Hari ini aku harus pindah ke Jakarta, aku, Mama dan Papa harus meninggalkan kota yang selama ini sudah disebut tanah kelahiranku. Aku sungguh sedih, meninggalkan kota ini dan harus beradaptasi di kota Jakarta. Aku tau pasti dari cerita teman~teman aku kalau Kita sekolah di Jakarta sangat berbeda rasanya saat sekolah di Kampung. Jakarta yang identik dengan fashion dan segala keangkuhan yang di miliki oleh banyak orang. Apakah aku mampu? Tapi kata Papa aku harus bisa beradaptasi. Aku harus bisa nyaman disana. Dan aku tidak akan mungkin mengecewakan Papa. Aku tau kenapa Papa dan Mama harus pergi dari Bandung dan harus pindah ke Jakarta.
Hari berganti hari, aku sudah mulai menjalani hari hariku di kota Jakarta, Papa sudah mendaftarkanku di salah satu sekolah ternama. Papa tidak ingin mengecewakanku. Aku tau saat ini Papa mencoba untuk membangun usahanya dari awal. Papa begitu giat bekerja. Hatiku sedikit teriris jika melihat Saat Papa pulang dengan wajah lelahnya, namun Papa tidak pernah menghilangkan senyuman dari wajahnya. Aku belajar banyak dari perjuangan Papa dan Mama saat ini. Bagaimana bisa aku mengecewakan pengorbanan Papa dan Mama untuk masa depanku.
Hari ini waktunya untuk aku memulai aktifitas harianku yaitu sekolah. Aku akan sekolah di salah satu SMA terbesar yang ada di Ibukota. Hari pertama mendaftar aku berangkat dengan Papa. Aku melihat gedung sekolah yang sangat tinggi, dan juga lapangan yang sangat lengkap dengan tempat yang di butuhkan seperti di sebelah kanan lingkungan sekolah terdapat kolam renang yang sangat bagus. Di sebelah kiri ada lapangan basket dan juga lapangan bola. Disini sungguh lengkap kalau di bandung aku masih menggunakan lapangan resort untuk berolahraga. Sungguh sangat sangat berbeda.
"Prilly" aku mendengar ada seseorang yang memanggil namaku. Seorang guru wanita yang sosoknya menggunakan hijab.
"ya... " jawabku
"ayo masuk keruangan saya" ucapnya lagi. Aku mengikuti arah tujuannya, dan sampailah di ruangan yang Ia maksud.
" Prilly humaira" ucapnya lagi
Aku menatap kearah pandangan wanita itu, sebagai tanda jawaban bahwa itulah Namaku.
"Saya ibu Sania, Besok kamu masuk di kelas 1 IPA 2, dan seragam bisa kamu ambil di ruang Tata Usaha. Ingat Pukul 6. 45 harus sudah tiba di Sekolah selambat lambatnya Pukul 7. Kamu ingat itu?" ucap wanita itu yang kini sedang memberikanku Arahan buat mematuhi peraturan Sekolah ini.
Beda sungguh beda aku bahkan dulu masuk sekolah pukul 7. 30 dan sekarang aku harus bisa mengikuti eraturan sekolah baruku. Demi Papa dan Mamaku. Setelah selesai mengambil seragam sekolah di Tata usaha, Papa langsung mengajakku pulang karena Papa harus kembali kekantor. Sudah cukup hari ini Papa memberikan waktu untukku. Dan besok aku sudah harus masuk sekolah.
Bagaimana besok? Apakah aku bisa? Bagaimana dengan teman sekelasku? Oh tidak~tidak, bagaimana teman sebangkuku. Aku gak bisa lengah, tapi kenapa aku jadi gelisah seperti ini? Semoga besok menjadi lembaran baru dan menjadi hari yang baik untukku walaupun aku masih ragu.
*
Matahari sudah terlihat menyambut hariku yang baru? Apakah hari ini kisah ku akan secerah cuaca di pagi ini? Semoga saja. Hari ini Papa mengantarkan ku sampai di depan gerbang sekolah. Aku harus terlihat senang, walau hati masih menginginkan kembali ke Bandung, kangen Bella dan juga chika. Besok aku harus mengirimkan sebuah surat untuk mereka. Aku sudah melewati gerbang sekolah, masuk menuju ruangan kelas melewati lapangan Basket. Disana terlihat ramai, ini pagi tapi mereka sudah terlihat basah oleh keringat. Ih apa mereka akan mandi di sekolah? Walaupun olahraga sehat tapi ini masih pagi gak seharusnya sudah mandi keringat begitu, pasti yang sekelas bareng mereka gak akan kuat nyium aroma keringatnya. Huh aneh~aneh saja mereka.
Tapi entah kenapa aku tiba~tiba merasa pusing akibat benturan sesuatu. Aku memegang kepalaku, sepertinya aku masih bingung benda apa yang sudah menghantam bagian kepalaku. Aku terduduk di lantai lapangan. Tak ada yang menolongku, sampai aku mendengar seorang gadis menghampiriku dan memberikan uluran tangannya padaku.
"sini gue bantu? "ucapnya.
Aku bingung kenapa dia membantuku dengan mengulurkan tangannya. Tapi aku tetap membalas uluran tangannya. aku berdiri gadis itu menarik tanganku dan menyuruhku duduk di pinggir lapangan Basket. Dia berbicara lagi dengan lembut
"maafkan Ali" ucapnya padaku.
ALI? Siapa ali?
"Ali? "tanyaku pada gadis itu. Sepertinya dia juga spontan mengucapkan kata~kata itu.
"iya ali, maafkan karena dia sudah melempar kepala lo dengan bola basket itu." ucap gadis itu sendu.
"aku gak apa~apa kok. Mungkin aku juga salah jalan gak fokus malah melamun" ucapku dengan memberikan senyumku padanya. Namun aku dengar di belakang ada pria datang menghampiri aku dengan gadis baik hati tadi.
"Sayang.. "ucap pria itu.
Aku melihat kearah pria itu dan..
"Kamu"ucapku padanya..
BERSAMBUNG....
yang mau baca kelanjutannya yuk di vote dan comment ya.. Biar aku lanjutin ceritanya.. Cerita ini bakalan lain dari pada yang lain yuk readers mendekat dan berikan suaramu
