3//Old Memory.

54 7 3
                                    


Mulmed - Kim Jinhoo.

Ini semua tentang masa lalu.

-Saxkuraa-

//

Bibir mungil gadis itu meniup kelopak kelopak bunga yang menempel pada bunga dandelion. Kelopak kelopak itu berterbangan seperti kapas yang menari, berputar mengikuti arus angin yang akan membawanya pergi. Menuntun kapas kapas itu pergi.

Gadis bernama 'Seulhyun' itu tertawa ketika salah satu kelopak bunga dandelion menempel pada hidung kucing miliknya. Kucing yang sering dipanggil 'Flurry' itu menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan kelopak dandelion dari hidung putihnya.

"Biar aku bantu, Flurry."

Seulhyun menghampiri kucing berbulu abu-abu itu, dan membersihkan hidung Flurry. Lalu tangan mungil Seulhyun mengelus-elus bulu Flurry, membuat kucing betina itu mengeong manja.

"Seulhyun-ah. Kau disini?"

Kepala Seulhyun berputar ke kanan, melihat seorang lelaki yang amat dikenalnya. Dirinya pun melambai-lambaikan tangannya dengan senyum manis yang terpantri pada wajah cantiknya.

"Annyeong Jinhoo-ya!"

Lelaki yang dipanggil Jinhoo itu pun mendekat, memperhatikan tingkah Seulhyun. Sedangkan Seulhyun mengambil dua batu, lalu menyerahkannya kepada Jinhoo.

"Ayo kita tulis nama kita bertiga,"

" Hyungwon. Seulhyun. Jinhoo."

Seulhyun mulai mengukir nama 'Hyungwon' pada permukaan tanah, sedangkan Jinhoo mengukir nama 'Seulhyun', dan terakhir Seulhyun yang mengukir nama 'Jinhoo'. Tetapi yang berbeda hanyalah tulisan 'Jinhoo' yang dibuat Seulhyun terdapat tulisan kecil 'saranghae' pada sisi huruf 'o'. Dan, Jinhoo sendiri tidak menyadarinya.

//


Seulhyun dimana?

Jinhoo menoleh ke kanan kiri mencari keberadaan Seulhyun, tetapi tetap saja dirinya tidak menemukan kehadiran gadisnya itu. Kedua kakinya pun berjalan menuju ruang tengah, dan mendapati obrolan yang sangat menyakiti hati sekaligus membuat dirinya penasaran. Jinhoo pun bersembunyi di balik dinding, dan berusaha mendengar apa yang baru saja diucapkan keluarga Seulhyun.

"Ya walaupun Seulhyun masih berumur 14 tahun, pasti Seulhyun bisa menerima."

"Apa perjodohan ini tidak terlalu cepat untuk diberitahukan kepada Seulhyun?"

"Pemberitahuan perjodohan Seulhyun tidak terlalu cepat, pasti dirinya bisa menerima,"

"Bagaimanapun juga, Seulhyun tidak boleh terus menerus menaruh rasa pada Jinhoo. Lagipula keluarga Jinhoo itu tidak dipandang baik oleh publik dan juga mereka miskin. Apa yang harus dibanggakan dari mereka?"

Sakit.

Jinhoo memegang dadanya, merasakan seribu pedang menusuk hatinya. Tentu saja dirinya kaget mendengar penuturan appa Seulhyun yang sudah ia anggap appa keduanya, bahkan dirinya tidak menyangka jika appa Seulhyun akan merendahkan keluarganya. Dia benar-benar merasa terhina. Walaupun keluarganya memang keluarga miskin dan tingkat kasta keluarga mereka berbeda, bukan berarti keluarnya dipandang buruk. Bahkan direndahkan secara diam-diam.

Jinhoo pun membalikkan badannya, memejamkan kedua matanya yang hampir saja mengeluarkan air bening. Dirinya sudah muak dengan segala ejekan orang lain terhadap keluarganya dan juga segala akting busuk keluarga sahabat sekaligus gadis yang ia sukai, Seulhyun.

Ballerina.[Mingyu]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin