Eriska menutup pintu kamarnya dengan keras. Langkahnya menghentak ketika menuju tempat tidurnya. Dengan wajah merengut dia duduk di sana sambil merenung. Masih terngiang di otaknya kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Harry, ayahnya.
Eriska mengerang kesal sambil mengacak rambutnya hingga berantakan. Dia sungguh frustasi sekarang. Rasanya ingin kabur dari rumah tapi membayangkannya saja sudah membuatnya merana. Perasaannya kali ini sungguh dilema. Antara menuruti perintah Harry atau tetap membangkang dengan memilih tinggal di asrama.
Tapi...
Kali ini Eriska merengek. Apa jadinya dia tinggal di asrama? Bangun pagi saja dia susahnya minta ampun. Belum lagi dengan seluruh fasilitas yang akan ditarik. Bagaimana hidupnya nanti di asrama jika uang saja tidak ada?
Eriska tersentak. Oh, sebelum Harry mengambil seluruh kartu debitnya, lebih baik dia menarik uang di rekeningnya sebagai simpanan. Dia akan memindahkannya ke rekening baru. Bagus, pikir Eriska sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia berpikir ini adalah ide yang bagus. Dengan begitu dia tetap tidak akan kekurangan uang.
Lamunannya buyar ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi nyaring. Dengan malas Eriska mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas. Wajahnya berubah ceria ketika melihat nama yang muncul di sana.
"HANA," rengek Eriska ketika mengangkat panggilan tersebut.
"Aduh, salah banget gue nelpon lo sekarang," rutuk Hana di seberang sana. "Kali ini apa lagi, hah?"
"Han, masa Papi mau jodohin gue!" cerita Eriska masih kesal dengan Harry yang seenaknya ingin menjodohkannya.
"HAH?" seru Hana tidak percaya. Tiba-tiba suara tawa keras Hana terdengar membuat Eriska merengut. "Lo mau dijodohin?" Tawanya semakin keras.
Eriska memilih diam membiarkan Hana puas tertawa. Lama sahabatnya itu tertawa hingga tawanya mereda. Hana berdeham dan menyadari suaranya menjadi serak karena terlalu banyak tertawa.
"Jadi, lo mau dijodohin sama siapa?" tanya Hana akhirnya.
Eriska manyun. Ya mana dia tahu. Harry belum memberitahunya. Dia lalu membayangkan kalau lelaki yang akan dijodohkan dengannya itu adalah pria dengan perut buncit. Hiiy! Eriska bergidik ngeri membayangkannya.
"Terus, lo terima apa enggak tuh perjodohan?"
Nah justru itu yang masih membuat Eriska bingung. Dia akhirnya menceritakan kronologi kejadian tadi hingga pilihan yang diberikan Harry. Hana menjadi pendengar yang baik dengan tidak menyela cerita Eriska.
"Nah, lo pilih yang mana?" tanya Hana lagi.
Eriska termenung. Hatinya diselimuti rasa ragu. Dia harus pilih yang mana?
o000o
![](https://img.wattpad.com/cover/71715272-288-k17114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Side
Teen FictionEriska dijodohkan. Dia boleh menolak. Tapi ada konsekuensi yang harus dia terima. Lalu dia bertemu Keenan Adhiyaksa. Eriska langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Keenan. Tapi Keenan menolaknya. Kemudian datang lelaki yang ingin dijodohk...