The power of Twin.

1.4K 104 5
                                    

Alex dan Alvin sekarang sudah menginjak Sekolah menengah pertama.

Di sekolah mereka tidak satu kelas, terasa sedikit membosankan. Karena sejak dulu bahkan mereka satu meja.

Hanya di setiap jam istirahat mereka bertemu dan makan bersama di kantin sekolah.
"Alex, Tante Gwen sepertinya lupa memasukkan air minum ku." Jelas Alvin yang duduk di depan kembarannya.

"Lalu?" Tanya Alex dengan lagaknya memegang botol minumnya.
Alvin terlihat kesal "Tidak usah banyak gaya deh! Bagi minum mu!" Alvin langsung merebut botol milik Alex.
"Argh..." Gumam Alex.

Di sela mereka sedang asyik memakan bekal mereka datang seorang siswa dengan gayanya yang acak-acakan bersama geng mereka. Katanya, memang dialah preman di sekolah mereka.
"Hey Kembar Siam! Anak mama yang suka bawa bekal kalau sekolah! Hahahah!"
Dia dan temannya tertawa bersama.

Sedangkan Alex dan Alvin, bahkan tidak melirik ke arahnya. Dengan asyik mereka lanjutkan menghabiskan makan mereka.

Dengan sedikit kesal siswa berandal itu mencoba merebut bekal makan milik Alex. Aelx terkejut, namun dia langsung tak bereaksi. Karena kesal dia mengenggam sendoknya kencang. Tetapi Alvin menahannya dan menggelengkan kepalanya, agar Alex tidak marah.

Siswa berandal itu melihat bekal miliknya, "Woahh! Anak orang kaya. Makanannya makanan mahal ya! Lihat!" Dia memperlihatkan bekal itu pada teman-temannya. Bekal dengan nasi, sayuran dan ikan tuna itu mulai di permainkan di tertawakan.

Tak sabar, Alex langsung berdiri dan memegang pundak siswa itu, "Brengsek, berikan bekalku!" Alvin hanya resah melihat kembarannya ini, ia tahu bahwa Alex tak akan bisa menahan emosinya jika sedang marah.

Saat siswa itu menoleh, ia melihat mata Alex yang tajam. Dia sedikit merinding. "Ah.. Kurang ajar!" Siswa itu mencoba melemparkan bekalnya ke wajah Alex. Dengan cepat Alex memegang tangannya, dan mengambil bekal miliknya, karena ingin melawan siswa itu mengarahkan sebongkah pukulan ke arahnya tetapi Alex bisa menghindar.

Siswa itu berkali-kali mencoba memukul Alex, tetapi tak pernah kena. Saat dia sudah merasa lelah, Alex langsung menendang hingga siswa itu tersungkur.

Alvin mencegah Alex agar tidak lebih jauh dari ini, "Alex sudah cukup. Nanti dapat masalah..." Alex hanga diam.

Merasa tak terima di permalukan di depan orang banyak, ia menerintah temannya, "Sial kau, semuanya serang dia!!" Dengan bersamaan mereka mengeroyok Alex.

Alvin dan seluruh siswa di kantinpun terkejut. Karena tak ingin melihat kakak kembarnya terluka Alvin mencoba membantunya. Akhirnya keributan tak terelakan, dan keributan itu berakhir ketika salah satu siswa yang melihat melaporkan hal itu kepada guru.

......

Mereka semua sekarang duduk di sofa ruang kepembinaan siswa. Hanya siswa-siswa tak disiplin, dan bermasalah yang akan di panggil ke sini. Bagi siswa yang mengeroyok Alex sudah sangat sering di panggil kesini. Tetapi Alex dan Alvin baru pertama kali.

"Kuharap kalian jera dengan hukuman ini. Setiap hari pada jam pulang sekolah, kalian akan harus membersihkan seluruh halaman sekolah secara bersama-sama. Selama sati bulan!" Jelas
Guru pembina pada mereka.

Semua terkejut, "Apa?! Ibu! Kami tak mau melakukan hal itu!"
Bantah ketua geng bandel itu.

"Jimmy! Jika kau, dan kalian semua membantah dan tidak melaksakannya. Maka ibu akan Drop out kalian dari sekolah! Mengerti?!"

Semua ketakutan, "Iya bu..."

"Membuat nama sekolah inj malu saja! Masih bertengkar akibat rebutan makanan. Kalian bukan anak Sekolah Dasar lagi! Sekarang bubar ke kelas kalian masing-masing!"

Daily Live Of Scott's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang