Part 1 "Harry cs"

41 11 6
                                    

Gadis itu tertidur, dengan meja sebagai alas untuk kepalanya yang saat ini tengah mengarah ke kanan, sebelah tangannya menjadi bantal, dan sebelahnya lagi tampak seperti tameng untuk menutupi wajahnya. Layaknya seperti seorang selebritis, beberapa teman lelakinya usil untuk menjepretnya dengan kamera. Dan gadis itu tidak merasa terganggu dengan suara bising yang di timbulkan oleh teman-temannya, bahkan flash camera juga tidak membuatnya bergerak sedikit pun. Bagi yang baru pertama kali melihatnya, mungkin akan mengira bahwa gadis itu tidur mati, terserah itu tidur menyerupai orang mati, atau orang mati yang menyerupai orang tidur. Untungnya saja, karna mereka semua telah sekelas selama dua tahun, kebiasaan-kebiasaan gadis aneh ini sudah terkuak sejak zaman manusia purba belum ada.

Harry Styles,- seorang pria tampan berambut curly yang panjang dan memiliki mata yang sangat indah tengah tersenyum mengejek kepada seorang gadis di sampingnya. Beberapa detik kemudian, sebuah ide melintas di kepalanya begitu saja. Kembali Harry menyunggingkan senyum yang membuat beberapa orang yang melihatnya bergidik ngeri. Wajahnya memang tampan rupawan bak seperti seorang malaikat, namun perilakunya, jauh berbanding terbalik dengan apa yang disangka orang-orang.

"Liam! Cepat kau berikan aku benda yang ada di tanganmu itu!" Teriak Harry sukses membuat seluruh pandangan beralih ke arahnya dan juga Liam.

Liam mengacungkan benda yang dimaksud Harry ke atas, "maksudmu yang ini?"

"Iya! Cepat kau berikan!" Kata Harry masih dalam nada bersemangat.

"Sekarang atau lusa?" Balas Liam jahil dengan alis yang terangkat sebelah, membuat Harry mengeluarkan sumpah serapah. Pria berbadan atletis itu menghampiri sahabatnya, "kau akan melakukan sebuah kejahilan lagi kan, Haz?"

Begitu Liam sudah ada di hadapannya, Harry langsung merebut benda yang ada digenggaman Liam, "seharusnya kau sudah tahu, daddy." Liam hanya menggelengkan kepala melihat Harry.

"Perlu kubantu?" Tawar Louis yang baru saja bergabung bersama dua sahabatnya.

Harry mengangguk semangat dan merangkul Louis dan Liam dengan gaya penuh persekongkolan, "tentu saja sobat-sobat terbaikku, yang perlu kalian lakukan hanya..."

***

Sekolah mendadak gempar setelah berita yang di sebarkan oleh James Corden beberapa saat yang lalu. Seluruh murid, guru dan beberapa staf kebersihan berbondong-bondong untuk bergegas sampai menuju kelas XII-IPS-2 yang berada di sudut paling belakang.

Suasana kelas yang hiruk-pikuk menambahkan kesan apa yang telah terjadi hingga satu isi sekolahan sudah geger. Kelas XII-IPS-2 setiap detiknya semakin ramai di penuhi oleh orang-orang yang penasaran sekaligus ingin melihat kebenaran berita itu.

Seorang guru berbadan besar memasuki ruang kelas, murid-murid segera memberikan jalan kepadanya. Mrs. Ellen, kepala sekolah mereka yang sangat ditakuti dan terkenal sangat mengintimidasi melangkahkan kaki dengan angkuh.

"Ada berita konyol apa dari kelas ini?!!" Tanyanya menggelegar, beberapa murid yang berada disekitarnya mengkeret dan mundur perlahan-lahan sebelum pergi lantaran ketakutan kepada guru itu.

Seorang gadis berambut pirang yang berada tepat di depan Mrs. Ellen menunjuk sebuah kerumuman kecil di sudut kiri kelas, "sorry, Mrs. Ellen, but we've big problem now."

"Gigi Hadid! Cepat kau jelaskan semuanya kepada saya!" Bentak Mrs. Ellen, membuat Gigi mundur selangkah. Keringatnya juga sudah mulai mengucur perlahan dari pelipisnya. Matilah dia, Gigi mulai berusaha menenangkan pikirannya sebelum mulai bercerita kepada guru killer ini. Namun sebuah tangan meremas pundaknya pelan. Lembut, namun ada ketegasan dibaliknya, "biarkan aku saja yang bercerita."

Gadis itu hanya mengangguk, tangannya meremas ujung lengan seragam milik Zayn Malik, kekasihnya.

"Mrs. Ellen, sebenarnya tidak ada yang menghawatirkan disini. Ini hanyalah keusilan Harry Styles dan kawan-kawannya. Seharusnya kau sudah bisa menebak sebelumnya." Ujar Zayn tenang, sementara Harry sudah mulai berapi-api di sudut ruangan. Untung saja Louis, Liam, James, berusaha untuk menenangkannya. Hanya Niall yang menatap ke kiri dan kanan dengan pandangan bingung, seolah-olah menyesal karena telah melewatkan kejadian yang baru saja terjadi.

"Penghianat kau, Zayn, aku tidak ak-..."

"Ayo, akan kutunjukkan kejahilan apa yang di lakukan anak kebanggaanmu itu." Lagi-lagi Zayn tampak sangat tenang, walau baru saja dia memotong kalimat Harry.

Zayn memandu Mrs. Ellen menuju kerumunan di sudut belakang kelas. Harry melipat tangannya kesal begitu Zayn dan Mrs. Ellen tiba di tempatnya, "aku akan membalasmu, Malik. Tunggu saja." Desisnya tajam.

"Astaga! Apa yang sudah kalian lakukan kepada gadis ini?!!" Teriak Mrs. Ellen dengan raut wajah seperti baru saja keluar hidup-hidup dari pembantaian massal.

Louis mengangkat bahu cuek, "tidak ada salahnya kan, Mrs. Ellen? Toh kami hanya menuliskan RIP di kening gadis ini, dan sedikit menabur bunga di sekelilingnya."

"Bangun nak! Bangun!" Mrs. Ellen menepuk-nepuk pipi gadis itu beberapa kali. Namun dia masih tidak bergeming. Jelas saja Mrs. Ellen sangat panik.

Harry maju selangkah mendekati Mrs. Ellen, "mau tau cara ampuh yang membuatnya langsung sadar? Aku akan mempraktekkannya untukmu."

Guru itu akhirnya memberikan ruang untuk Harry dan apa yang akan di lakukan oleh pria tengil itu walaupun sebenarnya Mrs. Ellen  agak ngeri melihat kelakuan anak muridnya yang satu ini. "Bersiaplah. Satu... Dua.... Tiga..." Hitungnya penuh semangat.

Bug!

"Adoooowwww!!!"

------------------

Semoga kalian suka dengan cerita yang ini ya, guys. Ilysm

Nina Hrm_

MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang