1//Anquinted Love.

86 10 1
                                    

-

Mulmed - Choi Seulhyun

-

//

Monday, 18 August 2016
22.30 KST.

    
Ballet. Mungkin hanya kegiatan itu yang dapat dilakukan untuk menghilangkan beban pikiran, juga beban hati. Dan itu menjadi alasan Seulhyun untuk ballet setiap malam di ruangan eskul milik almarhum ayahnya.

   Choi Seulhyun. Begitulah namanya dipanggil, indah juga menarik. Memiliki paras yang cantik, tubuhnya ramping juga tinggi. Tinggi tubuhnya yang melebihi tinggi rata-rata yeoja seumuran dirinya. Meskipun dirinya selalu dipuja sempurna, tetapi kehidupannya tidak sesempurna apa yang ada di dirinya.

Cinta.

   Hanya itu yang menjadi beban terberat kehidupannya. Cinta bertepuk sebelah tangan, itu sangat menyakitkan. Begitulah yang terjadi dengan Seulhyun. Cinta bertepuk sebelah tangan yang entah sampai kapan akan berakhir, cinta yang ia miliki seperti tidak berujung. Selalu menyedihkan dan menyakitkan.

   Setiap jalan yang ia ambil pun selalu saja menyakiti dirinya, dan itu karena cinta. Cinta yang ia yakini suatu saat nanti akan membuatnya bahagia, tetapi keyakinan itu hambar saat dirinya hanya mendapat keperihan pada hatinya. Ia ingin berpaling tetapi tidak bisa, karena ia tahu berpaling hanya akan membuatnya rasa sakitnya bertambah.

    Kaki jenjang milik Seulhyun kembali menjinjit dan mulai menari-nari. Walaupun cahaya minim yang hanya menerangi dirinya, tubuhnya yang dilapisi baju ballerina berwarna putih menambah kesan indah pada dirinya.

  Tangan mulusnya meraih kaki
jenjangnya sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk membuat lengkungan di atas kepalanya. Kegiatan itu berlansung selama 5 menit, Seulhyun pun kembali dalam posisi normalnya.

"Melelahkan sekali." 

   Seulhyun berjongkok menghadap tas jinjing berwarna hitam miliknya, lalu mengobrak-abrik dalamnya guna mengambil jaketnya. Setelah mendapatkan benda lembut miliknya, ia pun segera memakainya dengan cepat. Melangkah pergi keluar gedung tua milik almarhum ayahnya.

"Maafkan aku appa. Aku masih ingin mencintainya."

//

Tuesday, 19 August 2016
09.30 KST.

  
Seulhyun melangkah kakinya memasuki sebuah gedung yang berisi berbagai alat musik. Di setiap sudutnya dihiasi dengan lukisan indah, dan juga bunga-bunga berwarna warni menempel pada dinding bangunan.

Beberapa piano putih terdapat di bagian kanan sedangkan gitar, biola, dan alat musik lainnya berada pada bagian kiri. Langkah kaki Seulhyun membawanya pada piano berwarna silver yang berbeda warna dari piano lainnya. Membuka penutup atas piano itu, lalu duduk di hadapan piano itu.

Rasa gugup menyelimuti diri Seulhyun, sudah lama sekali ia tidak memainkan piano lagi. Jari-jari lentik Seulhyun pun mulai menyentuh permukaan tuts piano, dan menekannya satu persatu menjadi sebuah alunan lagu yang lembut.

Kedua matanya yang indah menutup menikmati setiap alunan nada yang ia ciptakan. Senyum tulus terpampang pada wajah cantiknya, rambutnya yang tergurai ditiupkan angin membuat pesona Seulhyun memancar.

Ia tidak menyangka kemampuan memainkan pianonya masih sama seperti dulu. Indah juga lembut.

    Sebuah tepukan tangan seseorang membuat kedua tangan Seulhyun refleks terhenti. Matanya terbuka dan melihat sahabatnya sedang berdiri di ambang pintu dengan senyum manis terpantri di wajah tampan lelaki itu. Seulhyun ikut tersenyum kala lelaki jangkung itu menghampiri dirinya.

Ballerina.[Mingyu]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin