin. Dia sendiri sering pingsan karena terlalu dehidrasi, memaksakan diri untuk tidak meminum darah, tetapi ia tidak tahu waktu pingsan itu berapa lama.

Pria itu pun berinisiatif untuk naik ke atas ranjang dan merangkak sampai dia berada di atas Keyla. Melvin sengaja mengusap-usap wajah Keyla dan mencumbu bibir gadis itu beberapa kali. Tetapi tidak sedikit pun pergerakan yang berarti dari sang gadis. Melvin mengerang frustasi, ia mulai cemas. Kenapa belum bangun juga?!

"Ah baiklah, mungkin dia akan bangun setelah aku makan." Melvin bicara sendiri dan keluar dari kamar. Sebelum itu, ia menyelimuti tubuh Keyla dan mencuri satu kecupan lagi di bibir kecil gadis itu.

Melvin makan dengan lauk seadanya, nasi putih hangat dari magic jar dan ia menggoreng telur sendiri. Hanya itu yang bisa di masak olehnya, termasuk mie instan dan air. Dia sedikit menyesal kenapa waktu dulu tidak pernah mau belajar memasak dari Mama-nya. Ah sudahlah, pria memang tak wajib bisa memasak, kan? Lagipula, zaman modern seperti ini sudah tersedia makanan apapun dan siap antar kemana saja. Tidak susah.

Selang 20 menit kemudian, Melvin kembali ke kamar. Dia tercengang melihat Keyla masih betah dengan posisi pingsannya itu. Kenapa belum bangun juga? Padahal sudah hampir sejam dia pingsan? Batin Melvin. Pria itu semakin frustasi dan khawatir karena takut Keyla kenapa-kenapa setelah meminum darahnya.

"Apa yang harus kulakukan?" gumam Melvin pelan. Dia menaiki ranjangnya dan berbaring di sebelah Keyla. Pria itu sengaja menoel-noel pipi Keyla seakan ingin membangunkan gadisnya.

"Hey sayang, bangun. Kamu pingsan atau tidur huh? Jangan buat aku cemas please." Melvin menarik-narik hidung Keyla gemas tetapi gadis itu tidak memberikan respon yang berarti. Melvin bertambah gusar, ia bangkit dari posisinya berbaring dan mencari-cari di manakah ponselnya berada. Beberapa detik kemudian, dia memukul jidatnya sendiri karena lupa kalau layar ponselnya sudah retak.

My Bad Girl (Melvin D. Franklin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang