Tayangan di tv memaku perhatian Erd sore itu. Sebuah acara talk show tengah mengundang seorang idol yang selalu menjadi buah bibir hangat karena rank tertinggi yang ia tempati. Melakukan wawancara yang diselipi gurau canda, tetapi apa yang dikatakan gadis idol itu adalah hal yang serius.
Kanzaki Mizuki, idol cantik berambut ungu panjang itu terlihat serius dalam beberapa waktu dan tertawa kecil menanggapi tiap gurauan si presenter.
"Tentu saja, aku tidak main-main. Ini serius," ujarnya. "Dia benar-benar hiatus."
"Apa?" Erd mengertkan dahinya. memajukan duduknya ke bibir sofa. Heran, siapa yang mengira berita seperti ini disampaikan dengan mudahnya? Seseorang yang cukup menyita perhatian publik di samping Mizuki, kini menghilang dari layar kaca tanpa diketahui penyebab pastinya.
Spontan para penonton yang berada di studio tempat acara talk show itu mendadak riuh, sang presenter yang awalnya tidak percaya dan bergurau akan hal itu kini diam dengan tatapan kagetnya yang terpampang jelas. Mizuki sendiri hanya tersenyum tipis, terlihat sekali bahwa ia pun berat menyampaikan hal yang mungkin tak ia inginkan.
"Hei Erd, apa yang menyita perhatianmu sampai tidak sadar jika teko ini sudah kehabisan darah?" tegur Dael. Entah dari mana ia datang dan kini lelaki itu sedang menghabiskan segelas darah terakhir di atas meja.
Erd tidak menanggapi, matanya lurus menatap tv. Dael yang tidak mengerti dan penasaran pada akhirnya turut melihat acara talk show itu. Dalam beberapa menit ia mulai memahami situasi.
Pintu ruangan itu terbuka dari luar, menampilkan Alex yang datang tergopoh-gopoh. "Kalian sudah dengar? Ah, sedang menonton rupanya!" katanya memecah kesunyian. "Acaranya benar-benar live."
"Kau terlambat datang, sejak dari tadi kami sudah tahu," timpal Dael.
Alex mendecih. "Justru aku ke sini ingin memberi tahu kalian."
"Sebenarnya apa yang membuat gadis itu hiatus? Kupikir dia tidak akan semudah itu meninggalkan pekerjaannya tanpa kabar, bahkan menjelang IDW Cup," Erd bertopang dagu.
"Aku belum pernah menemuinya secara langsung, namanya muncul tiba-tiba belum lama ini dan menggemparkan publik sehingga ketika aku ingin menemuinya dia selalu sibuk," Alex menghela napas. "Komori Yui, kita tidak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran gadis itu. Berkenalan dan mengenali dirinya pasti akan menguntungkan, sayangnya dia menghilang tiba-tiba."
"Menghilangnya Yui dari publik memang merugikan banyak pihak, tapi sisi positifnya jalan bagi para idol lain untuk menaikkan karir di publik menjadi lebih mudah," imbuh Alex. Sofa panjang yang tak jauh dari Erd ia rebahi. Sore hari yang penuh kejutan. Ya, penuh. Hingga malam nanti.
"Berarti kesempatan emas, ya. Apa kita harus berlomba-lomba menaikkan nama untuk para manusia itu?" cetus Dael. Alex terkekeh mengejek, matanya memejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Idol And Vampires
Fiksi Penggemar(Beberapa bagian ada yang diprivate, silahkan follow untuk membaca/Please don't copy my story!) Kisah dimulai saat dentingan piano hadir dalam tubuh yang terlahir kembali, tanpa taring, tanpa kulit yang pucat, sebagai seorang manusia. Makhluk mi...